Hoseok perlahan-lahan meminum teh buatan eun ae. Ny. Jung terus menenangkan hoseok. Sementara itu, ji wo sedang sibuk berbicara dengan Ny. Park, yang tak lain ialah ibu nya Hae Ra.
"Maafkan aku karena aku mengabari nya telat, tapi hae ra sudah di makam kan. Sebenarnya kami mengetahui hal ini dari siang tadi, jadi kami langsung saja memakamkan nya. Maaf ya~"
"Tidak apa-apa.. tapi, bisakah tante memberitahu kami dimana hae ra di makam kan?"
"Okay.. aku akan memberitahumu besok"
Ny. Park langsung mematikan telponnya.
"Hae ra.. sudah di makam kan. Besok saja kita mengunjungi makamnya, karena sudah malam juga" jelas ji wo.
Seketika hoseok bangun dari duduk nya dan pergi ke kamar nya. Saat itu hoseok benar-benar hancur.
Spontan eun ae mengikutinya.
"Biarkan dia sendiri dulu, eun ae-ah"
Perkataan ji wo tidak eun ae hiraukan. Eun ae tetap mengikuti hoseok sampai di kamar nya.
"Biarkan aku sendiri dulu" ucap hoseok saat tahu eun ae mengikutinya.
"Kenapa? Agar kau bisa melukai dirimu sendiri lagi? Iya?" Balas eun ae.
"Aku tidak akan melakukannya lagi. Janji" gumam hoseok.
"Okay.. tapi pintu nya jangan di kunci!" Pinta eun ae.
Hoseok langsung masuk ke kamarnya. Eun ae tetap diam di depan kamar nya hoseok yang sudah tertutup.
Eun ae duduk di depan pintu kamar hoseok. Ia menyandarkan tubuhnya di pintu kamar hoseok. Eun ae, benar-benar mengkhawatirkan hoseok.
Setelah 1 jam berlalu, eun ae membuka pintu kamar hoseok sedikit. Ia melihat hoseok sedang menangis sambil menatap sebuah foto yang ia pegang.
Hati eun ae sangat sakit melihatnya. Ia tak sanggup melihat pria yang sangat ia cintai menangis seperti itu. Lantas, eun ae menutup kembali pintunya dan kembali duduk.
Dua jam berlalu. Eun ae kembali membuka pintu kamar hoseok sedikit. Eun ae melihat hoseok yang sudah terlelap sambil terus memeluk foto tadi.
Lantas, eun ae masuk ke kamar nya hoseok. Ia menutupi tubuh hoseok dengan selimut. Lalu, eun ae membelai lembut rambut hoseok sambil terus menatapnya.
"Bagaimana ini? Kenapa hatiku sangat sakit, melihatmu seperti ini? Aku tidak tahu, ini membingungkan" gumam eun ae.
#######
Pagi nya, keluarga jung bersiap-siap untuk mengunjungi makam hae ra. Tetapi, hoseok dan eun ae tidak ikut karena mereka harus sekolah. Hari ini adalah ujian kenaikan kelas. Maka dari itu, mereka harus masuk.
Seperti biasa, hoseok berangkat sekolah dengan diantar eun ae. Tapi dengan menggunakan motor Tn. Jung, karena motor eun ae masih rusak.
Keluarga Jung berangkat dengan menggunakan mobil sewaan.
Eun ae mengantar hoseok sampai tepat di depan sekolah nya.
"Hey jung hoseok"
Hoseok menoleh malas.
"Semoga beruntung, ujiannya! Walaupun aku yakin kau tidak bisa mengerjakannya si, hahaha. Kau kan tidak belajar semalam" ucap eun ae sambil tersenyum lebar.
Hoseok hanya mengangguk dan membalas senyuman ceria eun ae. "Kau juga" balas hoseok.
Eun ae langsung menancap gas nya setelah hoseok sudah masuk ke sekolah nya.
#######
Setelah pulang sekolah, eun ae langsung menuju ke sekolah nya hoseok untuk menjemputnya.
"Ayo, aku akan mengantarkanmu ke makam nya hae ra" ucap eun ae saat hoseok sudah naik ke motornya.
"Ah, kita tidak pulang dulu?"
"Ah sudah lah tak usah. Pegangan~"
#######
Hoseok meletakkan sebuah bunga di atas makam nya hae ra. Hoseok menatap sendu makam nya hae ra. Ia, masih tak percaya kalau kekasihnya sudah tiada.
"Maafkan aku karena selama ini, aku tidak bisa menjadi kekasih yang baik untukmu. Setelah ku ingat-ingat, selama ini aku hanya bisa membuatmu sedih. Setiap perdebatan di antara kita, selalu saja.. kau yang mengalah. Aku, kekasih yang buruk, kan?"
Air mata mulai menetes di pipi hoseok. Eun ae yang melihatnya langsung mengusap punggung hoseok.
"Terima kasih.. karena sudah menjadi kekasih yang baik untukku. Selama ini, kau selalu mengajarkan hal yang baik padaku. Kau selalu mengerti aku, kau menerimaku apa adanya. Terima kasih"
Hoseok menutup wajahnya. Ia mengelap sisa-sisa air mata nya.
"Tapi, kau jangan khawatir. Setelah ini, aku tidak akan sedih lagi. Karena ada eun ae, yang selalu ada untukku di setiap saat. Ya.. walaupun dia sangat menyebalkan. Kau tahu, kemarin itu ia memukulku. Keras sekali. Ah, kalau saja dia bukan wanita, pasti sudah ku balas"
"Ck, dasar!" Umpat eun ae.
"Ah, hae ra-ssi. Maafkan aku. Ini semua salah ku. Andai saja saat itu motor ku tidak rusak, pasti aku yang mengantarmu ke stasiun. Dan, tidak akan terjadi hal seperti ini" gumam eun ae merasa bersalah.
"Hey ini bukan salahmu. Ini takdir. Tidak ada yang bisa menyangkanya" ucap hoseok menenangkannya.
"Yasudah, kami pulang dulu. Semoga kau tenang disana" ucap hoseok dan langsung pergi begitu saja.
"Hae ra-ssi.. kau jangan khawatir. Sekarang, giliran aku yang akan membahagiakan nya. Kau jangan cemas kan dia" ucap eun ae dan langsung lari menyusul hoseok.