Dua puluh sembilan

1.8K 188 14
                                    

Axe dan xena turun dari mobil,mereka masuk ke dalam. 

"bunda udah tidur.. Kamu langsung masuk kamar aja istirahat.. " ucap Axe. 

Xena menunduk takut-takut. 

"kak aku.. "

Axe tersenyum lembut dan mengusap kepala adiknya..

"sudah larut.. Kita bicara besok.  Kamu juga lelah dan masih kaget kan..?  Sudah sholat isya? " tanya Axe

Xena mengangguk. 

Axe melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul sebelas malam kurang lebih. 

"bersihkan diri mu, ambil wudhu lakukan sholat witir mu dulu, agae kamu merasa lebih baik. " ucap Axe

Xena menganggukan kepalanya. 

"kaka tinggal ya.. " ucap axe. 

.
.
.

Xena melakukan semua yang di suruh Axe dan kini xena sudah berada di atas kasur, ia sudah menyelimuti setengah tubuhnya dan siap untuk terlelap. 
Namun ia sendiri tak bisa menghilangkan rasa khawatirnya, lagi-lagi sky terluka.  Menghubungi sky pun tak bisa karna Ia baru saja kehilangan ponselnya. 

Xena berusaha untuk tidur, namun kegelisahannya membuat xena sudah kembali terbangun meskipun ia baru tertidur 1 jam.  Xena bergegas menuju mejanya dan membuka laptopnya.

Beruntunglah laptopnya tersambung dengan aplikasi Linenya. 

Xena pun langsung mengirim pesan pada sky. 

-Sky.. -

*xena?  Ini kamu? *

-Bagaimana luka mu? -

*sedikit nyeri, kamu menghubungi aku pakai apa? *

-Laptop ku..  Kamu demam? -

*Tidak,  aku baik.  Aku baru saja akan tidur*

-kamu beneran ngga demam? -

*Kalau tidak percaya kemari dan pastikan sendiri*

-sky aku minta maaf... -

*Okey, aku terima maaf mu.  Sana istirahat*

-Sky aku sungguh tidak maksud melukai mu-

*Aku tau dan memang bukan kamu yang melakukannya.  Sudah istirahat, aku sudah meminum obat ku kok dan mulai terasa mengantuk sekarang. Kamu istirahat.*

- Kalau ada sesuatu kabari aku-

*Pasti,  aku akan meminta pertanggung jawaban mu.  Sekarang istirahatlah kamu pasti lelah.  See you*

*sorry, Assalamualaikum*

-Walaikumsallam.. -

Xena menatap layar laptopnya,  ia sudah menghubungi sky namun mengapa hatinya masih merasa khawatir.  Ia sudah memastikan ke adaan sky namun ia masih merasa begitu khawatir. 

.
.
.

Di lain tempat,  sky memang sudah mulaia demam.  Ia bahkan terus terbatuk.  Ia sengaja mengakhiri pesannya dengan xena meskipun ia masih ingin lebih lama di temani xena, namun badanya yang mengigil, tangannya yang gemetar, kepalanya yang sakit tidak mendukungnya untuk itu. 

.
.
.

Meski jam baru menunjukan pukul 5 pagi xena sudah selesai dengan soup dan menu sarapan yang ia buat untuk keluarganya juga untuk sky.

"loh.. Xena pulang kapan? " tanya Ibu xena saat melihat putrinya di dapur.  Xena yang sedang sembunyi dari Axe pun sedikit terlonjak mendengar suara ibunya. 

Pergi (Rangkuman dari Tugas Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang