15. Jadi Babu

1.5K 77 0
                                    

Televisi besar tengah menyala di sebuah ruangan yang terlihat begitu nyaman. Di sofa dengan warna beige, terlihat seorang laki-laki yang tertidur dengan begitu nyaman. Sebelah kakinya ia angkat ke sandaran sofa yang begitu expensive. Bukan orang yang tengah menonton televisi, tapi televisi yang tengah menonton orang itu. Iya benar, itu Arion.

"Arion bangun! Hamburin listrik aja kamu." Bu Gina menggerutu dan lantas mematikan televisi rumahnya segera mungkin.

"Apa sih Mah, enak-enak tidur masih aja diomelin," jawabnya dengan mata yang masih terpejam erat.

"Bangun buruan, nanti ada orang yang harus kamu temuin. Mama gak bakalan biarin kamu kena pukul orang atau mukulin orang lagi sekarang."

"Maksud Mama apa sih Ma?" Arion terbangun dengan malas. Ia mengucak kedua matanya dengan beberapa jari.

Suara bel berbunyi begitu keras, Bu Gina segera pergi untuk membukakan. Ia begitu antusias untuk menyambut seorang tamu.

"Kayak gak asing nih rumah. Tunggu dulu. Sial. Ini kan rumahnya si Arion. Kenapa gue bego banget sih?" Nara merutuki dirinya saat ia baru tersadar kalau rumah yang ia datangi adalah rumah Arion yang pernah ia datangi saat Bu Gina ingin berterima kasih. Merasa sudah terlanjur menekan bel,  Nara berusaha pasrah dan ia ingin mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Pintu itu terbuka lebar menampakkan senyuman Bu Gina dengan begitu ramahnya.

"Bu Gina. Saya disuruh ke sini sama bapak-bapak yang ... emmm yang ...." Tangan Nara menunjuk arah tak jelas ketika ia berusaha mendeskripsikan orang berkemeja hitam yang ia temui di cafè.

"Udah ayo masuk, kamu udah tanda tangan kontrak kan?"

"Tapi ini .... ini maksudnya apaan ya?" Nara masih kebingungan dengan kontrak kerja yang ia lakukan pada bapak berkemeja hitam itu.

"Nara, maafin tante ya. Kali ini tante bohong lagi, habisnya tante gak tau mau lakuin apalagi."

"Maksud tante apaan ya?"

"Begini Nara, kamu ketemu sama laki-laki di cafè yang nawarin kamu kerjaan jadi asisten kan?"

"Iya, kok tante tau?"

"Itu suruhan saya. Saya senang banget kalau kamu mau ambil kerjaan ini." Bu Gina antusias sendiri sementara Nara masih terlihat berpikir apa yang sebenarnya terjadi.

"Kata bapak itu, gue disuruh jadi asisten anak ingusan, apa yang dia maksud Bu Gina? Masa Bu Gina sih, aneh-aneh aja," batin Nara.

"Saya jadi asisten Bu Gina maksudnya?" tanya Nara bingung.

"Apa? Hahah, bukan Nara. Sini-sini," ucapnya seraya menarik tangan Nara ke ruang keluarganya.

"Orang ini yang butuh asisten." Bu Gina menunjuk Arion yang tengah terlelap. Bahkan sebelumnya ia sudah terbangun, namun lantas tidur kembali di sofa nyamannya.

"APA?" Ucapan keras Nara membangunkan Arion yang sekali lagi terganggu akan suara. Ia menyipitkan matanya yang belum sempurna terbuka. Mengucaknya beberapa kali hingga mampu melihat seseorang yang baru saja mengganggu tidurnya.

"Lo ..... ngapain lo di sini? Oh oh jangan bilang lo mau minta ganti rugi buat kaki lo itu. Iya kan?" Arion bangun dengan rambut yang berantakan layaknya sangkar burung.

"Tante kenapa saya harus jadi asisten dia?"

"What? Ma, kenapa dia harus jadi asisten Rion? Kenapa Mama gak bilang apa-apa soal ini sama Rion? Rion gak butuh itu Ma!" Arion berdiri tergesa. Menanyakan maksud apa Mamanya melakukan itu semua. Ia begitu terkejut, hal itu terlihat dari wajahnya.

"Nara, kamu kan udah sepakat, kamu juga udah tanda tanganin kontrak itu kan? Saya dengar adik kamu belum bayaran sekolah yah, beberapa bulan kalau boleh tau?" Pertanyaan Bu Gina membuat Nara bergeming.

Sial. Bu Gina malah memberikannya sebuah pilihan yang tentunya membuat Nara terpojok. Ia bahkan terus diiming-imingi dengan uang demi keluarganya.

"Aduh deh, bodoh banget. Kenapa gue gak nanya kalau anak ingusan itu si Arion. Tamat riwayat gue," batin Nara cemas sendiri.

"Tunggu dulu, gue emang kesel sama dia tapi gue bisa ngerjain dia sepuas gue. Gue bisa bales dendam karena dia udah hina gue, wkwk pasti seru," batin Arion. Mulutnya menyeringai seraya melamun membayangkan hal yang akan menjadi begitu menyenangkan untuknya.

Dengan gagahnya, Rion beranjak merapihkan rambutnya dengan kedua telapak tangan. Kedua tangannya kemudian dimasukkan ke saku celana pendeknya. Ia menghadap tegap ke arah Nara.

"Oke, mulai sekarang lo kerja sama gue. Apapun yang gue lakuin lo harus ikut, lo sekarang babu gue."

"Rion, dia bukan babu, tapi asisten," ketus Bu Gina. Ia pun sempat heran karena sebelumnya Arion sempat menolak.

"Apa bedanya Ma?" Rion melirik sinis Nara.

"Aduh gimana nih gue? Hem udah Nara, dia cuma anak ingusan, masa gitu aja lo takut sama dia. Sepuluh orang kayak dia juga gue sanggup ngadepinnya." Nara terus menguatkan dirinya dalam batin.

"Oke saya terima. Terima kasih telah memberikan pekerjaan untuk saya."

"Nah, Arion .... kamu baik-baik ya sama Nara. Kalau kamu ngelakuin sesuatu sama dia, Mama bakalan aset-aset kamu menjadi berkeping-keping." Bu Gina lantas pergi dengan senyuman. Sepatunya berbunyi keras saat Bu Gina melangkah.

Nara tidak tahu, nasib buruk apalagi yang akan menimpanya. Sekarang, ia harus terikat dengan orang setengah harimau yang bernama Arion. Entah kenapa perasaannya mulai tidak enak sejak saat menerima kontrak kerja itu. Ia harus melupakan semua kejadian memalukan antara dirinya juga Arion yang saat ini adalah majikannya. Nara tahu, Arion pasti akan sangat senang untuk menyiksanya sebentar lagi.

"Mulai sekadang, panggil gue bos! Ngerti lo!" Arion melangkah menabrakan setengah lengannya ke badan Nara.

Nara seketika menjatuhkan lututnya ke lantai.

"Haaaaahhhh, nasib buruk lagi. Demi duit lah ya." Nara meringis pasrah.

Di ruang kamarnya, Arion tersenyum sendiri. Ia bahkan sudah membayangkan bagaimana rencananya untuk mengerjai Nara. Ya, kejengkelan Arion memang belum hilang. Lemparan uang yang Nara lakukan dihadapannya membuatnya selalu terngiang dengan kesal. Jujur saja, di rumahnya, tak ada yang berani melarangnya melakukan hal apapun. Terlebih lagi, Arga pun tak peduli padanya. Ia mengakhiri halusinasinya dengan tersenyum dan lantas beranjak untuk pergi.

Voment🙏thx

MILLION DOLLAR MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang