#Part 15

570 91 4
                                    


-00-


Langkah kaki Yeonra menggiringnya berjalan menuju perkebunan yang dipenuhi tumbuhan dengan banyak buah-buahan yang siap petik disana. Selama berjalan, pikiran Yeonra terasa bercabang kesana kemari, mendadak merasa seperti kembali ke masa lalu ketika ia masih bersama dengan Wonwoo. Pikirannya masih mencoba mencerna kejadian yang dialaminya, menyatukannya dengan informasi yang ia dapat dari nenek, menambah rasa pilu yang Yeonra rasakan.

Pasti saat itu Wonwoo sangat sakit hati padanya.

Baiklah, anggap saat itu memang Yeonra tidak menyadari terlalu dalam mengenai sifat Wonwoo yang kelewat misterius itu. Wonwoo seolah terbiasa menyimpan semua bebannya sendirian, ia bahkan nampak canggung untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, apalagi saat mengingat bahwa Wonwoo sempat membuat sebuah mainan untuknya.

Sebuah senyum tipis mendadak menghiasi wajah Yeonra, Wonwoo ternyata bisa bersikap cukup manis saat itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" suara berat Wonwoo yang mendekat padanya kini mengalihkan pikiran Yeonra, cepat-cepat ia berusaha kembali fokus walaupun kini kembali termenung melihat Wonwoo dengan keringat yang menetes dari dahinya kini berjalan semakin mendekat padanya.

"Ke-kenapa?" Yeonra merutuk sesaat, kenapa ia harus terlihat gugup begini?

"Kau, kenapa kemari?" Wonwoo kembali bertanya. Yeonra melihat sekelilingnya, berusaha sebisa mungkin menghindari tatapan Wonwoo entah karena apa.

"Aku hanya melihat lihat, memangnya tidak boleh?" Sambil melihat-lihat, Yeonra berjalan meninggalkan Wonwoo hingga tak menyadari ada sebuah ember kecil berisi buah-buahan yang memenuhi ember itu, jadilah Yeonra tersandung hingga terjatuh disana.

Wonwoo yang melihatnya nampak panik menghampiri Yeonra, iapun berjongkok melihat Yeonra yang meringis kesakitan dan entah mengapa pemandangan itu nampak lucu bagi Wonwoo. Yeonrapun langsung memukul pelan lengan Wonwoo ketika menyadari Wonwoo yang tengah tersenyum kecil untuk menertawainya.

"Jangan coba untuk tertawa, aduh." Kaki kanan Yeonra tiba-tiba tidak kuat untuk menumpu tubuhnya sendiri hingga iapun kembali terjatuh ke tanah. Wonwoo memegang pelan pergelangan kaki Yeonra yang sakit, membuat Yeonra kembali mengaduh disana.

"Lihat, kakimu memar." Ujar Wonwoo pelan sambil menatap Yeonra yang masih nampak kesakitan. Wonwoo tiba-tiba berjongkok membelakangi Yeonra, membuat gadis itu sedikit terheran dengan apa yang akan Wonwoo lakukan.

"Naiklah, kau tidak mungkin ke penginapan dengan berjalan."

Yeonra melihat sekelilingnya, tidak ada siapapun disana karena matahari sudah mulai terbenam, pastilah kebanyakan dari mereka akan memutuskan untuk beranjak dari perkebunan ini. 

Sedikit berdehem, Yeonra melingkarkan tangannya pada pundak Wonwoo. Setelah merasa posisinya sudah tepat, Wonwoo mencoba berdiri, ada sedikit keraguan saat Wonwoo mencoba berdiri namun akhirnya Wonwoo tetap bisa berdiri tegak dengan menggendong Yeonra di punggungnya.

Yeonra bertanya-tanya, apakah ia terlalu berat sampai-sampai Wonwoo sempat kesulitan untuk berdiri tadi? Namun jika diingat-ingat, Yeonra belakangan ini tidak banyak makan, bahkan hari ini saja ia hanya memakan salad saja pagi tadi.

"Kalau kau tidak kuat lebih baik aku turun saja." Gerutu Yeonra sedikit kesal. Tidak, sebenarnya Yeonra tidak kesal, hanya saja ia merasa tidak tega melihat Wonwoo yang sekurus itu harus menggendongnya karena sepertinya tenaga Wonwoo sudah cukup terkuras selama beraktivitas di kebun hari ini.

Mengabaikan ucapan Yeonra, Wonwoo hanya diam dan terus melangkah menuju penginapan. Mau tidak mau, Yeonra akhirnya menuruti kemauan Wonwoo yang tetap menggendongnya sampai ke penginapan nanti. Percuma juga jika Yeonra akan meronta minta diturunkan, ia akan berakhir dengan terjatuh ke tanah lagi nantinya.

Love Scenario [Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang