Empat puluh tiga

1.8K 191 9
                                    

Jika biasanya sky akan terbangun sendiri dari tidurnya saat pukul dua atau setengah tiga.  Kali ini sky terbangun karna ia mendengar suara yang cukup berisik. 
Sky terduduk dan mengambil ponselnya sendiri, di lihatnya jam baru menunjukan pukul tiga pagi. Ia terduduk memulihkan seluruh kesadarannya setelah itu ia berjalan keluar dengan membawa gelasnya yang sudah kosong. 

Meski matanya masih menyipit karna baru saja bangun dari tidur.  Namun sky cukup jelas untuk melihat apa yang sedang terjadi saat ini. 
Yaitu Ibu, adik-adiknya juga beberapa pembantunya rumahnya sedang sibuk untuk membungkus dan menyiapkan sesuatu,dengan ibu sky sebagai koordinatornya. 

"mah..? " ucap Sky tak percaya dengan apa yang di lihat.  Entah dari mana mamanya mempunya semua barang-barang ini. 

"Ah kamu sudah bangun.. Sky kamu telfon pak larjo ya, minta tolong pak Larjo untuk nyupirin kita hari ini.  Soalnya ini kayaknya ngga muat deh kalau di mobil daddy doang.  Sunny juga ngga mau bawa mobil dan pak Damar juga ngga bisa masuk besok, sudah izin dari seminggu lalu. 

Bukannya menyauti ibunya sku justru ikut mengecek barang-barang apa saja yang sudah di siapkan ini. 

"sky jawab mama.. "

"mama dapet dari mana sih semua barang-barang ini? " tanya Sky dan menggaruk lehernya sendiri. 

"oh mama yang pesen dan minta di anter malam itu juga.  " jawab Claudi

"kalau tas ini dan make up ini punya aku, masih baru.  Ini aku beli waktu aku ke korea kemarin" ucap Sunny

Sky menggeleng tak percaya dengan ibu juga adik-adiknya. 
Sky reflek menatap ibunya saat sang ibu mendapatkan telfon lagi. 

"pokoknya sebelum jam 6 kue nya sudah sampai ya.. " ucap ibu sky dari telfonnya. 

Sky terduduk di sofa.  Kepalanya terlalu pusing untuk melihat semua hal ini. 

"sky.. Kamu denger kan yang tadi mama bilang.. "

"ya denger ma..  "

"Tapi nanti biar Larjo bawa mobil kamu aja.  Lagi juga kenapa kamu ngga pake Larjo buat jadi supir kamu aja sih sky.   Kasihan kan pak Larjo kalau jadi supir taxi harus kejar setoran ini itu. " ucap Ibu sky

"ya sky coba ngomong nanti.. " ucap Sky namun matanya masih mencoba menghitung barang-barang yang ada di sana, kurang lebih sudah ada 8 parcel yang jadi dan beberapa lagi masih di buat. 

"sunny.. Kira-kira yang belum apa ya?" tanya ibu sky

"Euhm..  Banyak sih mah..  Tapi kayaknya ngga mungkin selesai hari ini.  Harusnya kita cari-cari gamis dan kerudung untuk ka xena, terus sepatu terus.. "

"tunggu deh. Mah,  kita itu cuma datang bukannya langsung lamaran.." ucap Sky

"udah ah.. Kamu diem aja.  Ini urusan cewek.  Oh ya kamu tau ukuran Xena? "

"Enggalah.. " jawab sky

"gimana sih kamu.. Yang peka dan perhatian dong kalau jadi cowok.  Awas ya kamu kalau udah jadi suaminya xena terus berani-berani nyakitin xena mama kurung kamu di kamar mandi" ucap ibu sky

Sky menghela napasnya.  Ia meletakam kepalanya pada sofa. 

"bukan tidak peka.. Pacaran saja tidak pernah.  Kan mama tau,  dia langsung maunya di nikahi.  Sudah mau di nikahi banyak hal yang harus aku kerjakan dan sama sekali tidak sempat untuk dekat dengan dia.  Balas chat aku saja dia sangat amat jarang sekali" keluh Sky

"yaudah ngga usah curhat.. " ucap ibu sky dan langsung kembali sibuk. 

Sky menatap ibunya jengkel.  Namun perlahan tatapan itu berubah menjadi senyum yang tulus.  Meskipun ibu dan adiknya memang terlalu berlebihan dan heboh untuk setiap hal yang kadang justru membuat sky malu.  Tapi sky sungguh tau bahwa semua itu mereka lakukan karma mereka sayang dengan dirinya.   Kali ini sky akan membiarkan ibu dan adiknya melakukan apapun yang mereka mau.  Bahkan untuk acara pernikahannya sky akan menyerahkan pada mereka dan tentu pada xena juga keluarganya.  Ia akan ikut apapun yang mereka inginkan. 

Pergi (Rangkuman dari Tugas Kehidupan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang