-Lima Belas-

3.6K 264 5
                                    

                  "Hidup bukan tentang sekedar menetap, melainkan tentang bertahan"
                        - Anonim -

                           ❤❤❤

         

         Salwa menipiskan bibir melihat begitu hebohnya angkatan mereka saat Hadi membawakan lagu Sempurna milik Andra and the backbone.

     Terutama teman-teman Risty yang tidak hentinya menggoda gadis itu. Salwa bahkan mendengar jelas kalau keduanya disarankan menikah secepatnya.

       Kalau menuruti hati Salwa sebenarnya sakit mendengarnya. Tapi dia bisa apa? selain diam dan berusaha tak terpengaruh.

       Semua orang tau Salwa mantan pacar Hadi di masa lalu. Tapi jangan lupakan di masa sekarang orang taunya Risty tunangan Hadi.

"Masih mau disini?" tanya Diska pelan. Walau tidak diberitahu dia faham Salwa tidak nyaman melihat pemandangan tersebut. Salwa menjawab dengan anggukan.

"Gue tau ini bukan penghiburan,tapi mata Hadi sedari tadi hanya melihatmu."

"Nggak usah sok tau,"decak Salwa.

"Lagian tanpa gue jelasin Lo yang paling tau hatinya buat siapa."

"Berisik," sahut Salwa judes. Diska tertawa dan lagi Hadi melihat semua itu.

   
       Sementara itu Hadi hanya memaku matanya pada satu titik. Tidak beralih meski bibirnya tak henti membawakan lagu yang diharapkan bisa dipahami orang yang dimaksud.
   
       Perasaan tak suka dan tidak nyaman sering dirasakan Hadi. Walau dienyahkan dia selalu tidak nyaman melihat kedekatan Salwa dan Diska. Mereka mengakui hanya sahabat. Tapi dalam hati siapa yang tau?

 
      Bukan hal aneh bila Salwa banyak yang suka. Selain cerdas dia juga cantik. Bukan hanya di sekolah mereka bahkan murid sekolah lain banyak yang naksir Salwa.

    Beruntung Salwa terkenal cuek dan tidak menanggapi yang ingin mendekatinya. Walau begitu Hadi sering ketar-ketir. Belum lagi dia selalu dikelilingi cowok-cowok yang jadi sahabatnya selama ini.

         

         Malam ini Hadi membawakan tiga lagu. Kalau ditelaah merupakan ungkapan hatinya. Terutama saat dia membawakan lagu Bahasa Kalbu diiringi petikan gitar bernada slow.

     Bahkan cewek-cewek sudah menjerit begitu sampai di bagian Refrain. Tapi tetap saja atensi Hadi hanya terfokus pada satu titik.

     Hadi tidak tau apa yang dipikirkan Salwa. Mengingat gadis itu hanya diam. Dengan sorot mata tak terbaca sama sekali.

                    
                          -

"Ciee... Yang dinyanyiin." Seloroh Risty berbisik begitu satu-persatu bangkit meninggalkan tempat acara.

        Salwa mengernyit bingung sebelum menyikut pelan Risty. Gadis itu tergelak. "Apaan,sih." Meski begitu wajahnya bersemu merah. Beruntung mereka berada di tempat yang tidak terlalu terang hingga Risty tidak menyadari perubahan raut wajahnya.

"Gue aja melting. Apalagi Lo,pastinya." Risty mesem-mesem. Salwa sendiri tidak menanggapi.

"Mau pada pulang?" tanya Hadi yang tiba-tiba berada di dekatnya.

"Gue dijemput." Bukan Salwa yang menjawab namun Risty yang tertawa melihat Hadi berdecak.

"Gue nggak nanya,Lo." dengus Hadi. Gantian Risty yang berdecak. Interaksi keduanya tak luput dari pengamatan Salwa. "Jadi gimana?" Hadi memutar tubuhnya menghadap Salwa.

Kembali PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang