Basel, 16 Maret 2019, 22.30 GMT+1
"M-m-aasss...a-a-kuuu...c-c-apeekk...", rintih seorang pemuda berkulit glowing kepada pemuda bermata merah yang kini sedang menggigit lehernya posesif.
"Kamu tahu sayang, aku rindu sekali akan darahmu. Sudah seminggu aku tak meminum darahmu yang manis itu...", geram sang pemuda bermata merah itu sambil tetap menggigit leher sang pemuda glowing dengan taringnya yang tajam.
Rian, pemuda glowing itu, berucap lirih, "Besok kita final mas, kita harus tampil maksimal kalo mau menang."
Pemuda bermata merah itu, Fajar, sontak menghentikan aksinya dan menatap Rian dengan warna matanya kembali ke cokelat kehitaman.
"Maafin mas ya dek, kamu tau sendiri mas udah puasa minum darah sejak match semifinal AE kita minggu lalu..." ucap Fajar lembut sambil membersihkan bekas luka gigitan di leher Rian.
"Iya gapapa mas...," ucap Rian tenang.
"... kalo kita menang besok, aku menyerahkan diriku sepenuhnya ke mas. Tomorrow, I'm yours. Yuk kita tidur mas.", lanjut Rian menyelesaikan ucapannya dan mengakhirinya dengan mengecup kening sang dominan lalu berbaring di ranjang tidur mereka.
Fajar yang menerima kecupan tersebut hanya bisa tersenyum simpul lalu mengecup balik sang submisif di bibirnya.
"Mas akan tagih janjimu besok dek, good night sayangnya mas jay..." ucap Fajar kepada Rian yang kini sudah tertidur pulas dan memeluknya erat seperti yang biasa mereka lakukan saat tidur malam.
.
.
.Keesokan harinya, Fajar-Rian akhirnya mendapatkan titel pertamanya di tahun ini sebagai juara Swiss Open 2019 setelah menang dua set atas wakil Taipei dengan waktu dibawah 30 menit saja.
Setelah melalu prosesi penyerahan hadiah, Fajar-Rian beserta pemain Indonesia lainnya yang tersisa, Rinov, Pitha, dan Anthony melakukan wawancara singkat dengan Mbak Wid di back court dan mempersiapkan diri keberangkatan mereka ke Bern untuk menghadiri undangan makan malam oleh pihak KBRI Swiss.
Saat sedang berganti pakaian, Rian memandangi Fajar yang sedari tadi terus memegang pipinya kesakitan dan ia memutuskan bertanya kepada kekasihnya itu.
"Kamu kenapa mas? Sakit?", tanya Rian dengan nada khawatir.
"Gak tau dek, sejak tadi awal tanding gigi mas rasanya sakit banget. Tapi mas tahan aja sakitnya tadi...", keluh Fajar dan menyandarkan kepalanya di bahu Rian.
Setelah mendengarkan penjelasan Fajar, Rian pun menghela napasnya lelah dan berkata jengkel, "Kamu sih mas semalem ngegigit aku kasar, mana bekasnya gak ilang-ilang sampe ditanyain mbak wid loh aku tadi..."
Fajar pun yang mendengar kekesalan Rian hanya bisa tertawa dalam hati karena giginya masih terasa sakit sekali. Fajar lalu berdiri meninggalkan Rian dan mengambil jaket turtle neck-nya dari tas raketnya.
"Ini pake jaket mas biar gak keliatan bekas gigitannya dan ntar kamu duduk di bangku depan aja biar Mbak Wid gak makin rewel nanyain bekas gigitan di leher kamu", perintah Fajar tegas sambil memakaikan jaketnya ke Rian. Sang submisif pun mengangguk dan mematuhi perintah Fajar.
Benar saja, selama perjalanan ke KBRI, Rian duduk di bangku depan dan tertidur pulas. Sementara di bangku belakang, ada Mbak Wid yang sedang merekam momen bersama Fajar, Anthony, Rinov, dan Pitha sambil terus meledek Anthony yang tentu saja membuat Anthony terus menghindar dari sorotan kamera Mbak Wid. Suasana rusuh pun tercipta selama perjalanan menuju KBRI.
Selama jamuan makan malam di KBRI, Rian terus saja melirik kondisi Fajar yang terus menahan sakit giginya sehingga ia menyikut coach Herry yang duduk disampingnya.
YOU ARE READING
The Lemonade's
FanficSebuah kisah pendek dua insan manusia yang saling mencintai dalam mengarungi asam garam kehidupan. Oneshot/Twoshot Memungkinkan adanya crackpair tak terduga 😊 BxB AREA!! You've been warned! ⚠️ Enjoy the stories! 😁