Jibran merasakan sentuhan tangan lembut mengusap rambutnya. Jibran merasa seseorang tengah bermaim main dengan rambutnya, padahal ia sedang menuju ke alam mimpinya namun terusik oleh tangan itu. Jibran pun membuka matanya berusaha melihat siapa yang melakukan ini, ia meregangkan otot otot nya yang terasa kaku akibat tertidur dikursi disebelah ranjang Milena
"Hai"
"Lena!? Milenaa!"
Jibran memeluk Milena erat"Aduh udah dong haha..kangen ya?"
Milena masih berusaha memulihkan dirinya sendiriJibran mulai berkaca kaca melihat pujaan hatinya telah sadar dari tidur panjangnya. Jibran pun memanggil dokter untuk memeriksa kesehatan Milena yang mulai sadar
"Sukurlah, kondisinya mulai membaik. Racunnya mulai menghilang, Milena masih lemas dan butuh beberapa hari lagi untuk melakukan perawatan disini agar pulih maksimal"
"Baik dok. Terimakasih"
"Saya permisi"
"Gue dimana?"
Tanya Milena"Alam barzah"
"Rumah sakit ya"
"Alam barzah. Nih gue malaikat pencabut nyawanya"
Milena pun tertawa mendengar lelucon Jibran yang berusaha menghibur dirinya. Jibran terus mengenggam lengan Milena dan mengusapnya untuk mengobati rasa rindu
"Apaan sih liatin gue mulu ahaha"
Tawa Lena malu"Lo cantik"
"Emang. Lo aja baru nyadar"
"Makanya cepet sembuh"
Hening..
Fikiran Milena mulai melayang. Hamam..
"Bran..gue mau denger ceritanya"
.
.
.
Milena tak kuasa menahan tangis ketika Jibran menceritakan kejadiannya dari awal. Tangisnya pun pecah ketika mendengar suami sahnya telah tenang dialamnya, Milena tidak menjerit atau meraung raung. Ia hanya tak percaya semua kejadian ini benar benar telah terlewati tanpa dirinya, ia menangis menatap langit langit kamar rumah sakit sembari mengeluarkan air mata yang tidak berhenti. Jibran pun berusaha menenangkan MilenaHamam pergi selama lamanya meninggalkan Milena
Ternyata itu adalah mimpi, kejadian kemarin saat Milena memimpikan Hamam pergi dari hidupnya selama lamanya. Mungkin Hamam berusaha menyampaikan permintaan maafnya yang sangat dalam untuk Milena lewat mimpinya
"Kemarin gue mimpiin Hamam dateng, dia minta maaf sama gue"
Jibran diam
"Gue kira itu cuman mimpi halusinasi. Nyatanya.."
"Hamam udah tenang len..ikhlasin dia"
"Bran gue mau ke makam Hamam"
Milena berusaha berdiri dari ranjangnya walaupun kondisinya masih lemah"Jangan!"
"Minggir bran, gue mau liat Hamam buat yang terkahir"
"Lena lena!"
"Gue mau ketemu Hamam!"
"Minggir bran! Hiks"
Milena terduduk di ranjangnya dengan Jibran memeluk dirinya yang terus memberontak"Lena lena..dengerin gue sssst sstt"
Jibran mencoba menenangkan MilenaMilena masih memberontak dengan tangisannya
"Lena lena..Dengerin gue, kalo lo mau nemuin Hamam lo harus sembuh"
"Hamam gamau liat lo masih sakit kaya gini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who?✔
Teen FictionSudah berniat udah mundur karna pernikahan yang tidak berjalan sesuai alurnya Semua luka sakit ini sudah terlalu banyak,bendungannya pun hampir rusak. Sudah ditambal oleh rasa tapi luka yang kau berikan malah semakin dalam Harus bagaimana? Mundur at...