7. Samyang Challenge.

49 6 0
                                    

Kurentangkan kedua tangan merasa pegal. Hari ini cukup melelahkan. Waktuku banyak tersita oleh belanja makanan, lalu bolak-balik pilih baju ke mall sebelum kemudian membelinya setelah di coba satu per satu di tempat ganti. Dan satu lagi, kami berdua tidak jadi ke salon. Karena kata pegawainya, aku itu tidak perlu perawatan lagi sebab aku ini udah ganteng kuadrat.

Sungguh luar biasa, bukan? Itu merupakan sebuah pujian yang sangat menguntungkan karena telah menyelamatkanku dari sarang sentuhan.

"Sufala, samyang-nya udah siap nih." Citrasena memanggilku sembari mengetuk pintu kamar dengan sedikit nyaring. "Buruan! Aku tunggu di ruang tamu ya."

"Iya, Na." Aku segera mengganti baju, lalu menyisir rambut biar tampak rapi. Setelah itu kubuka pintu, dan melangkah lurus menuju ruang tamu.

Kulihat Papa dan Mama ada di sana sambil duduk santai menonton televisi bersama Citrasena yang ada di samping Sanjaya---Adik laki-lakiku. Panggil aja Ajay. Dia keriting, kulitnya putih sepertiku. Namun, di antara kami tidak ada kemiripan sama sekali.

Mengenai Mama dan Papa, mereka sudah tidak asing lagi saat Citrasena berkunjung ke rumah. Sebab mereka tahu bahwa aku dan dia itu sudah menjalin persahabatan sejak kecil. Kami sering menghabiskan waktu bersama, termasuk dalam mengerjakan tugas kelompok dari sekolah.

Maka tak heran bila Papa dan Mama sudah menganggap Citrasena sebagai putrinya sendiri. Jujur saja, aku tidak memiliki adik perempuan. Jadi, tidak menutup kemungkinan jika orang tuaku menyayangi gadis itu.

Oh ya, satu lagi. Jarak di antara rumahku dan Citrasena itu dekat, bersebelahan.

"Sufala, kamu sama Citrasena mau makan samyang berdua, ya?" tanya Mama saat aku sudah berada di dekatnya.

"Iya, Tan. Tadi Sufala ngajak aku, katanya mau gila-gilaan bareng." Citrasena bantu menjawab ketika aku menoleh ke arahnya dengan alis terangkat sebelah. "Katanya biar seru makan mie pedas kayak gini biar ada tantangan."

Sial. Kenapa dia berkata jujur?

"Kalo gitu, Tante sama Om boleh ikutan gak?" Mama kembali berkata dengan senyum jahilnya. "Biar kita sama-sama gila bareng jadi gak tanggung. Iyakan, Pa?"

Papa mengangguk. "Iya lah. Biar kita seru-seruan bareng."

"Ajay juga mau ikut dong, biar gila juga!" Sanjaya bertepuk tangan dengan mata berbinar. "Pasti seru deh! Duh, gak sabar jadi gila bareng-bareng."

Ini kenapa jadi pengen ikut semua?

"Gimana, Sufala? Boleh, kan?" Citrasena menatapku yang tengah kebingungan. "Kalo banyak yang ikut, nanti tambah seru loh."

Semua orang yang ada di ruangan itu menatapku, menunggu jawaban dengan mata yang terlihat berkaca-kaca, bening seperti mata bayi.

"Yaudah, terserah kalian. Aku ikut," jawabku kemudian dengan tersenyum tipis, "Tapi dalam waktu sepuluh menit, kita berlima sudah harus ngabisin samyang-nya tanpa minum. Gimana? Setuju?"

"Ish, apaan itu? Ajay gak mau ah, nanti bisa mati kalo caranya begitu." Ajay cemberut dengan melipat kedua tangan di depan dada. Sementara aku memutar bola mata, malas.

Emang aku pikirin? Lagi pula urusan mati itu udah ada yang ngatur.

"Apa itu tidak berlebihan?" tanya Mama khawatir, "Kamu tidak lagi main-mainkan?"

"Ma, ini namanya tantangan. Jadi, gimana? Pada mau ikut gak? Kalo nggak sih, gak papa." Aku memandang keempat orang yang ada di sana secara bergantian. Mereka terdiam lama sebelum kemudian mengangguk mengiyakan.

Setelah itu kami berlima duduk berhadapan, ngatur posisi. Lalu mengambil mangkok berisi samyang yang terletak di atas meja. Untung saja tadi aku beli lima bungkus, jadi dapat kebagian semua.

Stopwatch di mulai. Dalam waktu sepuluh menit kami sudah harus menghabiskan mie ini tanpa minum.

Bukankah ini merupakan tantangan yang menyenangkan?

"Oke. Dalam hitungan ketiga, samyang challenge resmi kita mulai," kataku memberi komando.

"Satu." kulihat Papa, Mama, Sanjaya, dan Citrasena tengah bersiap-siap dengan mangkok di tangan mereka. Sumpit pun sudah di letakkan di atasnya.

"Dua." Aku tersenyum jahil kala melihat mereka berempat tampak tegang menunggu perkataanku selanjutnya.

"Tiga."

Samyang challenge resmi di mulai.

***

Bersambung,

Sukabumi, 23 Februari 2019.

Pernah nyobain makan samyang? Gimana rasanya? Pedas? 😄

Kalian pernah ngalamin samyang challenge? Seru loh!

Yaudah sih, nanya doang. Wkwkwk

Salam manis dariku,

Sri Azmi.

SufalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang