Kuasa ALLAH [Epilog]

6.4K 293 47
                                    

بسم اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kalau ada prolog mesti ada Epilog dong yah jadi
.
.

Selamat datang di Epilog Kuasa ALLAH,
Ada yang kangen Ica dan Umar nggak nih?
Kalau kalian kangen,
Cusss baca

AWAS‼️ Typo Bertebaran ‼️
Happy Reading

💕💕💕

****

Kehidupan manusia belum dikatakan berakhir sebelum mereka mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya.

***

"ABIIIII...."
Dari arah sebuah rumah yang terlihat asri, muncul dua anak kecil yang berlarian menuju kearah seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari mobil putih.

Pria itu bergegas menyadari begitu sorot matanya menangkap siluet kedua bocah tersebut.
"Assalamualaikum permata hati Abi .... " balasnya berdiri dengan lututnya mensejajarkan tinggi badannya sembari merentangkan tangannya seakan menyambut kedua bocah itu untuk dipeluk.
"Ada apa sih ini tumben banget mau meluk Abi," kata pria itu terheran dengan tingkah anak kembarnya yang terlihat senang.

"Abi ... Abi ... tau ndak, tadi waktu di sekolah, Kak Syafi di kasih permen sama temen-temen adek loh, Bi ... banyaaakk banget," cerita Syifa—salah satu dari kedua bocah tadi dengan wajah antusiasnya.

Umar tergelak melihat ekspresi Syafi yang sudah tidak enak dilihat karena mengetahui Syifa, adiknya, telah membocorkan kejadian di sekolah tadi siang.

Iyapp, sekarang Syafi dan Syifa telah menginjak usia 7 tahun. Mereka baru beberapa bulan lalu memasuki bangku sekolah dasar. Dan seperti yang dikatakan Syifa, pesona Syafi begitu digandrungi teman-temannya.

"Eh iya? Terus terus Syifa dikasih permennya nggak?" tanya Umar yang turut antusias.

Syifa menggeleng cepat, "Tidak Abi, Syifa minta malah dimarahin. Padahal permennya banyak loh Abi."

Pembicaraan itu masih juga berlanjut sehingga membuat Syafi merasa salah tingkah sendiri, bahkan wajahnya kini memerah.
"Syifa ... hentikan ... Kakak bukannya nggak mau ngasih tapi ... tapi ... cuma itu ... Cuma ...."
Syafi terlampau gugup hingga berbicara tidak jelas.

Umar semakin tergelak begitu menyadari putra sulungnya gugup dan kebingungan mencari alasan yang tepat.

"Eh ada apa ini? Kayaknya seru banget?"
Seorang wanita dengan gamis warna hijau terlihat mendekat nimbrung.

Wanita itu bernama Alisa atau Ica yang merupakan sang ibunda dari si kembar itu. Wanita cantik itu mengayunkan kakinya mendekat ke arah sang suami kemudian mencium tangan suaminya itu dengan penuh kasih sayang.

"Umi, Syifa lagi nyeritain kejadian di sekolah tadi. Masa tadi tu kakak di—" Mulut Syifa langsung di bungkam oleh Syafi sebelum Syifa menyelesaikan ceritanya.

"Nggak papa kok umi, kita mau belajar dulu yah Bi, mi, dadah," kata Syafi berpamitan. Syafi lantas memasuki rumahnya kembali bersama sang adik yang masih dibungkam mulutnya.

"Emmm, emmkak, emmlempas!"
Syifa terus meronta-ronta meminta di lepaskan. Sedangkan sang kakak masih kekeh membungkam hingga di teras rumah.

Umar dan Ica menatap kepergian kedua anaknya itu dengan tergelak.
"Aduh, Ya Allah, ada-ada aja tingkah ajaib mereka itu," ujar Umar tergelak dengan kepalanya yang menggeleng tak habis pikir.

[2] Kuasa ALLAH [TAMAT | TAHAP REVISI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang