Hari senin memang hari yang paling malas untuk kembali ke sekolah. Hal itu lah yang dirasakan seorang pria bernama hoseok.
Sebenarnya hoseok adalah pria yang rajin. Dia selalu masuk sekolah kecuali ia sakit saja. Tapi apa daya, dia yang baru saja ditinggal pergi sang kekasih tentunya merasa sebagian jiwa nya hilang dan ia merasa kosong.
Dan hampa.
"Apa aku bolos saja hari ini?" Pikirnya.
Hoseok lekas mandi dan memakai seragam sekolah nya. Ia pamit untuk pergi ke sekolah.
Padahal, ia akan ke tempat lain.
Hoseok berangkat dengan menaiki bus. Di perjalanan ia mengirimi sebuah pesan kepada teman sekelasnya.
"Hari ini aku tidak masuk sekolah. Aku sakit"
Hoseok memasang earphone dan menyetel lagu favorite nya. Ia memejamkan matanya. Wajah kekasihnya kini terbayang lagi dipikirannya.
Hoseok memasuki sebuah tempat yang di depannya terdapat tulisan "Klub Dance Neuron"
Tempat ini lah yang selalu hoseok dan gadisnya kunjungi setiap pulang sekolah.
"Astaga, tempat ini berantakan sekali" Gumam hoseok saat melihat banyaknya sampah makanan berserakan di lantai.
Hoseok lekas membersihkan semua sampah-sampah itu. Lantai nya ia sapu dan di pel.
Hoseok sangat tidak suka kotor.
Slurpppp
"Oh? Siapa yang makan ramyun di pagi hari? Bukankah klub kosong kalau pagi?"
Pikir hoseok ketakutan.
"Jangan-jangan..hantu?"
Hoseok memilih berhenti berpikiran aneh dan mulai mencari sumber suara.
Suara nya berasal dari ruang latihan.
Perlahan-lahan hoseok membuka pintunya dan sedikit mengintip.
Disana ada seorang wanita yang masih mengenakan baju tidur sambil makan ramyun dengan lahapnya.
Hoseok memutuskan masuk kedalam dan menghampiri wanita itu.
"Emm, permisi. Kau siapa ya?" Tanya hoseok dengan sopan nya.
Wanita itu mendongak kan kepala nya, memperlihatkan wajah cantiknya.
"Aku? Eun Ae" jawabnya singkat.
"Maksudku, kenapa kau ada disini? Sepertinya aku baru melihatmu disini" kini hoseok duduk di depan wanita itu.
"Aku penghuni baru disini"
"Bukankah ruang latihan wanita ada di lantai 2? Kenapa kau ada disini? Ini kan ruang latihan untuk pria" jelas hoseok.
"Ah, kau cerewet sekali ya" wanita yang bernama eun ae itu berdiri dan mengambil seragam sekolah nya.
Hoseok melihatnya keheranan. Siapa sih makhluk tak sopan ini?
"Ah, kau. Bisa keluar sebentar? Aku ingin ganti baju nih" eun ae mengusir hoseok dengan santai nya.
"Kenapa tidak di toilet saja si? Lagipula, harusnya aku yang mengusirmu. Seenaknya saja di ruang latihan pria" hoseok berdiri dan wajahnya terlihat sangat kesal.
"Malas"
"Tidak mau. Harusnya kau yang pergi dari sini" hoseok membalas tidak mau kalah.
"Ini aku juga mau pergi,kok. Tapi aku perlu ganti baju dulu. Masa iya aku sekolah pakai baju tidur?"
"Yasudah kalau tidak mau pergi, aku tetap akan ganti baju disini" kini eun ae mulai membuka kancing piyama nya.
"Astaga, kau gila" hoseok langsung pergi dari tempat itu.
Brakk
Hoseok menutup pintu dengan kasar. Ia sangat kesal berurusan dengan wanita tak tahu diri seperti eun ae.
Hoseok duduk di sofa depan dan mulai menyalakan tv. Tak lama, eun ae keluar dengan memakai seragam sekolah nya. Ia duduk di sofa dan memakai sepatu nya.
"Kau masih anak baru disini. Jaga sikapmu. Kau tahu, kau tak sopan sekali, dan tidak tahu diri sekali" hoseok menasehati nya.
"Sumpah, baru ku temui pria cerewet sepertimu" gumam eun ae sambil mengikat tali sepatu nya.
"Apa?!" Kini nada suara hoseok meninggi. Sepertinya rasa sabar nya sudah habis menghadapi anak ini.
Eun ae kini menatap hoseok. Ia sedikit terkejut mendengar suara hoseok yang sedikit membentaknya.
"Kau mau berangkat sekolah, kan? Ayo ku antar. Aku bawa motor" eun ae yang memperhatikan hoseok memakai seragam menawari nya tumpangan.
"Ada apa dengan anak ini? Kenapa tiba-tiba jadi baik seperti ini? Ckck, apa dia takut karena aku sedikit membentaknya, tadi"
Pikir hoseok terkekeh.
"Tidak usah. Hari ini aku mau bolos" jawab hoseok ketus.
"Yah lagipula aku hanya basa-basi saja. Dilihat dari seragamnya, kita tidak satu sekolah" eun ae berdiri dan mengambil tas nya.
"Tunggu!"
Hoseok menghentikan langkah eun ae yang akan berangkat.
Eun ae menoleh. "Apa?"
"Maafkan aku karena sudah sedikit membentakmu tadi. Padahal kita baru saja bertemu, tapi sudah memberikan first impression yang buruk" hoseok menunduk merasa bersalah.
Tentu saja, karena selama ini ia tidak pernah sekali pun membentak perempuan.
"Jangan sakit hati ya.." kini hoseok menatap eun ae penuh harapan.
"Ck, siapa yang sakit hati,coba? Tenang saja, hati ku ini kasar. Se kasar sikapmu" balas eun ae ketus dan lekas pergi.
Hoseok memejamkan matanya dan mencoba untuk bersabar menghadapi wanita menyebalkan seperti nya.