34

134 15 2
                                    

"Hoseok oppa!"

Hoseok hanya tersenyum menyambut kedatangan seorang gadis cantik berambut pendek yang kini sudah duduk di samping hoseok. Gadis itu langsung saja memeluk erat hoseok.

Deg!

Eun ae yang kini duduk di jok belakang hanya bisa menelan ludahnya. Hatinya kini di tusuk secara bertubi-tubi melihat kejadian di hadapannya.

"Bagaimana kabarmu?" Pertanyaan hoseok membuat gadis itu melepaskan pelukannya. "Tentu saja baik!"

Gadis itu seketika menyadari keberadaan eun ae yang sempat terlupakan. "Oh.. siapa?" Tanya gadis itu berbisik pada hoseok.

Hoseok hanya diam saja dan kembali melajukan mobilnya.

"Harusnya aku tidak ikut saja" batin eun ae. Rasanya sangat menyesakan dan perih. Hatinya benar-benar sakit sekarang. Bagaimana tidak? Sikap hoseok yang berubah drastis padanya saja sudah sangat menyesakan dada. Apalagi melihat ia berpelukan dengan gadis lain?

#######

Gadis yang bernama yunjin itu selalu saja menempel pada hoseok. Dan hoseok pun terlihat tidak masalah dengan itu. Malah ia menyambut yunjin dengan tangan terbuka.

Ia tahu hal itu menyakitkan bagi hatinya. Namun eun ae masih saja tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mereka berdua.

Eun ae sangat amat berusaha menyumbat ekor matanya agar tidak meneteskan air mata. Dalam hatinya ia dengan setia menyemangati dirinya sendiri.

Ia sendiri pun menyadari akan perbedaan dari dirinya sendiri. Ntah mengapa, semenjak berpisah dari hoseok, ia menjadi wanita yang cengeng, sensitif dan lebih pendiam.

Jung Hoseok memberikan pengaruh yang besar untuk hidup eun ae. Kira-kira kalimat itu lah yang pantas disematkan untuk pria manis berdimple unik itu.

"Ibu.. ayah.. Ji Wo unnie, aku pamit pulang. Terima kasih atas semuanya" eun ae membungkukkan tubuhnya di depan satu keluarga Jung, dan juga Yunjin.

"Kenapa tidak menginap saja, sih? Ibu masih merindukanmu, tahu!" Ny. Jung segera memeluk erat eun ae.

"Maaf bu.. aku tidak bisa meninggalkan cabang ayah ku terlalu lama. Bisa-bisa aku digantung mati olehnya, haha"

Gurauan eun ae membuat suasana menjadi lebih hangat. Seperti ibu pada umumnya, Ny. Jung bahkan menangis hanya karena eun ae meninggalkan ia lagi.

"Hoseok, harusnya kau antar eun ae!" Pintah Tn. Jung. Hoseok terlihat tidak memperdulikannya.

"Tidak apa-apa. Aku bisa sendiri. Sampai jumpa semuanya!"

Sepeninggalnya eun ae, Ji wo menatap hoseok tajam. Ia tahu betul ada yang aneh diantara mereka berdua.

"Ada apa denganmu! Kenapa sikapmu kasar sekali pada eun ae?!" Bentak ji wo.

"Loh, aku bahkan tidak menyentuhnya sedikit pun. Apanya yang kasar?" Balas hoseok dengan emosi.

"Eun ae.. tumben sekali ia memanggilku 'unnie'. Ntahlah tapi jadi aku khawatir padanya" gumam Ji wo lemah.

#######

Setelah 3 hari berada di Gwangju, Hoseok kembali ke Seoul bersama Yunjin.

Yunjin membungkukkan tubuhnya berkali-kali pada hoseok karna hoseok sudah mengantarkan dirinya sampai dirumah dengan selamat.

Hoseok hanya tersenyum hangat. Tangannya melambai-lambai saat Yunjin sudah jauh dari mobilnya.

Saat akan melajukan kembali mobilnya, ponselnya tiba-tiba bergetar. Nama Seokjin terpampang jelas di antara kedua tombol hijau dan merah. Hoseok segera menekan tombol hijau dan mendekatkan ponselnya pada telinganya.

Just HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang