Tiga puluh dua

1.6K 194 15
                                    

Tak ada yang bisa Xena dan sky lakukan selain berharap bahwa semuanya akan membaik.  Xena yang belum mau keluar dari rumah terus mengurung diri di kamarnya,  ia masih terus mencoba menenangkan dirinya sendiri. 

Sedangkan Sky yang semula tampak menyerah pada Xena tak benar-benar melakukan itu.  Karna ia masih terus menunggu xena baik di kantor ataupun di kossan.  Sebenarnya sky hanya ingin memastikan Xena untuk baik-baik saja. 

Namun setelah satu minggu berlalu,  sky tetap tak bisa menemui xena.  Bahkan hingga malam ini pun xena tak kembali ke kos. 

Sky melirik jam tangannya,  sudah pukul sebelas.  Ia harus mencukupkan untuk hari ini. 
Sky sudah akan pergi namun seseorang memanggilnya. 

"sky"

Sky menoleh dan mendapati seorang wanita yang tak lain adalah Elsa.

"anda memanggil saya? "

"kamu sky kan? " tanya Elsa.  Sky menganggukan kepalanya.  Elsa mengulurkan tangannya pada sky. 

"Elsami,  sahabat xena" ucap Elsa.  Sky pun menjabat tangan Elsa.  Ia masih tak mengerti apa mau Elsa memanggil dirinya. 
.
.
.
Dan di sinilah mereka, di salah satu cafe yang memang buka dari sore hingga pagi. 
Sky masih tampak muram.  Meski setuju pergi dengan Elsa yang ia ingin temui sebenarnya tetap xena. 

"maaf meminta mu bicara dengan ku"

"ngga papa..  Kamu teman satu kamar Xena? "

Elsa mengangguk " teman sekolah sekaligus sahabat dekatnya.. "

Sky mengangguk mengerti. 

"Aku suda dengar semua" ucap Elsa berikutnya.  Sky mengangkat wajahnya dan menatap Elsa penuh harap. 

"xena sudah lebih baik.  Meskipun ia belum mau untuk keluar dari rumah.  Tapi sedengar ku dia sudah mau keluar dari kamarnya"

Sky menghela napasnya yang sejak kejadian itu terasa mengganjal di dadanya. 

"Aku sudah melihat mu satu minggu ini dan karna itu aku pikir kamu berhak tau kabar Xena" ucap Elsa. 

Sky sudah akan mengucapkan terimakasih namun Elsa lebih dulu melanjutkan kalimatnya. 

"meskipun aku membenci mu"

Sky kembali menatap Elsa bingung. 

"cerita tentang mu tentu bukan kisah baru.  Kamu tau sky aku sangat membenci mu.  Karna mungkin kalau tidak ada kamu Xena tidak harus mengalami ini semua. "

Sky mengangguk setuju "kamu benar..  Aku pantas di benci"

"tidak,  aku salah.  Melihat mu yang terus menanti xena.  Membuat aku sadar aku salah,  aku tidak berhak membenci mu karna ini bukan salah mu.  Ini hanya cara Tuhan menguji hambanya. " ucap Elsa

"tapi kalau aku tidak ada xena tidak akan jatuh cinta pada ku dan kalau aku tak memaksa untuk masuk kembali dalam hidupnya Grace tidak akan melakukan ini" ucap Sky

Elsa mengangguk setuju "kamu benar, tapi bukan kamu yant meminta untuk di lahirkan bukan?  Bukan kamu yang minta untuk menjadi obsesi Xena kan?  Itu bukan salah mu atau paling tidak bukan murni salah mu,  tapi meski begitu aku tetap sulit untuk tak membenci mu. "

Elsa menundukan kepalanya, ia tak mau sky melihat bahwa dirinya menangis. 

"Aku mengenal xena..  Sejak kecil. Bahkan sebelum xena berubah ia bukan orang yang akan tega melukai orang lain,  apalagi sampai membunuh.  Aku sangat tau Xena.  Ia hanya terlalu baik dan terus di manfaatkan. " 

Pergi (Rangkuman dari Tugas Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang