37

4.5K 287 8
                                    

Renald POV

Bel tanda pulang udah berbunyi, aku yang sedang menulis tugas yang diberi guru bahasa Indonesia dengan cepat menyelesaikannya.

"Jangan lupa ringkas Bab 6, Pilihan ganda dan Essay dikerjakan! Minggu depan dikumpul!" ucap guruku yang dijawab serempak oleh semua anak kelas ini. Setelah itu dia keluar kelas.

Ah, hari ini aku harus ngawasin Reon lagi, dan aku masih merasa canggung untuk berdekatan lagi bersama Reon. Setelah mendengar ucapan Rain dan Cheery tempo hari.

"Ren, lo masih ngawasin Reon itu ya?" tanya teman sebangku aku, namanya Alex.

"Hmm iya. Tapi 5 hari lagi udah kelar"

"Yang sabar dah, jadi kepercayaan Kepsek emang gitu, haha" ledek Alex.

"Haha bisa aja kamu" aku kembali beres-beres semua buku yang ada dimeja.

"Ren, gue duluan ya. Bye"

"Bye"

Setelah Alex keluar, aku pun bangkit dan keluar dari kelas. Saat menuruni tangga, disana Rain dan Adam lagi berdua dekat pembatas tangga. Ah, aku harus kuat melihat seperti ini.

"Halo Rain, Adam" sapaku duluan.

"Ahh ini dia orangnya, Ren kamu masih ngawasin Reon kan?" tanya Rain senang saat aku sudah ada dihadapannya.

"Iya, aku ma-"

"Tunggu dulu. Rain kamu dan Renald kenapa manggilnya dengan sebutan 'aku-kamu'?" ucapku terputus oleh Adam.

"Ya udah sih biarin. Kan Renald itu orangnya sopan, jadi aku juga harus dong"

"Gak bis-"

"Ribet! Udah aku mau bantu Renald. Kamu tunggu di koridor sana!"

Adam cemberut dan natap aku tajem. Ah, kayaknya ada yang cemburu.

"Lo, awas macem-macem!" tunjuk Adam, dan sejurus kemudian dia pergi meninggalkan kami berdua. Aduh aku jadi gak enak.

"Rain, apa Adam gak marah?" tanya gue mastiin.

"Ah gak apa, aku bisa bikin dia luluh lagi. Kuy kita mulai"

Rain narik tangan gue menuju lapangan, tapi gue diem karena gue gak tahu Rain bakal melakukan apa.

"Rain emang kamu mau bantuin aku gimana?" tanya aku heran.

"Kamu lihat aja. Eh tunggu deh, kamu itu sebenernya suka gak sih sama Reon?"

"Gak lah!" jawabku dengan cepat.

"Ah masa sih, ya udah coba kita lihat aja nanti" Rain narik tangan aku.

Disana, Reon sedang duduk dibangku bersama alat-alat kebersihannya. Disaat aku dan Rain mendekati Reon, tiba-tiba Rain meluk tangan aku dengan manja. Maksud Rain apa?

"Rain, kamu kenapa?" aku cuma diem, kalo aku nolak pelukan Rain yang ada nanti Rain ngambek dan aku gak mau buat Rain ngambek.

"Kamu diem aja, kita lihat ekspresi Reon gimana"

Kami mendekati Reon, dan disaat itu juga Reon mendongak natap kami berdua. Reon kelihatan sedikit kaget dan tiba-tiba wajahnya..

Dingin?

"R-Reon, kamu udah dari tadi?" aduh kenapa aku jadi gugup gini.

Reon gak membalas ucapanku dan terus menatap Rain dengan tajam.

"Ren-Ren, kamu masih lama gak nemenin dia?" tanya Rain dengan nada sedikit manja. Oh I know, Rain berpura-pura jadi pacar gue supaya bisa melihat ekspresi dan tingkah Reon.

Je t'aime, Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang