24

97 16 0
                                    

5 Desember 2017

"Saengiel chukae hamnida, Eun Ae Bodoh! HAHAHAHA" Teriak Seokjin.

"Waw, menakjubkan.. kau orang pertama yang mengucapkannya" ucap eun ae terharu.

"Tiup dulu lilinnya! Pegal sekali tahu!" Protes seokjin.

"Haha, ok ok"

Eun ae memejamkan matanya sambil berdoa.

Lalu, ia meniup semua lilinnya dengan sekali tiupan.

"Yeah! Selamat ulang tahun sekali lagi!" Ucap seokjin lagi.

"Thank you"

Seokjin menaruh kue nya di lantai, lalu duduk di depan nya. Eun ae pun mengikutinya.

Saat itu mereka hanya berdua di ruang latihan. Tadinya eun ae sedang mengajari seokjin dance, tapi tak di sangka saat tepat tengah malam, seokjin membawakan eun ae kue ulang tahun buatannya sendiri.

"Eumm.. rasa vanilla" gumam eun ae yang sudah mencicipi kue nya.

"Kau suka kan?" Tanya seokjin

Eun ae mengangguk sambil tersenyum.

"Ini enak sekali. Terima kasih ya"

Seokjin merasa senang sekali karna eun ae menyukai kue buatannya.

Mereka berdua memakan kue nya bersama.

"Apa jhope belum memberimu ucapan?" Tanya seokjin.

Eun ae berhenti mengunyah. Wajahnya berubah menjadi murung.

"Belum"

"Yakhh.. dia sedang sibuk mempersiapkan mixtape nya. Jadi ya, wajar. Ia lupa" jelas seokjin menenangkan eun ae.

"Dia bahkan belum tidur hanya untuk mixtape nya itu" lanjutnya.

Sontak, eun ae terkejut mendengarnya.

"Dia.. belum tidur?" Tanya eun ae memastikan.

"Iya.. tadi saat aku lewat studio rekamannya, lampunya masih nyala" jelas seokjin.

"Ya! Aku kesana dulu ya" eun ae berdiri dan hendak pergi menemui hoseok.

"Tunggu sebentar" seokjin memotong kue nya dan menaruhnya di sebuah wadah plastik.

"Berikan padanya. Dia pasti suka" seokjin memberikan eun ae potongan kue yang ia potong tadi.

"Oh, terima kasih. Nanti aku kesini lagi, kok. Kau tunggu disini saja" eun ae pun bergegas pergi meninggalkan seokjin sendiri.

"Ah, aku iri pada hoseok" gumam seokjin.

#######

Eun ae langsung masuk saja ke studio rekaman hoseok tanpa mengetuk pintu nya terlebih dahulu.

Disana ia melihat hoseok yang sedang sibuk mengotak atik komputer nya.

"Hoseok-ya!" Eun ae mengejutkan hoseok yang sedang sibuk itu.

Diluar ekspektasi, hoseok sama sekali tidak terkejut. Karena saat itu, ia benar-benar sangat serius dan fokus.

"Ada apa, hm? Kenapa kau belum tidur?" Ucap hoseok tanpa menoleh ke arah eun ae.

"Kau sibuk sekali. Sudah! Istirahat dulu!" Perkataan eun ae tidak di gubris oleh hoseok.

Eun ae pun mematikan komputer yang sedang dipakai hoseok saat itu. Sontak, hoseok pun terlihat sangat kesal.

"JUNG EUN AE APA YANG KAU LAKUKAN, HA?!" Bentak Hoseok.

Sontak, eun ae pun terkejut.

"Aku hanya ingin kau istirahat sebentar, hanya itu" jelas eun ae.

"Tapi tidak dengan mematikannya! Bagaimana kalau hasil editan ku tidak tersimpan, ha?! Harusnya kau berpikir panjang!" Bentak hoseok lagi.

"KENAPA KAU SENSITIF SEKALI, HA?!" Teriak eun ae mulai ikut emosi

"TOLONG MENGERTI AKU UNTUK HARI INI.. SAJA! AKU LELAH! TOLONG, JANGAN GANGGU AKU DULU!" Hoseok terus membentak eun ae lagi dan lagi.

"Ck, br*ngs*k!" Umpat eun ae dan langsung pergi dari sana.

Ia meninggalkan kue nya di meja samping hoseok.

Hoseok tidak memperdulikan eun ae yang marah padanya. Ia segera mengecek hasil editan lagu nya yang tadi.

"Syukurlah.. untung saja hasil yang tadi sudah tersimpan" gumam hoseok merasa lega.

Tangannya bergerak ke arah meja untuk mengambil botol minum nya. Tapi, tangannya malah terkena krim kue yang di bawa eun ae tadi.

"Eng? Kue siapa ini?" Gumam hoseok.

Ia teringat bahwa terakhir kali orang yang kesini adalah eun ae. Jadi, kue ini milik eun ae

"Apakah ini kue eun ae? Jangan-jangan.." ucapan nya terhenti saat ia melihat kalender di dekatnya.

"Sial.. aku lupa kalau hari ini hari ulang tahunnya" gerutu hoseok.

"Aku harus segera meminta maaf. Tadi aku sudah membentak nya habis-habisan. Padahal ia kesini hanya untuk mendengar ucapan dariku" gumam hoseok merasa sangat menyesal.

"Pasti sekarang ia ada di ruang latihan dengan jin hyung" hoseok pun langsung bergegas pergi kesana mencari eun ae.

#######

Hoseok membuka pintu ruang latihan sedikit demi sedikit. Matanya fokus mencari sosok eun ae.

Dan, ia pun menemukannya. Eun ae berada disana sedang menangis. Dengan seokjin yang sedang memeluknya.

"Tunggu.. kenapa aku merasa sesak, melihat eun ae dan jin hyung berpelukan? Mungkinkah?" Batin hoseok.

Ia pun segera kembali ke studio rekamannya. Melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda. Sambil melupakan apa yang baru saja ia lihat.

#####

"Hey.. sudah berhenti menangis!" Ucap seokjin sambil melepas pelukannya.

"Ok ok. Sudah, aku sudah berhenti menangis" gumam eun ae sambil mengelap sisa sisa air mata nya.

"Sudahlah, jangan dimasukan ke hati. Hoseok memang sensitif kalau sedang lelah" jelas seokjin menenangkannya.

"Ini.. baru pertama kalinya, ia.. membentakku" gumam eun ae merasa sedih.

Seketika hening. Selama 5 menit tidak ada yang berbicara lagi diantara mereka.

"Eun ae?" Panggil seokjin dengan suara yang lembut

"Ya?"

"Aku pikir.. kau harus berhenti mencintai hoseok, karena.. kau pun butuh merasakan rasanya dicintai juga, bukan mencintai terus"

"Ya.. kau benar"

"Sudah hampir 7 tahun, aku menyukainya. Aku tidak pernah berhenti menyukainya. Padahal, sudah jelas sekali ia tidak menyukai wanita tomboy seperti ku" eun ae menunduk kecewa. Jujur ia sudah berusaha untuk menjadi wanita feminim, tapi selalu gagal.

"Kau tidak perlu menjadi feminim hanya agar ia menyukaimu. Jadi dirimu sendiri, dan biarkan ia menyukai mu apa adanya kau"

"Aku yakin.. banyak pria yang menyukaimu" gumam seokjin

"Iya? Aku tidak tahu"

"Iya.. salah satunya aku"

Eun ae pun terdiam.

"Ya! Ayo kita berkencan!" Seokjin kini memegang kedua tangan eun ae. Ia menatap eun ae dengan penuh harapan.

"Ingat.. kau harus merasakan rasanya dicintai juga! Ayolah.."

Diluar ekspektasi, eun ae mengangguk mengiyakan bujukan seokjin.

"Kau.. mau jadi pacarku? Benarkah?"

"Iya"

Lantas, seokjin pun memeluk erat eun ae.

"Akhirnya.. terima kasih Tuhan. Aku janji akan membahagiakannya!" -seokjin.

"Ternyata hari itu benar akan datang. Hari dimana aku berhenti menyukai hoseok" -eun ae.

Just HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang