(45)

914 40 24
                                    


=€¢=[45]=¢€=•
||End||
※※※FL&LL※※※



Busan 18-12-2059

Seorang berjas putih keluar dari ruang ICU membuat semua orang yang menunggu langsung berdiri dan menghampirinya.

"Bagaimana keadaannya!?"

"Dia baik-baik saja, kan!?"

"Dokter berhasil menyelamatkannya!?"

"Dia kekurangan darah dok!? Ambil darah saya!"

"Dok! Jawab!"

Baru saja dokter tersebut keluar dari ruang ICU banyak pertanyaan yang menyambutnya keluar.

"Dok jawab! Apa yang terjadi dengannya!?" ucap Yongwo emosi.

Dokter itu menatap mereka semua dan menghela nafas lemah.

"Maafkan saya... " ucap Dokter itu membuat semuanya semakin tidak percaya.

Tangis yang tadinya sudah berhenti sekarang keluar kembali.

"Kenapa kau meminta maaf hah!?" tanya Jisu yang sekarang terbawa emosi, padahal sejak tadi Jisu mengontrol semua emosi temannya namun sekarang dirinyalah yang termakan emosi.

"Maafkan saya... Gadis itu tidak bisa kami selamatkan... Kami sudah berusaha namun gagal, jantungnya tidak mau berdetak kembali... Jantungnya sudah berhenti saat menuju ke rumah sakit... Dia juga mengeluarkan banyak darah, itu juga yang membuat dia tidak mungkin bisa di selamatkan" jelas dokter tersebut.


Ayah Aila pingsan, langsung di bantu Jisu dan di tangani dokter. Dia shock mendengar dokter itu mengatakan jika putri satu-satunya telah pergi.
Ayah Aila tadi langsung pergi ke Busan menggunakan jet pribadi milik Appa Daesu saat diberitahu jika putrinya mengalami kecelakaan.

Setelah dokter itu mengatakan kalimat 'tidak bisa kami selamatkan' Daesu sudah langsung menerobos pintu ruang ICU, matanya melihat Aila yang terbaring di ranjang ICU tersebut.

"AI!! BANGUN! KENAPA KAU TIDUR!?" Teriak Daesu sambil menggoncang tubuh Aila yang terbaring tanpa ada reaksi darinya sama sekali.

"Jangan lepas semua alatnya!! Dia masih hidup! Dia masih butuh semua alat ini!! Jangan ada yang berani melepas alat-alat ini!" perintah Daesu melihat suster yang akan melepas beberapa alat dari tubuh Aila. Suster itu patuh lalu keluar tanpa melepas satu alatpun dari tubuh Aila.

"AILA! CEPAT BANGUN! Hiks... " isakan Daesu sudah tidak bisa ia tahan.

"Kau ulang tahun hari ini! Aku... Aku sudah membelikan mu hadiah! Bangunlah! Buka hadiah dariku... Hiks" ucap Daesu yang terpotong dengan tangisannya, dia memeluk tubuh Aila yang sudah tidak bernyawa itu dengan menangisinya.

Senyum Aila, ucapan menyebalkan Aila, pukulan Aila, kebersamaan mereka saat di sekolah ataupun di luar sekolah, Daesu ingat dengan jelas itu semua.

"Ai... Pukul aku! Aku merindukan pukulanmu.. Hiks" ucap Daesu di sela-sela tangisannya.

Dia masih memeluk tubuh Aila. Jika Aila baik-baik saja, mungkin Daesu akan mendapat pukulan keras dari Aila karena memeluknya seperti itu.

First Love And Last Love(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang