Delapan belas

1.9K 194 15
                                    

Berulang kali sky menatap sesuatu yang menunjukan waktu, entah itu dari jam dinding, jam tangan atau bahkan ponselnya.  Namun semua penunjuk waktu itu seakan telah kehabisan baterai, bagaimana tidak jam begitu terasa lama. 

Sky menepuk dadanya, ia merasa begitu sesak.  Begitulah yang sky rasakan tiap kali berada di satu ruangan yang sama dalam waktu yang lama. 

"ah.. " lenguh sky.  Sky pun mencoba turun.  Ia harus keluar, namun kepalanya dan tangannya begitu terasa sakit.  Hari ini sunny lah yang bertugas menjaga sky, namun saat ini sunny sedang pergi keluar. 

Tubuh sky akan limbung kalau saja Xena tak menangkapnya.  Xena membantu sky kembali duduk di kasur. 
Sky mencengkram pundak xena, wajahnya memerah,  ia sungguh merasa tak bisa bernapas. 

"sst.   Tenang sky" pinta Xena

"a.. Ku.. Ngga.. Bi.. Sa nafas.. "

Xena mencoba menenangkan sky, ia membantu sky duduk. 

"tenang.. Sky dengar.. Kamu bisa bernafas." ucap Xena.  Sky menggelengkan kepalanya. 

"sky lihat aku" ucap Xena.  Sky pun menatap xena.  Xena menganggukan kepalanya. 

"benar begitu.. Lihat aku,  aku bisa bernafas bukan..  Tenang sky.. Kamu bisa bernafas"

Sky mencoba menenangkan dirinya,meski masih merasa sesak dan akan memberontak namun perlahan sky mulai merasakan sesuatu melewati hidungnya.  Sebuah udara, ia mulai bisa merasakannya.

"tenangin diri kamu.  Ikutin aku ya.. Astagfiruallahaldhim.. "

Sky tak mengikuti ia hanya terus menatap xena yang berusaha membimbingnya.  Lidah sky terasa terkunci bahkan untuk sekedar mengikuti xena.  Sky hanya mampu menatap xena,

"oke.. Tenang.. Lihatlah aku bisa bernafas, kamu juga.." ucap Xena

Perlahan sky mulai bisa mengendalikan dirinya menatap wajah xena entah mengapa membuat sky lupa bahwa ia tadi susah untuk sekedar bernafas.  Sky bahkan tak mau sekedar untuk berkedip.  Melihat xena dalam jarak sedekat itu sunggu membuat perasaanya menenang begitu saja. 

"sudah lebih baik? " tanya Xena

Sky mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari xena.

Xena mengatur kasur sky agar tak terlalu tinggi namun tak terlalu datar, ia membantu sky merebahkan diri.
Sky menurut tanpa sedikitpun memindahkan tatapnya dari wajah xena. 

"kamu sudah merasa lebih baik? "

Sky mengangguk lagi, dan tetap terus menatap xena. 

"Aku panggil dokter ya.. " ucap xena dan akan pergi.  Sky menangkap tangan Xena. 

"jangan pergi,"

Xena menatap sky tak percaya dengan apa yang di dengarnya. 

"jangan pergi tolong" ucap Sky

Xena dengan cepat mengalihkan pandangannya dari sky,  ia melepas tangan sky dari tangannya. 

"aku ngga pergi sampai sunny datang. " ucap Xena canggung.

Dan tepat saat itu seseorang masuk ke dalam kamar sky, merubah atmosfir yang baru saja membaik di ruangan itu kembali memburuk. 

"sky.. Maaf aku baru tau kamu kecelakaan" ucap Grace yang menyingkirkan Xena begitu saja lalu memeluk Sky.  Xena terdiam menatap keduanya.  Ia tersenyum getir untuk dirinya sendiri.  Siapa dia memangnya?  Sky bahkan tak menolak di peluk oleh grace seperti itu. 
Xena mengalihkan pandangannya dan diam-diam keluar dari ruangan sky. 

Pergi (Rangkuman dari Tugas Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang