21. Hamam masa depan?

1.3K 59 4
                                    

Milena masih diam ketika para preman itu sudah memanggilnnya dengan beberapa sebutan bagi seorang gadis. Ia masih melanjutkan jalan tanpa arah tujuan itu,ia hanya mengikuti kemana kakinya melangkah

Preman itupun mulai melancarkan aksinya,mereka mencoba mendekati Milena yang masih sendirian saat itu

"neng kemana neng wit wiw"

"si eneng malem malem keluyuran haduh,gatakut setan neng?"

"abang temenin yu neng"

"neng ikut yu sama abang"

"mantep juga nih cewe"

"kuat berapa jam neng?"

"sama abang yu neng"

Para preman yang berjumlah 4 orang itu terus menggoda Milena yang berjalan sendirian ditengah sepinya ibu kota pada malam hari

Tapi tunggu,apakah para preman itu sadar sedang berhadapan dengan siapa?

Milena. Sang preman dari jurusan IPS

Milena melayangkan bogem mentah tepat di hidung salah satu preman itu ketika para lengan lengan kasar itu mulai menyentuh bagian bagian tubuh Milena dengan kasar

"Wah si eneng udah berani main kasar nih"
kata si preman memegang hidungnya

Milena tidak berkata,ia masih sigap dengan tangan yang mengepal siap membogem kembali

Bugh

Oke 2 pukulan untuk 2 sentuhan

Milena tidak langsung diam,perempuan mana tidak marah ketika moodnya sedang hancur lalu dilawan?

Huft

Terjadi sedikit perkelahian disana,sekitar 10 menit pada malam hari itu. Milena terus memukuli preman itu tanpa ampun memakai tangan kosong ataupun bantuan bangunan kayu bekas disekitarnya sampai para preman itu

Tidak ada yang melerai ataupun memberhentikan mereka karna jalanan yang benar benar sepi hingga para preman itu kabur seperti layaknya habis dikejar setan. Milena memang cukup kewalahan dengan tingkah 4 preman itu,tapi yah namanya juga Milena

"Gila,lo pada berani lawan gue huh?"
Milena membersihkan pergelangannya sembari mengatur nafas yang tidak beraturan

"LENA!"
Teriak seorang dari sebrang jalan

Milena melihat pria itu dengan samar samar karna kurangnya penglihatan lampu dimalam hari

"ZIBRAN!"

"Ngapain lo disini? Tunggu gue kesitu!"
Teriak Zibran memberikan kode dari lengannya
.
.
.
.
.

"Tunggu sini dulu,gue bikinin teh anget"
Kata Zibran memberikan selimut hangat ketubuh Milena

"Eh..bran!"

Zibran menoleh

"Takut.."
Milena mempererat selimutnya

Zibran sedikit terkekeh mendengar dan melihat adegan lucu itu didepan matanya

"Ck,tunggu sebentar ko"

Milena pun menunggunya diruang tamu yang lumayan besar itu dengan selimut yang menyelimuti tubuh kecil itu dengan seribu kehangatan,sesekali ia memerhatikan foto foto seorang anak kecil yang memegang berapa prestasi bersama seorang lelaki kekar yang Milena kira 'Ayahnya Zibran' mungkin?

Milena makin dibuat penasaran dengan foto keluarga tanpa seorang ibu disampingnya itu,ia pun mencoba berjalan memandangi dinding dan meja yang penuh foto bersejarah itu

Who?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang