MADDIE menggerakkan tangannya untuk mematikan alarm yang mengganggu tidurnya. Matanya tidak sengaja menatap jam dinding, ternyata sudah waktunya ia bangun dan bersiap ke sekolah.
Maddie bangkit dari tempat tidurnya. Tiga puluh menit kemudian, ia selesai mandi dan berpakaian. Ia duduk di meja rias dan memakai skincare. Setelah itu, ia menyisir dan merapikan rambutnya yang hanya akan digerai.
Ponsel Maddie tiba-tiba berdering. Ada telepon masuk. Maddie buru-buru mengangkatnya karena sudah tahu siapa si penelepon tersebut.
"Pagi," ucap Aldi diseberang. "Udah bisa sekolah?"
"Udah," jawab Maddie sambil tersenyum. "Ini udah siap, tinggal sarapan."
"Sama dong. Lo sama siapa di rumah?"
"Sendiri aja."
"Oh. Gue jemput ya."
"Eh... nggak usah—"
"Ga ada penolakan. Tunggu ya, Cantik."
"Loh, kok gitu?"
"Tunggu aja. Eh, udah dulu ya, Tan, Mama lagi minta tolong," kata Aldi. Maddie mendengar suara Mama Aldi.
"Okay," ucap Maddie, lalu mengakhiri telepon.
Setelah selesai sarapan, Maddie menanyakan dimana Aldi sekarang lewat chat. Tak lama kemudian, Maddie mendapat balasan dari Aldi yang mengatakan kalau dia sudah dijalan. Maddie memutuskan menunggu di depan rumah agar langsung pergi.
Sepuluh menit berlalu, Aldi akhirnya sampai. Ia turun lalu membukakan Maddie pintu mobil.
"Cantiknya," ucap Aldi terang-terangan.
Maddie masuk ke mobil dan mencoba menahan senyum. Entah mengapa, suasana menjadi lebih cerah dan hangat. Ah, pagi ini... indah sekali.
Bucin... Batin Maddie.
"Kok diem aja, sih?" Tanya Aldi saat mereka sudah hampir separuh perjalanan.
"Hah? Enggak juga...," bantah Maddie canggung.
"Daritadi gue terus yang ngomong, Tania..."
"Emang iya?"
Aldi menghela napas pelan. "Iya atuh, Cantik."
"Nama gue Maddeline, Al. Bukan Cantik."
"Kan itu maksudnya dipuji..."
"Iya tapi nama gue bukan Cantik," kata Maddie datar.
Aldi menatap Maddie takjub. Ini cewek nggak tahu harus merespon pujian gue apa emang masih sejutek ini...Batinnya keki.
"Tapi," Aldi menoleh sedikit pada Maddie. "Suka nggak, dipanggil Cantik?"
Maddie hanya diam, yang bisa dilihat hanya pipinya yang perlahan memerah.
Ugh... siapa bilang dia boleh bikin baper, ucap Maddie dalam hati.
Maddie memberanikan diri buat membalas Aldi. Ia menyentuh lengan Aldi yang sedang memegang setir mobil. Aldi yang tadinya menghadap lurus, jadi menoleh dan mendapati wajah Maddie yang mendekat.
"Suka."
Kini gantian Aldi yang menahan senyum. Dia lumayan kaget tapi tidak menjauhkan diri. Ia hanya menoleh kembali ke depan. Satu tangannya menyandarkan kepalanya di pintu mobil. Aldi tertawa kecil, sementara Maddie menarik kembali tangannya.
"Nggak boleh gitu, Tania. Ini lagi bawa mobil, tau. Bikin nggak fokus aja."
"Makanya nggak boleh bikin baper," balas Maddie spontan.
![](https://img.wattpad.com/cover/92897791-288-k345382.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Haters
Novela JuvenilApa yang kalian pikirkan kalau denger nama Aldian Trevor? Itu lho, cowok ganteng blasteran yang sekarang populer karena debutnya dalam film layar lebar. Tapi dia punya haters. Cowok imut kayak dia, siapa yang bisa benci sih? Nggak percaya? Kenalan...