Dalam sebuah ruangan gelap tampak seorang gadis sedang duduk dengan memainkan pistol ditangannya.
"Akan tiba saatnya aku akan membalas perbuatan mereka."
Dorr
"Tunggu saja ini sudah mulai berjalan aku akan segera menemukannya."
Dorr
Gadis itu terus mengguman dengan sesekali menembak kearah sasaran yang berbeda-beda.
Dorr
"Maaf bos saya ingin memberitahukan informasi penting." Seseorang masuk ke dalam ruangannya dengan menunduk hormat dan takut.
"Hmm." Deheman gadis tersebut dengan suara dingin yang serasa menusuk kulit dan jangan lupakan aura mematikan yang di keluarkan-nya.
"Kami berhasil menangkap mata mata dari 'DarkDevil'."
"Dimana dia sekarang?" Tanya gadis tersebut masih dengan nada dinginnya tetapi kali ini disertai dengan seringai mengerikannya.
"Ruang penyiksaan, Bos." Setelah mendengar jawaban dia pun pergi ke tempat tersebut di ikuti oleh anak buahnya yang tadi.
Saat dia berjalan keluar suasana yang tadinya ribut kini hening seketika dan semuanya langsung menunduk hormat kala melihatnya.
"Sam, bawakan aku mainan ku." Gadis tersebut memerintahkan bawahannya dan tetap berjalan menuju ruang penyiksaan.
"Baik, Bos!" Samuel pun langsung bergegas.
Setiap langkah kakinya terdengar seperti langkah kaki sang Malaikat penjabut nyawa tetapi dia bukanlah Malaikat tetapi Iblis.
Iblis kecil yang mempunyai sejuta dendam yang dipendam di dalam hatinya. Dendam yang tidak tau kapan akan berakhir.
"Silahkan masuk, Bos." Sambut anak buahnya yang berada di depan pintu ruang penyiksaan.
"Ini dia mata mata 'DarkDevil' dia kami tangkap saat mencoba untuk melacak keberadaan Andabos." Jelas anak buahnya .
"Bangunkan dia." Perintah gadis tersebut karna kini tahanannya sedang pingsan.
Byurr
"Akhh panas panas." Tahanan terseput mengerang kesakitan karna di siram menggunakan air panas yang baru saja diangkat.
"APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK!INI PANAS." Bentak tahanan tersebut pada gadis itu yang membuat semua yang ada disana terkejut.
"Kau brani-braninya membentak bos ku hah." Marah sang anak buah.
Byurr
"Bukan kah tadi kau berteriak kepanasan." Anak buahnya menyiram tahanan itu menggunakan air Es
"Bos ini mainanmu." Samuel masuk membawa belati perak yang mengandung racun yang sangat mematikan.
"Kalian bisa tinggal atau melihatku bermain." Gadis itu menyeringai yang membuat bulu kuduk Samuel, David anak buah yang menyiram tahanan itu berdiri.
"Tidak, Bos. Kami harus menjalankan misi." Tolak keduanya dan segera keluar saat menerima anggukan dari gadis tersebut.
"Baik. Kita mulai, aku akan memberikanmu pilihan kau mau hidup atau mati?" Gadis tersebut memainkan belati di tangannya.
"LEPASKAN AKU BRENGSEK." Bentak tahanan itu tepat di hadapan gadis itu.
"Mati kau memilih mati." Gadis itu berkata begitu dingin disertai tatapan tajamnya yang membuat tahanan di depannya merasa ketakutan.
sert
"Arghhh apa yang kau lakukan bodoh." Tahanan tersebut mengerang kesakitan kala jari kelingking kaki kirinya di potong oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Mafia [END]
Teen FictionWARNING!! Cerita ini agak berbeda dengan cerita Mafia pada umum-nya! 16+(Mengandung adegan kekerasan dan bahasa kasar) Jangan lupa follow akun ku dulu😊 ■■■■■■■■■■■■■■■■■■ Mengalami pembantaian terhadap keluarganya saat usianya masih remaja yang me...