#Part 12

606 88 1
                                    


-00-


Semenjak hari dimana Yeonra nampak seperti menyatakan cintanya kepada Wonwoo, hubungan mereka berdua menjadi sedikit canggung. Yeonra yang masih merasa ragu dengan ucapan Wonwoo bahwa lelaki itu mau menjadi kekasihnya, benar-benar membuat semuanya menjadi rancu.

Untuk memastikan keraguannya, Yeonra mencari waktu yang tepat untuk bicara berdua dengan Wonwoo dan disinilah dia sekarang, merasa beruntung karena bangku di sebelah Wonwoo kosong, belum ada penumpang bis yang lain berniat duduk di bangku tersebut.

"Jeon Wonwoo!" panggil Yeonra, yang dipanggilpun menoleh lantas tersenyum, tak dapat dipungkiri, Yeonra sedikit berdebar melihat senyuman itu apalagi jika mengingat bahwa selama ini Wonwoo jarang sekali tersenyum, hanya ekspresi datarlah yang mengisi hari-hari lelaki itu.


Hari itu menjadi hari pertama Yeonra melihat senyuman seorang Jeon Wonwoo.


Yeonra menggelengkan kepalanya, berusaha kembali fokus pada niatnya.

"Apa maksud perkataanmu kemarin? Apakah kita-"

"Kita pacaran."

Yeonra mengerutkan keningnya, "Apa yang kau bawa?" Wonwoo malah balik bertanya, membuat Yeonra mengalihkan pandangannya pada sebungkus plastik berisi beberapa kue yang ia beli sepulang sekolah tadi. Yeonra meraih salah satu kue itu lantas mengarahkannya pada Wonwoo, "Kau mau?"

Wonwoo menganggukan kepalanya lalu meraih kue pemberian Yeonra dengan senang hati, terbukti betapa lahapnya Wonwoo menyantapnya sekarang. Yeonra mengerucutkan bibirnya, bukankah niat awalnya tadi ingin menanyai Wonwoo? Kenapa sekarang menjadi adegan memakan roti?

"Ini enak, tapi kue buatan nenekku lebih enak, kau mau bertemu dengannya?"

Siapa sangka, keputusan Yeonra untuk mengiyakan ajakan Wonwoo saat itu membuat hubungan mereka berdua menjadi lebih dekat. 

Sejak saat itu, Yeonra yang merasa cocok dengan sosok nenek Wonwoopun kerap kali bertemu dengannya untuk membuat kue bersama atau sekedar mengobrol. Wonwoo dan Yeonrapun menjadi semakin sering bertemu dan berinteraksi bahkan untuk hal-hal yang kecil seperti meminjam bolpoin maupun pergi bersama ke kantin. 

Sangat berbeda dengan hubungan mereka dulu yang hanya sekedar saling menatap saat bertemu.

Jujur saja, Yeonra merasa nyaman setiap kali berada di dekat Wonwoo. Yeonra kira, Wonwoo adalah sosok lelaki pendiam, namun pemikirannya itu berubah sejak mengenal sosok Wonwoo lebih jauh. Wonwoo sangat menyenangkan, saat mereka berdua mengobrol, selalu ada topik yang menyibukan mereka walaupun tak jarang juga ada perdebatan kecil menghiasi obrolan mereka.

Yeonra menyukainya? Yeonra rasa, iya.

Perasaan berdebar dan tak sabar untuk bertemu dengan Wonwoo semakin hari semakin Yeonra rasakan. Namun, ada satu hal yang mengganjal perasaan Yeonra, apakah Wonwoo benar-benar mencintainya seperti yang ia rasakan?

Memang benar, saat itu Wonwoo berkata seolah mengiyakan bahwa ia dan Yeonra adalah pasangan kekasih, tapi Yeonra merasa perilaku Wonwoo padanya bukanlah seperti sepasang kekasih, hanya sebagai teman biasa.


Wonwoo tidak pernah memanggil Yeonra dengan sebutan 'sayang' atau sebutan khusus lainnya, ia hanya akan memanggil dengan sebutan Park Yeonra atau lebih parahnya, hei Park Yeonra.


Wonwoo tidak pernah berkata bahwa ia merindukan Yeonra.


Love Scenario [Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang