١٨ : Ya Allah Tolong Aku

8.7K 660 24
                                    

سْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

AWAS‼️ Typo Bertebaran ‼️
Happy Reading

💕💕💕

Yang namanya perempuan, jika ditanya lebih mengutamakan pikiran atau perasaan, maka  PERASAAN lah yang akan bersuara.

-Alysa Analousyah-

💕💕💕

Ica's Pov

Aku terus mencari-cari dimana pelaku itu berada. Karena disini sangatlah gelap, aku menjadi tidak tahu dimana posisinya sekarang. Belum lagi kakiku yang sudah sedikit gemetar karena phobia ku.

Ya Allah

"Siapa Lo sebenarnya? Tunjukkan dirimu!!! Dasar pengecut. " Ucapku lantang.

" Hahaha, benarkah kau ingin mengetahui siapa aku sebenarnya? " Tanyanya dengan suara sumbang.

" Cih, tentu saja. "

" Kau tak akan menyesal? "

" Gue pastikan gue tak akan menyesal. Yang pasti nanti gue akan menghajar lo habis-habisan. " Ucapku yakin.

" Yakin sekali kau. "
" Baiklah "

Clap

Lampu menyala dengan terang hingga aku harus menutup mataku supaya dapat menyesuaikan intensitas cahaya yang amat terang.

Aku mengerjap pelan melihat ke arah seorang pria yang berdiri di depanku.
Aku melihat dari sepatunya dan naik keatas hingga wajah yang tak asing berada di depanku. Wajah salah seorang dari tiga orang yang aku temui kemarin. Tanganku mengepal kuat.

"Terkejut ? " Katanya sembari tertawa tanpa beban.

" Sudah gue duga pasti pelakunya di antara mereka bertiga dan ternyata benar itu kau Kak Kelvin. " Geramku marah.

" Hahaha gadis yang pintar, sayangnya aku lebih pintar dari mu, Ica. " Kata Kelvin berbangga diri.

" Sebenarnya apa yang kau mau hah?! "Gertakku muak dengan topeng palsunya.

" Hahaha... Serahkan perusahaan abi kamu kepada ku. "

" Apa-apaan kau ini. Siapa kau yang berani beraninya meminta perusahaan itu seenaknya. " Ucapku sinis.

Senyum smirk terbit di bibir tipisnya.
" Kau tak akan tahu masalah ini. "

" Ck. "

" Jadi kau juga yang telah menyekap orang-orang di kampus dan mengembalikannya dalam keadaan hipotermia? "

" Haha tentu saja. " Jawabnya enteng.

Genggaman tanganku semakin kuat sampai kuku kuku tanganku memucat begitu mendengarnya berbicara seperti itu.
" Dan kau sendiri juga yang menjuluki ku munafik? Bahkan kau lebih munafik. " Kataku emosi.

" Hahaha bukan aku. Tapi teman temanku. "

" Dan kau lah yang menghasut mereka. " Intonasiku saat berbicara aku tekan dan meninggi.

[2] Kuasa ALLAH [TAMAT | TAHAP REVISI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang