ALDI tidak habis pikir. Edward tidak sadar apa, kalau Maddie sudah punya pacar? Lebih tepatnya, Aldi sendiri? Dia tidak ada niat untuk mundur, begitu?
Aldi pikir, Maddie tidak akan diganggu siapa-siapa lagi kalau mereka pacaran. Terus Aldi harus apa? Menikahi Maddie?
Harus sejauh itu, biar tidak ada yang bisa mengganggu Maddie?
Aldi sangat tidak rela kalau Edward masih mengganggu pacarnya. Mungkin Aldi terkesan posesif, hanya saja dia benar-benar kesal jika melihat Edward mengajak Maddie bicara.
Ditengah kekesalannya pada Edward, Aldi tiba-tiba tersenyum kecil. Aldi membayangkan kalau nanti dia betulan menikahi Maddie.
Tapi, mereka masih sangat jauh dari hubungan yang menuju ke arah sana. Buktinya, hingga kini Aldi menunggu Maddie menge-chat dirinya duluan, membujuknya agar tidak usah cemburu.
Apa Aldi kurang menunjukkan kecemburuannya tadi siang? Maddie itu ... memang manusia tertidakpeka. Padahal, Aldi sudah terang-terangan menunjukkan kalau dirinya cemburu.
Sementara itu, Maddie sedang melahap martabak manis di atas kasurnya sambil menonton drama. Seru banget.
Tidak juga, sih.
Sebenarnya Maddie menonton drama buat mengusir keinginannya untuk menge-chat Aldi. Maddie tahu betul Aldi pasti masih kesal soal kejadian tadi siang. Maddie hanya tidak tahu caranya untuk membujuk Aldi.
Maddie bukan tipe cewek seperti itu.
Jadi, dia memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa dengan menonton drama yang sebenarnya sudah berkali-kali Maddie tonton.
Hmph, bosen banget anjir. Gue udah bosen nonton drama ini... Aldi kok ga nge-chat gue, sih?!
Maddie menghela napas. Dia kekenyangan, dan super bosan.
Entah kenapa, tiba-tiba Maddie merasa membutuhkan Aldi saat ini.
***
"Lo ngapain ngajak gue ketemuan malem-malem, sih? Gabut amat. Gue udah ngantuk, juga."
Itu suara Kevin yang sedang merutuki Aldi karena cowok itu memaksanya untuk bertemu di sebuah kafe, padahal hari sudah malam. Aldi itu kadang memang tidak tahu diri.
"Jahat amat lo. Kalo gak mau dateng juga gak pa-pa, sih."
"Woi tapir, gak sadar tadi yang maksa-maksa gue siapa, hah?! Lagian, gue ngedenger nada putus asa pas lo nelepon gue. Gue kira lo mau bunuh diri."
Aldi memasang tampang masam. "Gue memang mau bunuh diri."
"Kenapa lo? Bokap?"
Aldi menggeleng. "Tania."
Kevin memasang tampang takjub. Dia mengorbankan waktu tidurnya hanya untuk mendengar Aldi curhat soal ... cewek?
Seandainya membunuh itu bukan dosa, mungkin Kevin langsung menghajar sampai mati sahabat kurang ajarnya itu.
"Ya ampun, Di. Cuma gara-gara cewek, anjir! Gue tadi tuh ngantuk banget tau, gak?! Gue rela melek lagi demi lo!"
"Hm," Aldi menunjukkan raut wajah tidak bersalah. "Makasih ya. Sayang deh, sama kamu. Sini cium," Kepala Aldi mendekati Kevin.
"Jauh-jauh lo, najis!" Kevin mendorong kepala Aldi.
"Caranya biar Tania tau kalo gue cemburu gimana ya, Vin?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Haters
Dla nastolatkówApa yang kalian pikirkan kalau denger nama Aldian Trevor? Itu lho, cowok ganteng blasteran yang sekarang populer karena debutnya dalam film layar lebar. Tapi dia punya haters. Cowok imut kayak dia, siapa yang bisa benci sih? Nggak percaya? Kenalan...