Mariana!
Mariana memang bodoh! Ia hampir saja membocorkan keadaan Milena yang sedang bersembunyi dari suaminya
"Lena disini?"
Tanya Hamam membuat canggung suasana"Eh..eh..mag..sud.."
Hamam berdiri tepat didepan Mariana
"Lo sembunyiin dimana lena!?"
Tanya Hamam menarik rambut Mariana yang memiliki panjang sebahu ituMariana kesakitan
"Lepasin mam!"
Jibran menepis lengan Hamam yang terus menyakiti mariana"Disini gaada Milena!"
Teriak Jibran lagi"Lo mau bohong sama gue?"
Hamam mulai mendekat ke arah Jibran didepannya"C..cari aja kalo lo emang kaga percaya!"
Jibran membentak"Len! Gue tau lo disini!"
"Keluar ga lo!"
"Jangan buat emosi ya len!"
"Milena!"
"Keluar atau Jibran mati?"
Glek
Mereka menelan ludah"Gue disini"
Milena keluar dari tempat persembunyiannya masih membawa tas dan rambut kusut juga wajah kusam. Milena tidak berani menatap Hamam didepannya bersama teman yang lain, ia hanya tidak ingin Jibran Mati didepannya karna ulah dirinya sendiri
"Pulang lo!"
Hamam menarik paksa rambut Milena keluar rumah ituJibran dan temannya tadi pun tidak bisa melakukan apa apa saat melihat itu. Mereka hanya bisa pasrah dan berharap Milena baik baik saja mereka yakin Milena bisa menghadapi perlakuan suaminya itu
•••
Gelap, bau, kotor.
Ruangan ini benar benar menjijikan untuk Milena. Bibirnya dibungkam oleh lakban berwarna hitam, matanya ditutup oleh kain hitam kotor, tangannya terikat di kursi kayu yang sudah rapuh. Milena hanya diam ketika suaminya sendiri melakukan hal kejahatan ini pada dirinya bukan suaminya yang melakukan ini padanya tapi teman teman yang lainnya juga ikut tapi tidak melakukan apa apa. Mereka pun kasihan pada Milena tapi disisi lain mereka tidak bisa mengelak perbuatan Hamam yang sudah benar benar dipuncak emosi
Milena menahan tangisnya sedari tadi. Dirinya sudah terjebak oleh suaminya sendiri mau minta tolong pun entah pada siapa. Sedangkan Hamam? Ia benar benar emosi karna Milena telah berbohong padanya, Hamam tidak suka dibohongi oleh siapapun. Bohong hanya akan membuat Hamam menghabiskan nyawa seseorang
Hamam tertawa puas dengan ulahnya. Ia terus menyentuh pipi Milena yang hanya diam. Sesekali Hamam memberikan segelas air putih untuk Milena padahal air itu adalah air penghantar tidur, Hamam telah menaburkan obat tidur berbasih tinggi yang sengaja ia berikan pada Milena
"Puas? Puas lo udah bohongin gue len!?"
"Coba kalo lo ga bohong sama gue"
"Lo itu cuma cewe ganjen len"
"Nikah sama gue karna permainan bokap gue"
"Sekarang? Bokap gue pun ngilang gitu aja setelah gue sukses bisnisnya"
"Gue?"
"Gue sakit hati len!"
"Inget ya len. Ini sifat asli gue, dan lo gapernah tau siapa gue sebenernya!"
"Gue cuma pura pura baik len sama lo. Ya..karna gue pengen jadi suami yang bisa ngidupin istrinya aja"
"Terserah lo mau caci maki gue dengan sebutan apapun. Gue terima len"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who?✔
Novela JuvenilSudah berniat udah mundur karna pernikahan yang tidak berjalan sesuai alurnya Semua luka sakit ini sudah terlalu banyak,bendungannya pun hampir rusak. Sudah ditambal oleh rasa tapi luka yang kau berikan malah semakin dalam Harus bagaimana? Mundur at...