H.A.P.P.Y.R.E.A.D.I.N.G
*****
Di mansion milik Kyla. Vania sedang kewalahan menghadapi Roland yang rewel. Meminta untuk bertemu dengan Beryl dan Kyla.
Bahkan untuk menyuruh Roland makan saja Vania masih harus membujuknya.
"Roland sayang, ayo makan."
"Gak mau!!!!" Roland lari ke ruang tamu untuk menghindari Vania. Di sana Samuel sedang duduk dengan tatapan mata kosong.
"Uncle Samm, Roland mau ketemu Daddy dan Eomma Key."
Vania datang dengan piring berisikan makanan untuk Roland. Vania meletakkan piring itu di meja.
"Roland mau ketemu mereka Aunty Nia!! Roland mau ketemu mereka!!!"
"Sayang, Daddy dan Eomma kamu udah gak ada. Mereka.... mereka pergi ketempat yang jauh untuk beristirahat." Vania tergagap. Bingung untuk memilih kata yang tepat dan dapat dimengerti oleh Roland.
"Pergi? Kenapa Roland tidak diajak? Roland mau ikut!!!!"
"Ayo kita susul mereka!! Roland mau ketemu!!"
"Dengar sayang, selama Dady dan Eomma kamu pergi. Kamu bisa panggil Aunty Nia 'Ibu' dan panggil Uncle Sam 'Ayah' ."
"Kenapa? Kan Roland sudah punya ayah dan ibu. Dady Rel dan Eomma Key, itu ayah-ibunya Roland." Vania menatap Samuel agar membantunya menjawab pertanyaan Roland.
"Listen Baby, Sekarang mereka sedang pergi untuk mengurus sesuatu yang penting. Mereka tidak boleh diganggu atau pun di telpon sebelum urusan mereka selesai."
"Mereka perginya lama?" Vania dengan cepat mengangguk mengiyakan.
"Sekarang kamu makan dulu ya, nanti kamu sakit." Roland menurut dan menerima suapan Vania. Dia makan dengan lahap.
Setiap suapan yang Vania berikan pada Roland dia selalu mengingat saat Kyla menyuapi Roland dengan senyum hangat.
Mengingat itu Vania rasanya ingin menangis sejadi-jadinya.
Samuel menjauh dari mereka untuk mengangkat telepon dari Naomi. Naomi sedang menuju tempat Kyla dan Beryl bunuh diri.
Mereka tau tempat itu dari Daniel. Tadi mereka semua memaksa Daniel, awalnya ia tidak mau namun untungnya Zelo datang dan memaksa Daniel.
"Jasad mereka tidak dapat ditemukan Sam."
"Hanya ada mobil serta jejak darah. Mungkin ini darah mereka berdua."
"Darah?" Samuel mulai memikirkan sesuatu yang buruk. Namun dengan cepat ia menepis pikiran buruknya itu.
"Iya, apa mungkin mereka melakukan sesuatu sebelum melompat ke laut?"
"Itu bisa jadi. Terus cari jasad mereka hingga ketemu, tidak mungkin jasad mereka tidak ada."
"Tapi Sam, cuaca sedang buruk mungkin akan terjadi badai hari ini."
"Baiklah, kalian bisa pulang dan lanjutkan pencarian besok." Samuel memutuskan panggilan. Dan kembali duduk di samping Vania.
"Vania, dimana Roland?"
"Roland di sini, Nek." Claudia memeluk erat Roland dengan air mata bercucuran.
Aca, Inggirt, Erland, Caludia, Zelo, serta kedua orang tua Naomi datang bersamaan. Mereka semua memeluk Roland dengan air mata yang tak dapat ditahan.
Roland menjadi bingung kenapa hari ini semua orang menangis sambil memeluk dirinya.
"Roland sayang, ayo main diatas. Kakek punya mainan baru untuk Roland."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Mafia [END]
Teen FictionWARNING!! Cerita ini agak berbeda dengan cerita Mafia pada umum-nya! 16+(Mengandung adegan kekerasan dan bahasa kasar) Jangan lupa follow akun ku dulu😊 ■■■■■■■■■■■■■■■■■■ Mengalami pembantaian terhadap keluarganya saat usianya masih remaja yang me...