8. Tuhan yang paham (Baysan x slight ViMbay) - part 3 (END)

916 111 28
                                    

Part akhir dari Trilogi "Tuhan Yang Paham".
ENJOY!!

.
.
.

Langit masih gelap dan jam di ruangan tersebut masih menunjukkan pukul 3 pagi.

Bayu pun tersadar dari tidurnya dan bergumam, "Gua dimana?". Setelah melihat tangan kirinya yang diinfus, ia menyadari ia berada di rumah sakit dan ia berpikir siapa yang membawanya kesini.

Ah dia ingat kenapa dia dibawa kesini. Ingatannya kembali ke beberapa jam sebelumnya ketika ia melakukan percobaan bunuh diri. Lalu samar-samar ia mendengar suara Resti, sahabatnya yang berteriak minta tolong sebelum ia jatuh tak sadarkan diri.

"Ternyata gua masih hidup ya...", batin Bayu.

Lalu secara seksama ia perhatikan samar-samar situasi kamarnya yang masih gelap gulita dari sisi kiri ke sisi kanan kamarnya. Seketika matanya membelalak ketika melihat sisi kanan ranjangnya ada seseorang yang tidur dengan telungkupan tangan sebagai alas tidurnya. Bayu sangat mengenali sosok tersebut dari gelang yang digunakan di pergelangan tangan kanannya.

Ya, itu adalah Ihsan, kekasihnya.

Seketika itu pula perasaan Bayu menghangat.

Ihsan masih peduli kepada dirinya.

Namun, tetiba ia berpikir kenapa Ihsan ada disini.

"Apakah Resti memberitahu Ihsan?", tanya Bayu dalam hati.

Semakin lama ia berkutat dengan pertanyaan tersebut, semakin sakit kepala Bayu dibuatnya.

"Ah udah lah mending gua tidur lagi...", batin Bayu.

Sebelum ia melanjutkan tidurnya, ia mengelus sangat pelan surai sang submisif agar tidak terbangun dan bergumam lirih

"Ternyata lu masih peduli sama gua can, masih sama seperti dulu..." lirih Bayu lalu Bayu kembali tertidur dengan telapak tangan kanannya terjatuh di bahu kiri Ihsan.

.
.
.

Pagi harinya, Ihsan terbangun dari tidurnya karena merasa ada sesuatu menimpa bahu kirinya. Saat ia melirik bahu kirinya, ia terkejut telapak tangan Bayu tersingkap di bahunya. Sesaat ia berpikir, seingat Ihsan semalam tangan Bayu masih berada diatas ranjang tidur.

"Apa Bayu udah sadar ya? Kenapa gak bangunin gue coba?", batin Ihsan.

Lalu ia mencoba menggerakkan tangan kanan Bayu dan bergumam pelan, "Bay, lu udah sadar belom sih?". Terus berulang ia coba menggerakkan tangan tersebut, tapi Bayu belum sadar juga.

Sebenarnya Bayu sudah tersadar sejak pertama Ihsan mencoba membangunkan dirinya, namun ia berpura-pura masih tidak sadarkan diri untuk menguji kesabaran kekasihnya.

Ihsan pun kesal karena Bayu belum juga tersadar, ia memutuskan untuk merebahkan kepalanya di ranjang Bayu. Sesaat kemudian, Ihsan merasakan ada tangan yang mengelus kepalanya. Lalu ia mengangkat kepalanya dan melihat Bayu sudah tersadar dengan senyuman tengil miliknya.

"B-bbaayyy...lu udah sadar?" gumam Ihsan sedang menahan rasa bahagianya karena Bayu-nya sudah sadar.

"Belom, ini masih tidur. Ya gua udah bangun kali, udah dari tadi malah.", jawab Bayu malas.

Ihsan pun mengerjap, "Jadi, dari tadi lu sebenarnya udah sadar?"

Bayu menjawab dengan senyuman jahil miliknya," Gua sih udah bangun dari awal lu coba gerak-gerakkin tangan gua. Tapi ya gua pura-pura masih tidur buat nguji kesabaran lu hahaha."

Seketika itu pula, dengan rasa kesal karena dijahili oleh Bayu, Ihsan menjewer telinga Bayu kencang.

"WOEEE SAKIT NJING, TEGA BENER LU CAN. UDAH TAU GUA LAGI SAKIT", teriak Bayu misuh-misuh yang sontak membuat Resti dan Vito yang masih terlelap tidur terlonjak bangun dari tidurnya.

The Lemonade'sWhere stories live. Discover now