"Pantas tidaknya semua tergantung penilaian tuhan bukan manusia"
-Unknown-
❤❤❤Lebaran ketiga keluarga yang mengunjungi rumah neneknya sudah mulai berkurang. Salwa baru saja selesai sarapan dan sedang berselancar di media sosialnya ketika dikejutkan dengan telpon seseorang.
"Hah? Yang bener?tunggu biar aku jemput,Mas." Salwa kontan masuk ke rumah untuk berganti pakaian.
Gadis itu celingukan di terminal, begitu menemukan orang dia cari lantas mengangkat tangannya.
Pandangannya dan pria berjaket bomber itu bertemu. Salwa bergegas menghampiri.
"Ya,ampun, Mas. Datang nggak bilang-bilang."omel Salwa yang langsung menyalin pria itu.
"Lah,ini,apa?" Salwa mengerucutkan bibirnya. Rama tertawa.
"Yuk,kita ke rumah."
"Apa nggak sebaiknya aku di hotel aja?" Rama tak enak hati.
"Ngapain? Di rumah masih ada kamar kosong. Yuk!"
Rama mengikuti Salwa menuju motornya yang terparkir. "Mas atau aku?"
"Mas aja deh,"
"Yakin?Mas kan baru perjalanan jauh."
"Udah tidur kok semalam."
Salwa mengalah dan memberikan kunci motornya. Lantas keduanya berboncengan menuju rumah Salwa.
Di teras sudah ada Nenek dan Tantenya. Keduanya menyambut baik kedatangan Rama. Saat video call dengan Salwa di Rama sering nimbrug. Keluarganya jadi kenal dan Rama tidak canggung lagi.
"Nak,Rama." Rama menghampiri dan menyalim dengan sopan.
"Akhirnya ketemu juga ya,Tan,"
"Iya,nih. Kamu jadi jauh-jauh kesini." Rama terkekeh.
"Nggak pa-pa,Tan. Lagian aku juga lagi ada kunjungan ke Aceh."
"Masih lebaran udah kerja aja. Semangat amat cari cuannya." sindir Salwa.
"Harus gitu. Mapan aja masih ditolak." Tante dan neneknya tertawa mendengar sindiran balik Rama. Salwa sendiri berdecak.
*Rama kelihatan lebih segar siangnya. Usai makan dia memang langsung disuruh istirahat. "Makan siang yuk,Mas." Salwa mengulurkan segelas air yang langsung diterima Rama.
"Pada kemana?"
"Ada pesta di kampung sebelah." Rama mengerti.
"Atau kita makan di luar?"
"Boleh."
Rama kembali memboncengi Salwa dengan gadis itu yang jadi penunjuk arah.
"Serasa nostalgia," bisik Rama namun masih bisa di dengar Salwa."Udah lama ya,Mas." Rama mengangguk di balik helm yang dipakainya.
"Jadi kangen masa lalu." Salwa diam. Mengeratkan pegangannya di jaket yang dikenakan Rama.
Salwa berdehem canggung. Pembahasan masa lalu menjadikan suasana hening diantara mereka. "Kita makan dimana?" Rama memecah kebisuan, Salwa memandangi kanan-kiri.
"Jalan aja dulu,Mas. Ntar aku kasih tau." Rama kembali melajukan motornya.
Cukup lama mereka berkeliling. Rama yang meminta. Dia ingin tau kampung halaman Salwa. "Kita makan dekat supermarket itu aja,Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Pulang
RomanceMenapaki kota ini mengingatkanku akan masa lampau. Rasa sakit dan kecewa itu masih ada. Salwa Haura Masih sama dan akan terus sama. Hadi Uwais siregar