#Part 16

581 88 1
                                    


-00-



Yeonra terdiam, kini pikirannya bercabang hingga ke berbagai arah, antara merasa penawarannya tadi itu salah dan tidak. Tapi, tidak salah juga, kan?

Wonwoo melirik Yeonra sekilas, sebuah senyuman kecil kini menghiasi wajah tampannya walau hanya sesaat. Senyuman kecil itu kini berlanjut menjadi tawa yang suaranya mengusik lamunan Yeonra.

"Kau serius sekali." Wonwoo bergumam geli. Yeonra menatap Wonwoo tak percaya, ia bahkan sedang dibuat bimbang oleh Wonwoo dan ia kini hanya tertawa?

"Aku bercanda, tidak usah dipikir serius, tapi-" Yeonra tak beralih sedikitpun untuk menatap Wonwoo, terlebih ketika lelaki itu menggantungkan kalimatnya.

"Tapi, terima kasih untuk penawaranmu itu."

Yeonra menganggukan kepalanya, kembali menatap jalanan sambil merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Lihatlah, Wonwoo bahkan memberi respon secara tidak seserius itu, namun Yeonra memikirkannya sangat dalam. 

Disini Yeonra merasa bahwa ia memang sedang mengkhawatirkan lelaki itu, berkali-kali rasanya ia ingin meminta maaf pada Wonwoo tapi logikanya kembali berkata bahwa ia tak harus melakukan semua itu, karena itu semua bukan murni kesalahan dirinya.

Namun Yeonra masih memiliki hati nurani, walaupun ia tak sanggup untuk mengucapkan maaf, ia berjanji akan bersikap lebih baik pada Wonwoo sebagai teman yang baik.


Iya, teman yang baik.


-00-


"Aku iri padamu,"

"Kenapa?"

"Karena kau sudah menikah."

"Apakah menikah dengan orang yang tidak kau cintai patut untuk dibanggakan?"

Hyoseung tersenyum canggung mendengar jawaban Yeonra, ia memang sedang kesal, tapi kekesalannya itu kini malah menular pada orang lain.

"Kenapa? Ada apa dengan Seungcheol Seungcheol itu?" tanya Yeonra santai, Hyoseung bernafas lega, walaupun tadi terlihat sedikit kesal, beruntungnya Yeonra tidak kesal dan meninggalkannya di cafe sendirian.

"Sampai saat ini dia belum melamarku, dia bilang, dia harus menyelesaikan sesuatu entah apa itu." Hyoseung mengaduk-aduk minumannya dengan kesal, membuat Yeonra tertarik dengan ucapannya.

"Kenapa dia tidak mau memberi tahumu? Bukankah kau kekasihnya? Woah, jangan-jangan dia harus mengurus mantan kekasihnya."

"Apa? Kau gila? Seungcheol tidak mungkin seperti itu!"

Yeonra tertawa, "Aku bercanda, tidak usah dipikir serius, tapi-"

"Tapi apa?"

Yeonra menghentikan kalimatnya, bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Bukankah yang baru saja ia katakan itu sama seperti yang dikatakan Wonwoo? Yeonra tertawa kecil, mungkin karena setiap hari bertemu dengan Wonwoo, ia jadi tertular beberapa kalimat Wonwoo.

Mungkin saja begitu, anggapnya.

Kembali pada Hyoseung, Yeonra menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa, kan aku hanya menerka saja. Tanyakan saja padanya kalau kau penasaran."

"Aku sudah bertanya, tapi dia bilang kalau tidak bisa memberitahunya sekarang." Keluh Hyoseung.

"Bersabarlah, walaupun ia menyebalkan tapi ia terlihat baik, mungkin dia sedang butuh waktu untuk menjelaskannya padamu."

Hyoseung menganggukan kepalanya, akhirnya sedotan yang dari tadi ia gunakan untuk mengaduk-aduk minuman saja, kini digunakannya untuk menyedot minumannya.

"Tumben kau bisa berpikir positif pada Seungcheol."

"Yah, aku hanya mengatakannya karena kau terlihat sangat kacau, apa dia disini?" Yeonra menengok ke berbagai arah untuk mencari keberada Seungcheol, namun dengan cepat Hyoseung berkata bahwa ia tak berada disini, membuat Yeonra kembali fokus pada minumannya.

"Aku lelah, Yeonra! Mau jalan-jalan tidak?"

"Hm? Ah, jalan-jalan ya." jawab Yeonra bingung, pandangan Yeonra terbagi ke arah Hyoseung dan ponsel yang dibawanya. 

"Kau kenapa melihat ponselmu terus? Mau bertemu Mingyu?"

Yeonra memasukan ponselnya ke dalam tas, "Boleh, jalan-jalan kemana?"

"Oh? Tidak bertemu Mingyu?"

"Entahlah, sudah dua minggu ini ia tidak menjawab pesanku, mungkin ia terlalu sibuk dengan proyeknya."

"Selama itu? Hei, Yeonra! Kau yakin Mingyu baik-baik saja?"

Yeonra menggeleng kecil, "Aku tidak yakin, aku ingin menemuinya tapi ia tidak bisa dihubungi, jadi-"

Sebuah suara ponsel mengusik pembicaraan Yeonra dan Hyoseung. Yeonra mengambil kembali ponsel di dalam tasnya, gadis itu bernafas lega, seolah telah mendapatkan hadiah yang sangat besar.

Aku baik-baik saja, maaf belum bisa bertemu.

Hanya sebaris pesan dari Mingyu, namun menjawab berbagai kekhawatiran yang menyelimuti perasaan Yeonra selama dua minggui ini karena tidak biasanya Mingyu menjadi sangat lamban merespon pesannya sesibuk apapun dirinya.

Cepat-cepat Yeonra membalas pesan Mingyu, menanyakan kapan mereka bisa bertemu namun kembali belum ada jawaban dari Mingyu.

"Syukurlah, Mingyu sudah menjawab pesanku, sepertinya dia sedang sibuk, kita mau kemana?" tanya Yeonra.

"Temani aku membeli baju?" Tawar Hyoseung yang dibalas anggukan dari Yeonra. Hyoseung dan Yeonra berjalan meninggalkan cafe tersebut, segera memasuki taksi begitu sebuah taksi melaju menuju ke arah mereka.

Baru saja duduk di kursi penumpang, ponsel Yeonra kembali berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk disana. Gadis itu tersenyum, berharap Mingyu menjawab pesannya dengan sebuah kabar baik.

Bukannya kabar baik yang didapat, Yeonra terpaku menatap ponselnya hingga kini nafasnya seolah berhenti sesaat. Hyoseung yang tadinya sibuk menatap jendela, merasakan ada yang aneh ketika Yeonra tidak merespon sedikitpun ucapannya.

"Yeonra, kau kenapa?" tanya Hyoseung yang tak dibalas apapun dari Yeonra. Yeonra masih diam terpaku menatap layar ponselnya. Merasa penasaran, Hyoseung menatap layar ponsel Yeonra, iapun terkejut setelah membaca pesan yang baru saja diterima Yeonra dari Wonwoo.



Kau dimana? Aku akan menjemputmu, nenek baru saja meninggal



-00-


Bulan puasa aku tetep update ya guys walaupun malem gini hehe 

Selamat menjalankan ibadah puasa ya buat kalian yang menjalankan hehehe see ya next chap :) 

Love Scenario [Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang