Enam

1.7K 199 10
                                    

Sky sedang mengajukan unjuk rasa ketidaksetujuannya dengan  terus memasang wajah masamnya. Biasanya jika seperti ini Ibunya akan mengikuti kemaun Sky. Namun tidak kali, karna semuanya terlihat tetap asik memakan sarapan mereka.

"Jadi seperti apa Miss Xena itu?"ucap Ayah Sky, yang sungguh tak ingin di dengar oleh Sky.

"Luar biasa.. cuma orang iri aja yang akan bilang orang kaya dia pembunuh"ucap Sunny. Sky tertawa sinis.
"Jangan bicara seolah-olah kamu tau dia"

"Dia cantik dad.. cantik yang natural,  Adem banget di liatnya. Cara dia bicara ya ampun daddy pasti rumah kita akan tenang banget kalau punya kakak ipar kaya Dia." Jawab Sunny lagi mengabaikan ucapan Sky. Sky sungguh tak tahan mendengar semua omong kosong ini. Ia mengenal seperti apa Xena, meski tak banyak setidaknya dia lebih tau seperti apa Xena di bandingkan adik-adiknya itu.

"Apa sih yang lagi kamu coba bicarain ? Membandingkan tunangan ku dengan orang seperti Xena? Mereka jelas jauh berbeda!" Bentak Sky.

Ibu Sky cepat-cepat menengahi sebelum ini semakin panjang.
"Sky, sunny sudah.." ucap Ibu Sky. Namun bukannya ikut memisahkan ayah sky hanya tersenyum melihat anak-anaknya. Sunny mengalah untuk tak bicara lagi.

"Jangan berani lagi membandingkan tunangan ku dengan wanita yang bahkan tidak kamu kenal sunny" tegas sky. Sunny berpura-pura tak mendengarkannya.
Sky menatap seluruh keluarganya, ia marah karna tak ada satupun yang membela dirinya.

"Suka atau tidak suka.. yang akan jadi keluarga kita adalah Grace. Jadi aku ngga mau mendengar percakapan seperti ini lagi dan kamu claudi cepatlah habiskan sarapan mu. Kaka sendiri yang akan mengantar jemput kamu!"ucap Sky dan meninggalkan meja. Sunny dan claudi melakukan tos sepeninggalan Sky. Membuat Ibu dan ayah sky menatap mereka.

"Kita menang bukan? Kak Sky yang pergi berarti dia kalah" ucap Claudi

"Sepakat.." ucap Sunny. Tuan Ocllay hanya tertawa melihat tingkah anak-anak gadisnya itu. Ia mengusap kepala claudi dengan gemas. Namun tidak dengan istrinya yang menatap galak ke arah semuanya.

"Sunny, Claudi mama tidak mau kejadian seperti ini terjadi lagi. Mama mungkin sudah salah menilai miss xena. Tapi yang kak sky coba lakukan adalah melindungi kamu claudi. Satu lagi, meskipun kalian tidak dekat dengan kak Grace cobalah untuk menghargainya karna dia adalah calon istri kak sky. Bisa di mengerti?"

Sunny dan Claudi mengangguk tak membantah.  Tuan ocllay menggapai tangan istrinya dan mengusap tangan istrinya dengan lembut untuk menenangkan.

***
Saat kereta beranjak dari stasiun menuju stasiun berikutnya, saat itulah ujian hati di mulai. _Rendi Dwi Kurnia_

Senyum xena mengembang tipis, membaca tulisan dari penulis kesukaanya. Tulisan yang selalu menemaninya menunggu. Ia mengangguk membenarkan apa yang Rendi tulis. Nyata sekali betapa Rendi selalu mencurahkan setiap katanya untuk sang istri tercinta. Cinta yang tulus dan dalam. Xena memasukan ponselnya ke dalam tas. Ia berdiri dari duduknya, Ia percaya kelak akan ada pria yang mencintainya yang sudi berbagi kisah hidup dengannya.

Hari ini Xena harus rela berdesakan dalam gerbong kereta sendirian. Elsa sudah pergi ke arah yang berbeda dengannya, arah menuju tempat yang lebih baik.
Xena sudah tiba di tempat mengajarnya. Mungkin memang benar jika kita ingin menghindari sesuatu maka sesuatu itu yang akan datang pada kita, seperti halnya pagi ini. Kalau xena bisa memilih untuk tak melihat satu orang di pagi ini dia adalah Sky. Sky yang justru saat ini menatapnya dengan tatapan marah, kesal dan mungkin jijik.  Xena berusaha untuk tersenyum sekilas dan menganggukan kepalanya pertanda menghormati lalu berjalan melewati sky. Tangan Sky menahan lengan Xena dengan cukup kencang.

"Ah.."lenguh Xena refleks.

"Mungkin semua orang akan tertipu dengan topeng mu itu. Namun tidak dengan aku Xena. Aku benar-benar akan mengawasi mu. Jika sesuatu terjadi pada Claudi aku pastikan aku sendiri yang akan menyeret mu kembali ke penjara."ucap Sky. Xena tak mengatakan apapun. Ia hanya menundukan kepalanya. Sky melepaskan cekalannya pada tangan Xena lalu berjalan meninggalkan Xena. Xena mengusap tangannya yang terasa sakit lalu melanjutkan jalannya.

Pergi (Rangkuman dari Tugas Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang