Renald POV
"Reon aku mau ngomong" ucapku.
Seperti biasa aku akan mengawasi Reon menjalani hukumannya, aku berada di lapangan dan Reon menatapku dengan datar.
"Ngomong apa?" tanyanya datar.
"Kamu kemarin ngikutin aku sampe rumah kan? Iya kan??"
Reon yang mendengar pertanyaanku itupun seperti salah tingkah dan membuang pandangan ke arah lain.
"E-eh, i-itu.. lo salah orang kali" jawabnya berbohong. Dikira aku percaya.
"Bohong, aku tau banget kalo itu kamu. Jangan bohong deh"
"Ngapain gue bohong" Reon keukeuh dalam berbohong.
"Jawab jujur!"
"Gue gak bohong!"
"Bohong!"
"Nggak!"
"Bohong, bohong, bohong!!" ucaku sambil berteriak, tanpa sadar teriakanku didengar semua orang. Ah, aku malu.
"Ngapain kalian liat-liat?!" bentak Reon ke semua orang yang sedang melihat kami, lebih tepatnya aku. Dan mereka takut dan langsung berlari menghindari tatapan menusuk Reon.
"Lo juga, kenapa teriak-teriak?"
"Kamu yang buat kesel" aku berbalik dan menuju kursi dipinggir lapangan. Aku mengambil air minum yang ada di dalam tasku dan meminumnya dengan perasaan dongkol.
"Ck, gak nyangka 'Pangeran Sekolah' yang katanya Ketua Osis dan disukai banyak orang ternyata suka ambekan" ucap Reon yang ikut duduk disamping gue.
Aku membuang pandangan ke arah lain. Kok aku gini ya, aku akui kalo aku kesal dan.. ngambek ke Reon. Sejak kapan aku mempunyai sifat kekanak-kanakan seperti itu.
"Gak lucu, Kamu masih bohong?" aku mengalihkan ucapanku.
"E-emang bener kok"
"Yaudah, aku mau pulang aja. Disini ada CCTV, kalo Kepala Sekolah melihat kamu menjalankan hukuman tanpa sepenngawasan aku, habislah kamu.."
Reon yang melihat wajah dan mendengar ucapanku hanya memasang wajah datarnya. Boleh kan aku samain kayak papan?
"Lo ngancem? Iya-iya! Gue kemaren ngikutin lo. Puas?!" ucapnya dengan ketus. Aku hanya tersenyum penuh kemenangan.
"Hah, jujur juga. Ngapain kamu ngikutin aku?"
Reon tegang. Ah maksudnya wajahnya tegang. Setelah mendengar ucapanku tadi dia hanya diam tak berkutik.
"G-gue, emm..." jawabnya gugup dan kayak mikir.
Aku menunggu ucapan Reon tetapi dia hanya diam.
"Reon! Jawab!" ucapku dengan suara agak meninggi.
"Nyantai aja kenapa sih?! Gue khawatir saat lo bengong pas naik motor! Kenapa emangnya?!" Jawab Reon dengan suara ikut meninggi dan marah.
Hah?! Reon khawatir?
"Maksudnya? Kamu khawatir sama aku kenapa?"
Reon natap gue tajem, dan berbalik tanpa menjawab ucapanku. Aku yang masih dilanda kebingungan dan mencerna ucapan Reon hanya bisa diam, membiarkan Reon melakukan hukumannya.
Khawatir? Ucapan Reon kali ini membuat aku bingung lagi. Kemarin Reon sudah membuat aku galau karena ucapan yang gak aku mengerti sedikitpun.
Ah, aku harus curhat. Tetapi dengan siapa?
Rain POV
Gue sedang menikmati Chesse Burger ukuran jumbo dan segelas Juice Apple ice. Sedangkan Cheery hanya memesan jus alpukat tanpa gula dan susu, dari dulu Cheery suka banget makanan atau minuman berbau diet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je t'aime, Rain [END]
Teen FictionKisah cintanya Adam dan Rain. Anak SMA yang labil. Senior yang imut manis, Junior yang ganteng gagah. Juga Reon dan Renald, yang satunya nakal dan satunya lagi kalem. Baca aja kalo penasaran! Upload: 28 Jan, 2019 -Kiki