Hamam berada tempat yang asing untuk dirinya. Ternyata sudah pagi, rasa bengkak disudut bibirnya sudah lumayan membaik karna ada kompres yang entah disimpan oleh siapa
Hamam mulai bangkit dari kasur dan menatap sekitar sembari memegang kepalanya yang masih terasa pusing
"Lo gapapa mam?"
"Reza?"
"Iye ini gue"
"Lo pasti mau nanyakan kenapa"
Hamam tersenyum
"Harusnya gue yang nanya,ngapain lo semalem keluyuran"
"Gue gatau arah pulang.."
Hamam kembali berbaring"Ck dasar.."
"Semalem gue digebukin sama orang yang ga dikenal za.."
"Gue tau, tu muka lo bonyok"
"Lo ngeliat ga siapa yang gebukin gue?"
"Orangnya pake topi, pake masker item, pake jaket item pula"
"Siapa ya?"
"Kemaren lo mabok?"
Tanya Reza duduk pada kursi dekat Hamam"Kaga, cuma nenangin diri aja pake alkohol"
"Yeu bambrang mabok namanye"
"Mam.."
"Hm?"
"Milena gimana?"
"Entah"
"Lo bener bener buruk mam hari ini"
"Ya gue tau,malah sebelumnya juga buruk"
"Gue bingung sekarang tujuan hidup gue apa"
"Lo harus istirahat mam.."
"Thank's ya za"
Ponsel reza berbunyi
"Mam!"
"Ayahnya Jibran meninggal!"
Hamam panik
"MILENA GIMANA?!"
"We must go now!"
•••
Milena masih sibuk membantu segala keperluan Jibran semenjak ayahnya meninggal
Rumahnya terus dipenuhi beberapa orang yang ingin menenangkan Jibran karna kepergian ayahnya
Jibran pun masih sangat sangat terpuruk. Ia terus menyembunyikan kesedihannya dan hanya Milena yang boleh masuk. Karna hanya bisa Milena yang mengerti akan keadaannya sekarang
"Bran.."
"Masuk len.."
"Ini bibi tadi buat bubur.."
Milena membawa semangkuk bubur, segelas air putih, dan beberapa obat untuk perut Jibran yang membengkak. Milena membuka jendela yang masih tertutup gorden di kamarnya Jibran
"Udah baikan?"
"Lumayan.."
"Udah tenang?"
"Lumayan.."
"Butuh apa lagi?"
"Nothing.."
"Abisin buburnya.."
"Heem"
"Nih minum"
"Len.."
"Iya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who?✔
Teen FictionSudah berniat udah mundur karna pernikahan yang tidak berjalan sesuai alurnya Semua luka sakit ini sudah terlalu banyak,bendungannya pun hampir rusak. Sudah ditambal oleh rasa tapi luka yang kau berikan malah semakin dalam Harus bagaimana? Mundur at...