#Part 30

895 83 16
                                    

-00-

Yeonra masih berdebat di dalam pikirannya sendiri, hingga tak menyadari sosok Wonwoo yang kini sudah berada di sampingnya tengah memanggil namanya.

Wonwoopun berinisiatif memegang bahu istrinya itu dan berhasil, Yeonra menengok pada Wonwoo walaupun dengan raut wajah terkejut.

"Ada masalah?" tanya Wonwoo. Yeonra menggeleng kecil, "bukan masalah, hanya saja-"

Wonwoo nampak masih menunggu penjelasan Yeonra, sementara Yeonra hanya menghela nafasnya lantas menunjukan layar ponselnya, dimana pesan dari Mingyu masih tertera jelas disana.

Kedua alis Wonwoo bertaut, "Dia ingin menemuimu? Apa yang dia inginkan?"

Yeonra mengangkat bahunya, "Entahlah, sebenarnya aku juga sudah tidak ada niatan bertemu dengannya. Tapi, aku rasa kami memang perlu bertemu setidaknya sekali untuk mengakhiri hubungan secara baik-baik."

"Jangan, besok aku tidak bisa menemuimu, aku harus ke Busan besok, aku baru saja dapat panggilan untuk segera kesana mengurus beberapa masalah."

Yeonra memegang tangan Wonwoo, "Tenang saja, kau urus saja masalahmu dan aku akan mengurus masalah ini besok, aku akan baik-baik saja."

"Tapi-"

"Tenang saja,"

Wonwoo menghela nafas, "Baiklah, hati-hati, aku akan usahakan pulang secepatnya." ucap Wonwoo menarik Yeonra ke dalam pelukannya. Yeonrapun membalas pelukan Wonwoo dengan pikirannya yang menerawang, semoga besok ia akan baik-baik saja.

-00-

Yeonra mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru caffe, menyisir tempat itu untuk menemukan sosok yang mengajaknya bertemu kemarin.

Dan ketika Yeonra melihat sosok itu berdiri melambaikan tangan padanya, Yeonra segera berjalan ke arahnya. Sosok itu tersenyum manis begitu Yeonra berdiri di dekatnya.

Tak langsung duduk, Yeonra menatap kue dan minuman yang sudah tersaji di meja mereka. Semua itu adalah makanan kesukaan Yeonra, rupanya ia masih mengingatnya.

Tanpa menunggu lama, Yeonra segera duduk, "Jadi, apa yang mau kau bicarakan, Kim Mingyu?"

Sosok itu-Mingyu tersenyum manis. "Minumlah dulu, ah coba kue ini dulu, semua ini kesukaanmu."

Yeonra mengangguk, meminum sedikit jus jeruk dihadapannya dan kembali menatap Mingyu. "Aku mau kita putus, tidak ada lagi yang perlu kita pertahankan." ucap Yeonra sambil meletakan jus jeruknya.

Mingyu mengangguk-angguk, "Aku minta maaf, kau melihat apa yang seharusnya tidak kau lihat."

"Tapi aku memang perlu tau semua itu, aku tidak mau berhubungan dengan seseorang yang berkhianat padaku."

"Aku mengerti, aku minta maaf. Aku cukup tertekan, memikirkan bagaimana setiap hari gadis yang aku cintai tinggal seatap dengan mantan kekasihnya, itu menyakitkan"

Yeonra memerhatikan Mingyu, merasa tidak enak hati mendengar penjelasannya, terlebih melihat Mingyu yang sedang menjelaskan dengan raut wajah sedihnya.

Tapi Yeonra tidak boleh goyah.  Bagaimanapun, ia sudah melihat apa yang benar-benar membuatnya kecewa pada Mingyu.

"Aku tidak bisa berbuat banyak, semua usahaku tidak ada satupun yang berhasil dan aku bisa pastikan, semakin sulit bagiku untuk meraihmu darinya."

"Mingyu-"

Mingyu tertawa miris, "Aku benar-benar bingung harus bagaimana, aku akhirnya sering pergi ke club untuk melampiaskan stresku, lalu aku bertemu dengannya."

Yeonra mulai mengerti arah pembicaraan Mingyu, Mingyu mulai menceritakan tentang gadis itu, gadis yang ia lihat di apartemen Mingyu.

"Dia sangat baik padaku, selalu ada untukku, mengerti keadaanku, dan aku mulai tertarik padanya. Ah, bukan berarti kau tidak lebih baik darinya, hanya saja, takdir kita berdua yang tidak bagus."

"Lalu? Kau masih bersamanya sekarang?"

Mingyu mengangguk, "Tetapi, aku mungkin sudah dikutuk. Kau tau? Dia ternyata juga sudah dijodohkan dengan anak dari teman orang tuanya. Aku mengalami hal yang sama, bukankah ini menyedihkan?"

Yeonra menggaruk tengkuknya, tidak menyangka akan mendengarkan kisah sedih seperti ini dari sosok lelaki yang pernah mengisi hatinya.

"Karena itu, aku ingin memperbaiki hidupku, aku akan menikahinya bagaimanapun caranya, bisakah kau membantuku, Yeonra?"

"Membantu? Apa?"

"Bisakah kau meminjamkan uang padaku? Untuk biaya pernikahanku dan untuk biaya persalinannya nantinya."

"Kau gila? Persalinan apa?"

"Dia sudah mengandung saat ini, kumohon, bantu aku, kita bukan orang asing, kan?"

Yeonra semakin mengerutkan keningnya, "Kenapa kau tidak meminta bantuan seperti ini saat dulu bersamaku? Ah, karena dia sudah hamil? Aku tidak bisa memberimu uang."

Mingyu meraih tangan Yeonra, "Kumohon, aku tau saat ini kau sudah bahagia bersama Wonwoo, aku tau semuanya. Benar, kan?"

Yeonra terdiam, ia bagaikan sedang ketahuan selingkuh dari Mingyu. Itu memang benar, tapi secara hukum, Yeonra berhak mencintai Wonwoo.

"Iya, aku memang mencintainya, lagi. Lalu apa? Aku tidak bisa, kau mau aku meminjami uang sebanyak itu untuk selingkuhanmu? Maaf, kita tidak perlu bertemu lagi." Yeonra berdiri, beranjak pergi meninggalkan Mingyu, namun langkah kakinya tertahan begitu Mingyu meraih tangannya.

"Aku mohon, ini permintaan terakhirku, aku tidak akan mengganggumu lagi."

"Mingyu, lepaskan. Mengetahui fakta bahwa kau mengkhianatiku sudah cukup menyakitkan. Baiklah, aku juga melakukannya karena kini aku bersama Wonwoo, kita impas? Aku akan pergi."

Yeonra berusaha untuk pergi, namun Mingyu tak kunjung melepaskan tangannya dari Yeonra meskipun ia sudah berusaha melepaskannya.

"Mingyu, lepaskan." ucap Yeonra yang mulai merasa kesakitan karena Mingyu semakin kencang menahannya.

"Yeonra, kumohon." gumam Mingyu, namun Yeonra masih berusaha melepaskan tangan Mingyu, hingga tiba-tiba sebuah pukulan mendarat mulus di pipi Mingyu, membuat sosok Mingyu terjatuh dan melepaskan tangannya dari Yeonra.

"Beraninya kau mengganggu adikku."

"Seungcheol-"

Yeonra terpaku menatap sosok Seungcheol yang nampak marah pada Mingyu. Seungcheol menarik Yeonra untuk berdiri di belakangnya, "Jangan temui adikku lagi, dia tidak ada urusan denganmu."

"Adik? Kau bercanda? Yeonra itu anak tunggal." tanya Mingyu sambil berusaha berdiri.

"Yeonra? Kau disini?" sebuah suara membuat mereka bertiga menengok ke arah yang sama. Yeonra nampak terkejut melihat siapa yang datang, dan mengapa, mengapa ibu Wonwoo datang kesini?

Yeonra menatap Mingyu, "Maaf Yeonra, jika kau tidak mau membantuku, aku akan memberitahunya jika selama menikah, kita masih menjadi sepasang kekasih."

"Kau mengancamku?"

"Kumohon, aku hanya meminta bantuan itu darimu."

Yeonra menghela nafas berat, merasa bingung dengan langkah mana yang akan dia ambil.

Jika dia membantu Mingyu, ia sendiri juga tidak yakin kalau Mingyu akan berhenti disitu, karena sekali mengancam, Mingyu bisa saja terus melakukannya karena ia memegang rahasia Yeonra.

Tapi jika ia berkata jujur pada Ibu Wonwoo, ia pasti akan berpisah dengan Wonwoo, dan Yeonra tidak mau itu terjadi.

"Apa yang harus aku lakukan?"

-00-




Haloo! Long time no see ya hehe masih tbc lagi yaaa hehehe jangan lupa tinggalkan jejak 💜

Love Scenario [Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang