"Biarkan aku tidur disini hanya untuk malam ini"
Hoseok menghempaskan tubuhnya di samping Jungkook. Merasa tidurnya terganggu, Jungkook lekas duduk dan menatap hyungnya itu kesal. "Kenapa hyung tidak tidur di kamar hyung sendiri saja sih?! Kamar hyung luas malah!"
"Malas. Ada eun ae"
Sontak Jungkook terkejut mendengarnya. Ia memukul lengan hyungnya itu. "Lalu kenapa kau tinggalkan ia sendirian disana?? Kasihan kan dia"
"Jungkook-ah.. aku terlalu lelah dan malas untuk menjelaskannya. Sudah kau jangan ikut campur!" Gumam hoseok dengan mata yang masih terpejam.
"Kau kejam, hyung" Jungkook segera beranjak dari kasurnya. Ia mencari sendalnya dan langsung memakainya. Sebelum keluar dari kamar, ia sempat menatap hyungnya itu dulu.
"Aku tahu dia sudah meninggalkanmu. Tapi bukankah dengan mengabaikannya adalah perbuatan yang kekanak-kanakan?" Jungkook segera keluar dari kamarnya itu dan menutup pintunya dengan kencang.
#######
Jungkook mengelus lembut kepala eun ae. Keheningan itu membuat eun ae bertambah sesak. Ia menggigit bibir bawahnya sendiri dengan kencang, mencoba menahan tangisnya.
"Noona menangis saja jika ingin"
Eun ae langsung menatap Jungkook sendu. Perkataan lembut Jungkook membuat hati eun ae hangat. Tidak banyak, tapi cukup membuatnya tenang.
Eun ae menggelengkan kepala nya dengan cepat. "Aku tidak ingin. Jadi tidak usah, kan?" Eun ae tersenyum lebar membuktikan.
Jungkook ikut menggelengkan kepalanya. "Mata noona berkaca-kaca. Itu artinya ingin"
Eun ae masih mempertahankan senyum lebar nya itu. Ia mengelus pucuk kepala Jungkook. "Sana, kau tidur. Matamu merah sekali, pasti Hoseok menganggu tidurmu, kan?"
Jungkook memanyunkan bibirnya. "Iya.. dasar hoseok hyung itu! Setidaknya jangan pakai kamarku sebagai pelariannya"
"Yasudah kau tidur disini saja" eun ae berdiri dan mengambil tas nya yang sempat ia lempar secara sembarangan. "Aku juga harus kembali ke rumahku. Masih banyak pekerjaan yang belum selesai"
Jungkook hanya mengangguk malas. Sepertinya ia sudah terlalu mengantuk dan lelah untuk mencegah eun ae. Tapi mau bagaimana? Eun ae hanya akan tetap tinggal jika Hoseok yang menginginkannya.
#######
Baru saja matahari menampakkan dirinya, member bts sudah tiba di bandara Incheon. Serempak dengan teriakan para fans mereka yang setia menunggu mereka, tanpa menganggu mereka sedikitpun.
Mereka kembali dengan wajah ceria nya. Para fans menatap mereka ikut senang melihat wajah cerah seria idol nya itu.
Begitu pula dengan eun ae. Dia senang melihat wajah hoseok yang ceria seperti itu, walaupun dirinya bukanlah alasannya. Eun ae sampai rela meninggalkan Jepang beserta cabang Ayahnya hanya karena Hoseok. Ntahlah, hati nya masih terasa mengganjal melihat sikap dingin Hoseok padanya.
"Andaikan wajahmu seperti itu saat melihat ku kemarin" eun ae memotret wajah ceria Hoseok yang tengah menatap fans nya.
#######
Sejak usainya konser kemarin, kini para member BTS diberi waktu istirahat selama 1 minggu. Beberapa ada yang hanya di dorm saja untuk tidur, seperti Yoongi, dan ada pula yang pulang ke kampung halamannya, seperti Hoseok.
Hoseok berkali-kali mengecek apakah ada yang tertinggal atau tidak. Sementara itu, eun ae hanya duduk di kasur hoseok sambil menatapnya yang tengah sibuk mempersiapkan segalanya.
"Kau hanya akan pulang ke rumahmu, kenapa kau gelisah sekali jika ada yang tertinggal? Haha" sudah kesekian kali eun ae mencoba mengembalikan situasi dingin antara ia dan Hoseok. Tapi percuma. Lagi dan lagi, hoseok tidak menghiraukannya.
Kini hoseok bergegas pergi ke mobilnya. Tak tinggal diam, eun ae mengekor dibelakangnya. Tetapi, ternyata hoseok malah pergi ke toilet.
"Kau bahkan mau mengikutiku, kesini?" Hoseok menunjuk pintu kamar mandi yang tengah terbuka lebar.
"Ah, maaf"
Hoseok tidak menyahutinya dan masuk ke dalamnya. Suara pintu yang ditutup kencang hampir membuat eun ae menangis keras. Sungguh, ia sebenarnya tidak tahan akan sikap hoseok padanya. Tapi, berkat bakat aktingnya lah yang membuat dirinya tidak pernah terlihat menangis di depan hoseok.
"Tidak.. tahan tangismu, eun ae! Hoseok tidak menyukai gadis cengeng seperti ini. Tahan, oke!" Gumam eun ae menguatkan dirinya sendiri.
"Ah, lebih baik aku masuk ke mobilnya duluan" eun ae yang berniat ikut pergi ke Gwangju, kini berjalan pelan sambil membawa tas besar hoseok yang hoseok tinggalkan di kamarnya.
#######
"Kenapa kau disini?" Hoseok menatap eun ae tajam. Tatapannya seakan penuh kebencian saat melihat mantan nya berada di dalam mobilnya.
"Aku mau ikut. Kenapa? Tidak boleh? Ingat, aku ini masih adikmu! Jadi rumahmu adalah rumahku juga"
Hoseok hanya melihat eun ae sekilas dan langsung melajukan mobil putihnya itu.
"Kita sudah lama sekali tidak dance bersama. Ayo lakukan itu saat sampai disana!" Eun ae membuka percakapan setelah mereka hampir saja dilahap keheningan yang menakutkan.
Lagi dan lagi.. hoseok hanya diam tak menyahuti. Sorot mata nya yang tajam menandakan ia sedikit terganggu atas kehadiran mantannya itu.
"Sebenarnya aku belum sarapan, habis kau bangun pagi sekali sih!"
"....."
"Kau tahu, semalam kau itu ganggu tidurnya Jungkook! Dasar"
"......."
"Sampai disana aku akan memasakan sesuatu untukmu! Ayo tebak apa itu!"
"......."
Hoseok menghentikan laju mobilnya di tepi sungai. Tangannya sibuk merogoh ponsel yang berada di kantong celananya.
"Kenapa kita berhenti disini? Bukankah Gwangju itu masih jauh???" Pertanyaan eun ae tidak digubris dan kini hoseok malah terlihat menelpon seseorang.
"Oppa sudah sampai. Cepat ya~" hoseok hanya mengatakan kalimat itu dan mematikan sambungannya.
Kini hoseok menatap eun ae yang tengah kebingungan. "Turun. Pindah ke belakang"