"Keep smiling, because life is a beautiful things and there's so much to smile about"
- Marilyn Monroe -
❤❤❤
Pagi harinya dengan diantarkan Rina, Salwa berangkat ke kantor dengan setelan hitam putih. Wedges hitam menghiasi kakinya dengan tas kecil berwarna senada.
Salwa belum tau bagaimana pekerjaannya makanya belum membawa laptop dan perlengkapan lainnya. Hanya membawa tas berisi perintilan kecil yang sekiranya dibutuhkan.
Sebelumnya mereka mampir ke Dealer motor tempat Diska bekerja. Salwa menitipkan berkas yang dibutuhkan pada satpam. Selanjutnya mereka lanjut ke kantor tempat Salwa bekerja.
"Makasih ya Dek," kata Salwa saat turun dari motor dan mengembalikan helm yang dipakainya pada Rina.
"Sama-sama kak. Semangat ya kerjanya."
"Makasih. kamu hati-hati."
Salwa duduk di kursi yang berada di depan ruangannya sambil menunggu apel pagi dimulai. Memainkan ponselnya untuk membunuh kebosanan. Sesekali tersenyum saat membaca chat dari teman kerjanya dulu saat diperantauan.
Salwa menyimpan ponselnya dan bergegas ke halaman saat acara apel pagi dimulai. Sedari tadi dia sadar jadi pusat perhatian. Tapi Salwa hanya menyunggingkan senyum dan bersikap tak peduli.
Memasuki ruangan kerjanya setelah selesai apel pagi dan berkenalan dengan teman satu ruangannya. Diruangan itu terdiri dari 8 orang dengan 3 perempuan dan selebihnya laki-laki.
"Assalamu alaikum semua. Perkenalkan Salwa Haura. Panggil aja Salwa." gadis itu tersenyum manis memperkenalkan dirinya.
"Waalaikum salam Salwa," mereka semua berkenalan. Gadis itu bersyukur teman satu ruangannya menyambut hangat dirinya. Tidak ada tatapan sinis dan aura permusuhan dari mereka.
"Sebelumnya Salwa kerja dimana?"
Tanya Anhar yang paling tua di ruangan mereka."Di Batam Bang. Kerja di PT,"
"Anak rantau juga." Rahayu terlihat antusias. Wanita yang terlihat lembut itu tersenyum teduh.
"Iya kak. 8 tahun kerja disana,"
"Wah lama juga ya. Terus kok pindah. Bukannya gaji disana lebih besar ya,"tanya yang lainnya yang dibalas senyum sama Salwa.
"Iya kak. Tapi yang namanya merantau baliknya selalu ke tanah kelahiran. Tak peduli sejauh apapun kaki melangkah." mereka menganggukkan kepala tanda menyetujui. Sejauhnya merantau pasti akan kembali ke tanah kelahiran. Itu pepatah lama.
Mereka kembali bekerja setelah puas berkenalan. Pengalaman jadi staf keuangan selama 2 tahun membuat Salwa tidak kesulitan dalam pekerjaanya. Tidak terlalu jauh perbedaannya.
Apalagi didukung sama otaknya yang encer membuat Salwa mudah faham. Hanya dengan mendengar penjelasan Anhar. Meski masih hari pertama Salwa optimis menyukai tim ini.
Teman satu ruangannya juga senang saat Salwa benar-benar berkompeten di bidang keuangan. Tidak merepotkan seperti pikiran mereka. Biasanya anak baru banyak tanya dan harus diajarin seluruhnya. Tapi tidak dengan Salwa.
Salwa cekatan dalam pekerjaannya. Bahkan cenderung tidak merepotkan yang lainnya. Dia tau job desk-nya.
"Dari dulu kek ruangan kita tidak kedatangan anggota tambahan yang pintar gini ya," puji Lina seraya merenggangkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Pulang
RomanceMenapaki kota ini mengingatkanku akan masa lampau. Rasa sakit dan kecewa itu masih ada. Salwa Haura Masih sama dan akan terus sama. Hadi Uwais siregar