٣٥ : Maira Zevani Yuasa

14.2K 645 52
                                    

سْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

AWAS‼️ Typo Bertebaran ‼️
Happy Reading

Pagi ini merupakan pagi terindah bagi sepasang suami istri yang baru kemarin melangsungkan pernikahannya.
Umar dan Ica.

Kini Ica sedang memasukkan beberapa potong baju ke dalam koper yang berukuran sedang. Ia tampak lihai dalan menata baju-baju itu dengan rapi.
Di ambang pintu, terdapat sang suami, Umar yang memandang istri kecilnya itu dengan senyum yang terus mengembangkan di bibirnya.

"Sayang, apa semua udah siap? " Tanya Umar sembari berjalan mendekat ke arah sang istri yang sedang duduk di pinggir  ranjang.

"Bentar mas, beberapa baju lagi." Jawab Ica yang masih sibuk melihat beberapa baju yang masih berada di luar koper.

"Kok banyak banget sih sayang, kita kan cuma pergi 3 hari aja. " Tanya Umar lagi dengan bingung melihat pakaian yang di masukkan sang istri banyak.

" Hehe biasa mas, kalau perempuan mah gitu, jangan heran yah. " Ujar Ica diselingi cengiran khasnya.

" Ada ada aja sih kamu ini. " Kata Umar mengelus rambut panjang sang istri dengan penuh kasih sayang.

***

"Umi, Umar sama Ica pamit dulu yah. Doain selamat sampai tujuan." Ucap Umar berpamitan dengan sang Umi yang kini sedang ada di depan pintu rumah.

"Iya, Amiin. Tapi jangan lupa oleh olehnya loh. "Ujar Umi.

" Hehe iya bun, nggak sampe lupa kok. Tenang, Ica pasti akan pilihin barang barang yang Ica jamin bunda pasti seneng. " Jawab Ica tanpa mengerti apa yang dimaksud 'oleh-oleh' menurut bundanya itu.

" Ish sayang, yang Umi maksud itu bukan itu. " Kata sang suami terkekeh geli melihat betapa polosnya sang Istri.

Ica memandang bingung ke arah Umar dan berlanjut ke arah....
"Terus maksudnya apa bun?" Tanya Ica

"Maksudnya itu, jangan lupa oleh-oleh baby Umar Junior nya. " Jawab Umi terkekeh geli.

Sedangkan Ica, semburat merah telah menghiasi pipinya. Antara malu karena salah faham dan malu karena itu.

"Ya udah Umi, kasihan Istri umar yang udah malu ini. Kami pamit ya umi. "

" Haha iya iya, jaga Ica baik-baik. "

" Siap Umi pasti!!! " Balas Umar sembari mencium punggung tangan sang Umi.

"Umi, Ica juga pamit yah." Kata Ica yang mengikuti gerakan Umar.

"Iya sayang, kalau Umar ngapa-ngapain kamu, langsung lapor bunda aja. " Ujar Umi Umar kepada Ica.

" Ish Umi ini gimana sih, Ica kan udah hak Umar, jadi ya mau diapa apain juga kan ndak papa. " Ucap Umar di selingi guyonan yang membuat Ica tersipu lagi.

" Haha kamu ini yah, maksud Umi itu kalau kamu sampai nyakitin Ica. Ya udah buruan deh berangkat, pesawatnya keburu take off. "Kata Umi.

" Hehe Iya Umi. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. " Kata Umar dan Ica berbarengan.

" Wassalamu'alaikum Warohmtullahi Wabarokatuh. "

***

" Mas bisa tolong anterin Sya ke bandara nggak? " Tanya perempuan berhijab yang tengah merapikan gamis maroon yang ia kenakan.

[2] Kuasa ALLAH [TAMAT | TAHAP REVISI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang