Dua Puluh Enam

3.6K 281 12
                                    

       "Cinta saja tidak cukup sebagai bekal rumah tangga,tapi juga perlu kompromi dua arah"

               -Unknown-
                         ❤️

 

         Risty yang datang bersama keluarganya disambut ramah Ratu. Meski kecewa akan tindakan mereka Ratu bisa apa.

       Meski pertunangan itu dibatalkan Ratu tidak bisa begitu saja memutus komunikasi. Persahabatannya dengan orang tua Risty jauh lebih erat dibanding pertunangan itu.

"Apa kabar,Tante?"

"Baik. Risty apa kabar?"

"Aku baik juga Tante. Senang ngelihat mereka ya Tante." Ratu ikut mengedarkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Risty. 

     Tak lama kemudian Ratu mendengus. Risty tersenyum tipis melihatnya. Digenggamnya tangan Ratu dan mengelusnya pelan.

"Tante masih kecewa sama kamu,"

"Risty tau. Tapi nggak akan menyesal. Tante tau perasaan itu nggak bisa dipaksakan."

"Meski begitu izinkan Risty meminta maaf telah membuat Tante kecewa."

"Tante berharap kamu berjodoh sama Hadi," Risty tersenyum

"Namanya jodoh itu sudah ada yang ngatur. Risty tau banget Hadi sangat menginginkan Salwa jadi istrinya."

"Tapi Tante nggak setuju."

"Tapi Tante pasti tau kalau Hadi tidak akan menyerah. Dulu aja saat remaja dia nekat apalagi sekarang."

"Tapi Tante tenang aja mereka nggak akan berbuat konyol lagi. Salwa pasti akan menolak."

"Bukannya itu kemauan dia?"heran Ratu.

"Tante pasti nggak dengerin penjelasan Hadi secara menyeluruh. Setahu Risty dari pengakuan Hadi sendiri ide buat kawin lari mereka dulu dari Hadi."

"Risty juga tau itu. Karena ada bersama mereka saat itu. Salwa menolak namun Hadi tetap kekeh dan tidak mau dibantah."

"Tau sendiri bagaimana keras kepalanya Hadi kalau sudah menginginkan sesuatu."

"Tapi..." Ratu terlihat shock dan tidak yakin.

"Tante tau maksud Hadi melarikan Salwa?" Ratu menggeleng dengan pelan. "Hadi beranggapan sekalipun bukan saat itu kelak dia yang akan menikahi Salwa. Tante tau sendiri gimana jeleknya persepsi orang atas perempuan yang dibawa lari pacarnya di tempat kita."

"Alih-alih Salwa, bisa dibilang Hadi yang menghancurkan hidup Salwa bukan sebaliknya."

     Ratu semakin shock saja. Wajahnya merah padam. Nafasnya memburu. Ingin rasanya dia memukul anaknya yang kurang ajar itu.

       Ratu baru tau fakta ini. Atau mungkin saja dulu Hadi sudah membeberkan. Namun tidak didengarnya akibat tertutupi emosi.

     Sungguh pengakuan Risty menampar Ratu sangat telak. Anak yang dibanggakannya ternyata mampu berbuat selicik itu.

 

                              *

       Pak Siregar memandangi istrinya yang terdiam sejak tadi. Mengelus lembut pundaknya Pak Siregar membawanya dalam pelukan.

"Mama kenapa?" tanya Pak Siregar lembut dan penuh perhatian.

"Kelelahan kayaknya,"

"Mama mau cerita?" Sesaat Ratu memandangi suaminya sebelum mendesah pelan.

Kembali PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang