"Waktu itu aku pernah memergoki eun ae mencium pipi nya hoseok tau!!" Ucap namjun heboh.
Ya, kini member bts malah sedang membicarakan eun ae dan hoseok. Sementara pasangan kekasih itu pun sedang bertengkar sekarang.
"Serius?? Dimana? Kapan??" Tanya jimin penasaran.
"Sekitar sebulan yang lalu! Di dapur!" Jawab namjun semangat.
"Sepertinya mereka berpacaran! Hubungan yang sudah seperti itu sudah tidak seperti hubungan antara kakak dan adik tau!" Timbrung Taehyung.
"Benarkah seperti itu?" Gumam Yoongi ikut penasaran.
"Yah, mereka berdua memang mencurigakan" gumam Jungkook.
"Memang mereka berpacaran" ucap seokjin tiba-tiba.
"APA?!"
"Wah jadi benar ya.." ucap Jungkook tak percaya.
"Sudah dari 4 bulan yang lalu. Aku sudah mengetahuinya dari awal, jadi ya aku tidak terkejut lagi" jelas seokjin lagi.
Tak lama, hoseok pun datang dengan wajah yang murung.
"Nah.. itu dia orangnya. Hoseok-ah.. pas sekali kau datang. Kita habis membicarakanmu dan eun ae nih, haha. Mereka penasaran sekali, jadi sepertinya kau beritahu saja tentang hubungan kalian" ucapan seokjin tidak digubris oleh hoseok. Hoseok hanya melewatinya dan langsung masuk ke kamarnya.
Brakkk
Semuanya terkejut saat hoseok menutup pintu kamarnya dengan kasar.
"Ada apa dengannya?" Namjun menatap ke semua temannya.
"Ntahlah" taehyung mengangkat kedua bahunya.
"Apa dia baru saja bertengkar dengan eun ae?" Timbrung jimin.
Seokjin hanya diam. Dan tak lama, ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar nya hoseok.
#######
Hoseok duduk di kasurnya. Pikirannya teringat dengan apa yang baru saja terjadi padanya.
"Sekarang terserah kau saja. Lakukan sesukamu dan aku tidak akan peduli lagi"
"Dan baiklah.. aku akan menuruti permintaanmu. Kau ingin kita putus, bukan? Baiklah. Kita putus" ucap hoseok lagi dan langsung pergi dari rumah eun ae.
Hoseok menjambak rambutnya sendiri dengan kesal. "Urgh, bodoh"
Tak lama, seokjin masuk ke kamar hoseok dan langsung duduk di samping hoseok.
"Apa kau habis bertengkar dengan eun ae?" Tanya seokjin perhatian.
Hoseok menggelengkan kepala nya lemah. Ia menunduk, menatap lantai kamarnya yang sebenarnya tidak ada apapun yang menarik untuk dilihat
"Tidak hyung.. hanya, kami putus" gumam hoseok yang nyaris tak terdengar.
"Apa?! Kenapa?!" Ucap seokjin sangat terkejut.
Hoseok mengangkat kepala nya dan menatap seokjin sambil tersenyum pahit. "Kami terlalu berbeda untuk bersatu, hyung. Kami sangat berbeda"
Seokjin terdiam. Ia sungguh tidak menyangka bahwa hubungan mereka sangat tidak sehat. Seokjin pikir, eun ae akan bahagia bila bersama hoseok.
"Eun ae protes karena aku selalu memarahinya, mengekangnya, dan cemburu buta padanya. Ia selalu menginginkan kebebasan, sementara aku tidak bisa memberikan itu" jelas hoseok lagi.
"Padahal aku masih sangat mencintainya" hoseok menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Lantas, seokjin mengusap punggung hoseok agar ia bisa lebih tenang.
"Hoseok-ah.. apa kau tahu kenapa aku dan eun ae saat berpacaran dulu jarang sekali bertengkar?" Ucapan seokjin membuat hoseok menatapnya lekat. Mata hoseok bergetar mencari jawaban. Ia nampak kebingungan.
"Karena sifat kalian.. sama?" Jawab hoseok ragu-ragu.
"Tidak, bukan karena itu" seokjin menggelengkan kepalanya. Hoseok sedikit terkejut.
"Seperti sebuah magnet. Saat satu magnet berkutub utara, sementara magnet yang lain berkutub selatan, jika kau dekatkan keduanya, maka apa yang terjadi?" Tanya seokjin.
"Kedua magnet itu.. akan menempel satu sama lain?" Jawab hoseok ragu-ragu.
"Yap! Benar sekali! Jika sebaliknya, kedua magnet itu sama-sama berkutub utara, jika kau dekatkan keduanya.. maka apa yang terjadi?" Tanya seokjin lagi.
"Kedua magnet itu... saling menolak satu sama lain dan tidak bisa menempel" gumam hoseok. Lalu, ia terdiam. Hoseok berusaha mencerna arti dari semua ucapan hyung nya itu.
"Ah, itu..." hoseok ragu-ragu menatap seokjin.
"Ya, benar.. justru jika sifat kalian berbeda lah, maka kalian akan terus saling tertarik dan menempel satu sama lain. Seperti magnet tadi. Dan aku, justru karena sifat ku dan eun ae sama lah yang membuat kita tidak bisa bersama" jelas seokjin.
"Hyung.. kau... benar" gumam hoseok.
"Bukankah aku jenius? Hahaha" ucap seokjin puas.
"Aku.. akan menemui eun ae lagi!" Tegas hoseok dan segera beranjak dari duduknya.
Akan tetapi, saat itu pula sang manager masuk ke kamar. Manager menatap hoseok tajam.
"Aku tahu.. tentang hubunganmu dengan eun ae"
#######
Eun ae merebahkan dirinya di kasur. Ia menatap langit kamarnya yang kosong. Ia kembali memikirkan apa yang baru saja terjadi. Kalimat terakhir dari mulut hoseok membuat dadanya sesak.
"Sekarang terserah kau saja. Lakukan sesukamu dan aku tidak akan peduli lagi"
"Dan baiklah.. aku akan menuruti permintaanmu. Kau ingin kita putus, bukan? Baiklah. Kita putus"
"Jung Hoseok.. kau kejam sekali" gumam eun ae.
Eun ae menutup kedua matanya. Dada nya merasa sakit dan terasa sesak. Ia tak menyangka, bahwa hubungannya dengan hoseok, kandas secepat ini.
Air matanya lama kelamaan keluar dari kedua matanya. Ia menggigit bibir bawahnya dengan kencang sampai berdarah agar ia tidak menangis.
"Hoseok-ah.. kenapa aku bisa se cinta ini padamu? Kau satu-satunya pria yang bisa membuatku segila ini. Aku bahkan, tidak bisa melepaskanmu" eun ae meringkuk sambil terus menangis.
"Seharusnya.. kau tidak menuruti permintaanku. Jadi kita, masih bisa bersama"
Drttt.. Drtttt
Mengetahui ponsel nya getar menandakan ada telpon masuk, eun ae segera mengeceknya dan berharap itu telpon dari hoseok.
Tapi ternyata..
'Nomor tidak dikenal'