-Sebelas-

4.4K 336 4
                                    

"Setiap orang punya kesempatan kedua, tapi tidak untuk kesalahan yang sama"
                   - Anonim -
                      ❤❤❤


      Pagi ini sebenarnya Salwa malas berangkat ke kantor. Rasanya semua badannya terasa sakit, tapi tetap memaksakan diri untuk bekerja. Dibulan puasa begini orang pemerintahan suka inspeksi mendadak.

     Gedung pemerintahan yang satu kompleks membuat Salwa juga tidak bisa menghindar untuk bertemu Hadi. Seperti pagi ini motor mereka berjalan bersisian.  Salwa tetap seperti biasa tidak menoleh pada Hadi yang hari ini memakai batik warna hitam.

"Selamat pagi cantik," goda Hadi seperti kebiasaan mereka dulu saat berpapasan.

"Assalamu alaikum," mendengar itu Hadi tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Waalaikum salam. Apa-," belum sempat Hadi meneruskan ucapannya Salwa sudah melajukan motornya menuju parkiran kantor.

          Hadi tidak sempat mengejar lagi gadis itu keburu memasuki kantornya.
Hadi hanya tersenyum simpul melihatnya. Tau kalau jalannya untuk mendekati Salwa tidak akan semudah dulu.

      Hal yang wajar sebenarnya. Mengingat dia sudah menghancurkan kehidupan gadis itu. Tapi untuk kali ini saja biarkan dia bersikap egois lagi.

      Dulu dia tidak punya power melawan Ibunya. Lain sekarang, dia sudah dewasa dan sudah bisa mengambil keputusan sendiri tanpa intervensi siapapun.

"Udah tau belum guys nanti sore pak Bupati mengadakan buka bersama bersama jajarannya," beritahu Lina dengan heboh begitu memasuki ruangan.

Semua kompak menggelengkan kepala tanda tidak tau "Diadakan dimana?" tanya Rahman.

"Di depan kalau nggak salah,Bang. Di aula nggak muat. Dengar-dengar seluruh instansi."

"Rame benar dong," timpal Anhar.

"Pastinya. Apalagi ini pertama kalinya. Biasanya kan sendiri-sendiri."

"Seru dong ya pastinya. Tapi boleh bawa anak nggak sih?" tanya Rahayu mengingat sang anak di rumah.

"Katanya boleh kok. Bawa keluarga juga boleh. Semacam family gathering gitu." jelas Lina yang membaca pengumuman di grup resmi kantor.

"Baguslah. Kasian anak gue ditinggal mulu dari kemaren."

"Bapaknya kemana kak?" Salwa membuka suara setelah sebelumnya hanya menyimak.

"Lagi ada pelatihan Wa. Besok baru pulang."

"Gue mau belanja habis ini. Ikut,nggak kak?"

"Boleh. Kita ke tempat Salwa aja."

"Wah, kalau kayak gini senang aku." kekeh Salwa.

"Asal dikasih diskon."

"Beres." Salwa mengangkat jempolnya.


                            *

      Sepulang kantor Salwa menemani kedua temannya belanja di tokonya. Mereka sibuk memilih gamis yang cocok. Kebetulan hari ini kakak iparnya yag kebagian jaga.

       Salwa menghela nafas pasrah membaca chat dari Hadi. Dia tau lelaki tidak akan menyerah mendekatinya. Tapi salahkah Salwa menolak?

Hadi uwais:
Aku tau kamu menghindariku, aku yang nyakitin dan menghancurkan semuanya. Aku minta maaf, tapi please kasih aku kesempatan lagi.

    Seperti sebelumnya Salwa tidak berniat membalasnya. Biarkan saja. Bukan ingin Salwa menjauhi Hadi seperti ini.

     Bagi Salwa semua sudah berakhir bertahun-tahun lalu. Walau tak dipungkiri kalau jauh disudut hatinya masih menyimpan lelaki itu.

Kembali PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang