Tak terasa hari sudah pagi lagi, padahal baru kemarin rasanya
Milena dan Jibran sedang sarapan dirumah Jibran dengan kursi yang berhadapan. Mereka sarapan dengan keheningan, tidak ada yang mau memulai perbincangan maupun obrolan
"lo kenapa"
Tanya Jibran memulai"Gue kangen Hamam"
"Gue ngerti.."
"Kalo hamam mendadak ninggalin dunia gimana bran?"
Uhuk
"Apaan sih len ngomongnya gitu amat"
"Tapi gue takut"
"Jangan nangis!"
Teriak Hamam dengan canda"Hihi gue ga nangis ko"
"Lo harus terus berdoa buat kesehatan Hamam"
"Heem"
"Dah yu ah kita berangkat"
"Bi kita berangkat dulu!"
•••
Pembelanjaran berlanjut seperti biasa. Murid murid belajar dengan bukunya sendiri terkecuali kelas 12, mereka sedang menjalani ujian praktek untuk salah satu syarat kelulusan
Jibran pun sedang melakukan drama teater di gedung olahraga sekolahnya. Ia sedang berlaku menjadi salah satu peran di sebuah kisah
Saat sedang dibelakang layar,Jibran menerima sebuah telfon masuk dari nomor yang tidak dikenal
Telfon itu masuk dengan lumayan lama, mungkin menunggu Jibran mengakatnya
Telfon kedua ia memanggil nomor Jibran lagi sama dengan yang pertama
Telfon ketiga masih sama...
Setelah telfon ke 4 akhirnya Jibran mengangkat telfon itu dengan nada yang cukup kesal
"Siapa si.."
"Hallo apakah benar ini dengan Jibran?"
Jibran merasa asing dengan suara ini"Iya saya sendiri?"
Jibran menjauh dari keramaian"Saya suster rumah sakit *** saya ingin memberitahukan bahwa kerabat anda yang bermana Hamam..."
"Terimakasih.."
Telfon ditutup
"Maaf gue gabisa lanjutin dulu! Hamam!"
"Bran!"
Reza meneriaki dirinya di ujung gedung sambil melambai lambaiJibran pun berlari menghampiri
"Lo buruan kerumah sakit! Milena udah disana pake taksi! Ayo sama gue"
Kata Reza berjalan menuju parkiran"Hamam kenapa za?"
"Pihak rumah sakit nelfon lo ga diangkat. Akhirnya telfon gue dan Milena tau itu"
Tak hanya Jibran dan Reza saja yang berangkat ke rumah sakit. Tapi beberapa anggota osis pun ikut
.
.
.
.Mereka berlarian melewati lorong lorong yang banyak terdapat manusia. Mungkin perbuatan mereka cukup menganggu pasien lain
Mereka menunggu diluar ruangan ketika didalam terdapat beberapa dokter suster dan Milena seorang yang terus memegang pergelangan Hamam
"Dok gimana?"
Tanya reza ketika dokter keluar"Huft.."
Dokter menghela nafas berat"Hati nya sudah rusak akibat alkohol yang terlalu banyak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who?✔
Ficção AdolescenteSudah berniat udah mundur karna pernikahan yang tidak berjalan sesuai alurnya Semua luka sakit ini sudah terlalu banyak,bendungannya pun hampir rusak. Sudah ditambal oleh rasa tapi luka yang kau berikan malah semakin dalam Harus bagaimana? Mundur at...