Hoseok, hae ra, ji wo dan eun ae sarapan bersama. Eun ae terlihat sangat tidak nafsu makan saat itu. Ia makan sambil melamun.
"Ada apa denganmu? Tumben sekali makannya sedikit? Biasanya kau menumpuk nasi nya hingga tinggi sekali setinggi gunung himalaya, hahaha" ledek hoseok
"Ah.. ini, itu.. tidak apa-apa" ucap eun ae gugup.
"Apa sih.. kau ngomong apa, hahaha" hoseok mendorong pelan tubuh eun ae. Dan tumben sekali eun ae tidak membalasnya.
"Kau tahu, sayang? Semua makanan ini, eun ae lah yang memasaknya. Enak, kan?" Hoseok tersenyum menatap hae ra.
Hae ra mengangguk. Lalu ia memegang tangan eun ae. Spontan, eun ae menoleh ke arahnya.
Hae ra tersenyum ke arahnya. Eun ae tidak membalas senyuman hae ra dan malah melanjutkan makannya.
Setelah itu, eun ae pergi ke kamarnya. Sepertinya saat itu ia benar-benar dalam mood yang buruk.
#######
Saat itu Hoseok dan hae ra tampak sangat bahagia. Mereka akhirnya bisa bertemu lagi, setelah 2 bulan tidak bisa bertemu.
Hoseok bercerita banyak hal pada hae ra. Hoseok bercerita tentang kualitas menari nya yang semakin bagus, tentang eun ae dan tentang sekolah nya.
Dan hae ra, dengan sabar mendengarkan semua ocehan hoseok. Hae ra sangat menyayangi hoseok. Begitu juga dengan hoseok.
Selama mereka berpacaran, mereka jarang sekali bertengkar. Sifat mereka yang sama membuat mereka jarang bertengkar.
Ibu dan kakak nya hoseok menilai bahwa, mereka pasangan yang sangat sempurna. Walaupun mereka berdua seumuran, tapi hae ra terlihat lebih dewasa daripada hoseok.
Hal itu lah yang membuat hoseok semakin tergila-gila pada hae ra.
"Oh ya, sayang.. hari ini kau tampak sangat cantik" puji hoseok.
Hae ra hanya tersenyum malu.
Tak terasa hari sudah mulai siang, dan hae ra harus segera kembali ke seoul. Hoseok pergi ke kamar eun ae untuk meminta nya mengantarkan hae ra sampai stasiun kereta.
"Kalau kau tidak keberatan, tolong antar hae ra ke stasiun. Ia akan kembali ke seoul sekarang" ucap hoseok yang sudah di ambang pintu kamar eun ae.
Eun ae yang sedang asik bermain game, langsung mematikan ponsel nya.
"Aku mau saja, tapi motor ku kan rusak, karena semalam aku jatuh dari motor" ucap eun ae datar.
"Ah iya.. bagaimana aku bisa lupa. Yasudah hae ra naik bus saja" ucap hoseok dan langsung pergi lagi.
"Yasudah.. aku tak peduli" gumam eun ae dan lanjut memainkan game nya.
#######
Saat sedang asik bermain game, tiba-tiba sebuah plastik kresek mendarat mulus di tubuhnya.
"Apa ini?" Gumam eun ae.
"Pastikan kau minum itu secara rutin setiap malam. Obat itu akan mempercepat penyembuhan luka mu" jelas hoseok.
"Benarkah? Padahal luka nya tak seserius yang kau pikirkan. Kapan kau membelinya?"
"Tadi setelah mengantarkan hae ra naik bus, saat pulang kesini aku mampir ke apotek" hoseok langsung menutup pintu kamar eun ae dan pergi begitu saja.
"Oh kalau begitu.. TERIMA KASIH!" Teriak eun ae.
#######
Malamnya, hoseok dan ibu nya menonton tv bersama. Tapi saat itu, hoseok terlihat pendiam sekali. Dia jadi sering melamun dan irit bicara.
"Ada apa denganmu? Apa acara berduaanmu dengan hae ra tidak berjalan lancar?" Ucap Ny. Jung tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.
"Tidak.. bukan begitu" gumam hoseok sambil menunduk.
"Lalu?" Kini Ny. Jung menatap anaknya itu
"Ntah kenapa.. setelah mengantarkan hae ra naik bus tadi, perasaan ku tidak enak. Aku merasa gelisah terus" hoseok menggaruk-garuk tenguknya yang sebenarnya tak gatal.
"Sudah, jangan berpikiran yang macam-macam! Tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi, kok" Ny. Jung berusaha menenangkannya dengan mengusap punggungnya.
Hoseok hanya mengangguk lemah.
Tiba-tiba, ponsel hoseok berdering, ternyata ibu nya hae ra yang menelponnya. Dengan segera hoseok mengangkat telpon dari ibu nya hae ra.
"Hoseok-ah.. hae ra.. kecelakaan. Bus yang ia naiki masuk jurang. Dan hae ra.. ia.. hae ra, sudah tiada.. putriku.. hae ra.. sudah meninggal dunia"
Penjelasan dari ibu nya hae ra membuat hoseok sangat syok. Saking syoknya, hoseok tidak bisa berkata apa-apa.
Ia menjatuhkan ponsel nya ke lantai. Tubuhnya seketika kaku, mata nya terasa panas setelah mendapat kabar seperti itu.
Ny. Jung langsung terlihat khawatir melihat anaknya nangis sejadi-jadinya. Hoseok menjambak rambutnya sendiri dengan keras. Ia terus menyakiti dirinya sendiri.
Ny. Jung kewalahan menghentikan tindakan hoseok, sampai untung nya eun ae datang.
Eun ae yang baru saja keluar dari kamarnya, secara spontan ikut membantu Ny. Jung.
Hoseok masih saja menjambaki rambutnya sendiri. Saat itu, hoseok sangat frustasi.
"Tidak, tidak mungkin.. tidak" hoseok selalu bergumam kalimat itu.
Eun ae yang mulai habis kesabarannya, langsung memukul hoseok sampai ia tersungkur.
"ADA APA DENGANMU, BODOH?!?! KENAPA KAU MENYAKITI DIRIMU SENDIRI?!?!" Teriak eun ae kesal.
"Aigo.. kenapa kau memukulnya?!" Ny. Jung segera membantu hoseok untuk duduk.
Untunglah, hoseok sudah mulai tenang. Dengan nafas yang terengah-engah, hoseok berkata :
"Belahan jiwaku, kekasihku, calon istriku, hae ra.. sudah tiada. Dia sudah tidak ada di dunia ini lagi"