-Empat Belas-

4.1K 281 5
                                    

 "Pergi untuk kembali, hilang untuk pulang. Pisah untuk Kamu, jarak untuk rindu. Aku untukmu"
                - Anonim -
                   ❤❤❤

                         

              SMA tempat Salwa menimba ilmu sedang mengadakan buka bersama sekaligus reuni untuk beberapa angkatan. Meski tidak seluruhnya tapi hampir setengah angkatan yang diundang.

           Dari kejauhan sudah terlihat semaraknya acara. Lampu-lampu sepanjang pagar sekolah menyala terang.    Seakan menyambut para alumni untuk bernostalgia mengenang masa-masa sekolah dulu.

        Salwa asing dengan acara ini. Secara dia tidak pernah mengikutinya. Bertahun-tahun membuatnya tidak pernah menghadiri acara-acara yang diadakan tiap tahun oleh para alumni.

       Kenangan sekaligus sumber rasa sakitnya sedikit banyak terjadi di sekolah ini. Bagaimana bisa Salwa baik-baik saja datang ke tempat ini.

     Untuk ini saja Salwa menguatkan hati. Apa yang terjadi bertahun lalu sudah dilupakan orang. Tidak ada yang perlu ditakutkan.

    Kalaupun ada satu atau dua orang yang mengingatnya, biarkan saja. Toh, mau bagaimana pun dia berusaha menghapusnya noda itu akan tetap menempel.

    Hanya bisa dilupakan dan diletakkan di masa lalu. Namun tidak bisa dihilangkan begitu saja. Tapi biarkan tersimpan rapat sebagai pengingat kalau manusia tidak luput dari kesalahan.

"Kamu baik-baik aja?" Diska bertanya sebelum mereka ke tempat acara.

          Melihat kecemasan Diska menghadirkan perasaan hangat di hatinya. Akan lebih mudah sebenarnya kalau hatinya terpaut pada sahabatnya itu.

     Tapi sejak dulu maupun sekarang perasaannya untuk Diska tak lebih dari sebatas saudara. Begitu juga Salwa. Meski banyak orang yang meragukan hal tersebut.

"Andai ya, aku sukanya sama kamu kita nggak akan semenyedihkan ini." kata Diska suatu hari.

"Ya,udah. Kenapa nggak coba jatuh cinta sama aku?" Kelakar Salwa menaik-turunkan alisnya. Bertingkah sok imut yang justru membuat Diska geli.

     Tawa Diska pecah berderai-derai. Menoyor kepala Salwa yang langsung protes. "Jijik gue liat Lo sok imut begitu." Bukannya marah Salwa juga ikutan tertawa menertawakan kekonyolannya.

"Kalau saja kejadian Lo nggak harus kabur ke kota seberang."

    Salwa berdecak mendengar sindiran Diska. "Lo,nggak pa-pa?" Diska menyentak lamunan Salwa.

Gadis itu tersenyum tipis. Walau ada sedikit ketakutan dia harus bisa baik-baik saja. "Aku,oke." singkatnya merapikan pashmina yang menutupi kepalanya.

       Salwa tidak ingin tampil terlalu mencolok. Maka diputuskannya memakai rok motif warna navy, atasan berwarna putih dan pashmina coklat muda.

     Terlihat sederhana namun layak dipakai untuk acara malam ini. Salwa memakai sepatu kets putihnya. Diska terlihat sabar menunggu Salwa yang bersiap sejak tadi.

"Kalau kamu nggak bisa, kita nggak usah datang." tenang Diska menyadari Salwa lumayan gugup.

"Jangan ngaco. Yuk!jalan!" Salwa menepuk pundak Diska pelan. Menegaskan dia baik-baik saja.

      Diska menoleh sekali lagi sebelum menghela nafas. Lantas menghidupkan motornya diikuti Salwa di belakangnya.

       Mereka berkendara dengan santai. Angin malam yang sejuk rasanya memberi sedikit kekuatan untuknya.

Kembali PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang