#Part 18

551 91 8
                                    


-00-


Wonwoo melipat kertas ditangannya begitu membaca satu baris kalimat yang cukup mengusik dalam hatinya. Pandangannya teralih pada sosok Yeonra yang telah kembali dengan membawa sebotol minuman yang terisi penuh.

"Jadi, bagaimana keputusanmu?"

"Hmm?" Yeonra menoleh pada Wonwoo yang menatapnya serius, gadis itu hanya menggeleng kecil lantas menuangkan air pada gelas Wonwoo yang tadinya kosong.

"Kita tidak harus membicarakannya sekarang, kan? Aku tidak ingin membuat keputusan di tengah situasi ini, pasca nenek meninggalkan kita, kau pasti juga sangat kehilangan."

Wonwoo mengangguk mendengar penjelasan Yeonra, "Kau juga, pasti merasa kehilangan."

"Kau benar, aku merasa bersalah akan banyak hal, tapi nenek selalu bisa menenangkanku, yah kita harus saling menyemangati kali ini." Ucap Yeonra semangat, mencoba menyalurkan energi bahwa semua akan baik-baik saja dengan memegang erat kedua tangan Wonwoo. Wonwoo menatap tangannya dengan canggung, membuat Yeonrapun menjadi canggung pula, lantas dilepasnya tangan Wonwoo dengan cepat.

"Wonwoo, bagaimana kabar perempuan yang kau ceritakan itu?" Yeonra bertanya, memecahkan kecanggungan tadi agar tak berlangsung lebih lama. Wonwoo nampak menerawang sejenak, lantas menatap Yeonra.

Sebenarnya Yeonra bertanya-tanya, apakah tidak masalah menanyakan tentang ini di tengah suasana duka saat ini? Namun rasanya Yeonra juga ingin membuat Wonwoo merasa lebih baik dengan membantunya, dengan masalah ini contohnya.

"Entahlah, rumit." Wonwoo menjawab dengan singkat.

"Kenapa? Dia sudah punya kekasih?"

Wonwoo mengangguk, "Yah, dia punya seorang lelaki disisinya yang sepertinya cukup bisa diandalkan, tapi entah kenapa aku tidak terlalu menyukainya."

"Hei, itu artinya kau cemburu."

"Tidak juga."

"Lalu, kau akan menyerah?"

"Kau menyuruhku menjadi orang ketiga?"

Yeonra menggeleng, "Tidak juga sih, semangat Jeon Wonwoo." Ucap Yeonra menggoyang-goyangkan tangannya menyemangati Wonwoo. Wonwoo sepertinya tidak memiliki kesempatan dengan gadis yang dicintainya itu, lantas apa yang harus Yeonra lakukan? Haruskah ia mengenalkannya dengan temannya?

"Wonwoo, bagaimana jika kau kukenalkan dengan temanku?" tawar Yeonra, mengeluarkan isi ide pikirannya tadi.

"Aku tidak mau, aku tidak mau menjalin hubungan jika bukan dengannya."

Yeonra terdiam mendengar ucapan Wonwoo. Menatap Wonwoo yang tengah meminum air, sebuah pemandangan yang menurut Yeonra membuat Wonwoo semakin tampan setelah mengucapkan kalimat yang menurutnya cukup menyentuh.

Wonwoo tampan? Yah, Yeonra akui itu. Wonwoo memang lelaki yang tampan, namun akibat kesalah pahaman yang menyelimutinya, sosok tampan itu seolah menghilang sesaat bagi Yeonra. Namun, setelah mengetahui alasan dibalik kesalah pahaman tersebut, Yeonra merasa ketampanan Wonwoo memang cukup bisa diakui.

Mencoba kembali fokus, Yeonra kembali bertanya, "Apa maksudmu? Kau dulu bahkan mau menjalin hubungan denganku."

Wonwoo mengangguk, "Lalu?"

Baiklah, Yeonra merasa benar-benar konyol kali ini. Rasanya Yeonra terdengar seperti cemburu pada gadis itu, ingin rasanya Yeonra menarik kata-katanya tadi, bisakah?

"Kalau kau memang hanya mau dengannya, berarti kau akan menunggunya sampai dia putus dengan kekasihnya?"

"Tidak juga."

Love Scenario [Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang