Akhirnya bisa update kembali🤗😋
Semoga suka sama part ini. Dan bantu koreksi misal ada typo yaa disini🌸Happy reading!!!
__________
"Apa dengan melakukan ini dia meresponmu?"
Pria yang tengah duduk dengan kedua kaki berada di atas meja menggelengkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan yang diberikan padanya. Sementara itu, asap putih keluar dari dalam mulutnya dengan aroma yang khas jika berdekatan dengan perokok.
"Lalu, untuk apa kau terus mengirimnya bunga saat kau tahu jika dia tidak merespon dirimu?"
Tidak ada jawaban. Hal tersebut membuat ruangan dengan penerangan minim terselimuti kesunyian.
"Kau mau rokok?" ucap pria yang tengah duduk menawarkan. Dan secara tidak langsung perkataannya itu mengarah pada pengalihan pembicaraan.
"Persetan dengan rokok! Aku bertanya serius padamu Mandel!"
"Berisik sekali kau ini," sahut Jordan tenang tanpa menghiraukan raut wajah jengkel dari lawan bicaranya.
"Kau bertanya saat kau sendiri tahu jawabannya." gumam Jordan setelah beberapa saat terdiam.
"Karena cinta?" Ada nada sinis dalam perkataan lawan bicara Jordan.
"Dengarkan aku, jika memang dia masih memiliki perasaan padamu seperti yang kau yakinkan, seharusnya dia memberikan dirimu respon atas apa yang telah kau berikan padanya. Tapi, kebenarannya tidak seperti itu, aku benar?"
"Semua memerlukan waktu," kata Jordan lalu menghela napas panjang. Ia menatap lawan bicaranya dengan tersenyum kecut. "Tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk masalah ini," sambungnya lirih sementara benaknya menerawang apa yang telah ia lakukan di masalalu.
"Aku telah menghancurkan perasaan seseorang yang mencintaiku, dan untuk mengembalikan semuanya menjadi baik-baik saja sudah pasti memerlukan usaha yang keras."
"Kau yakin bahwa apa yang kau lakukan ini karena kau sangat mencintainya?"
Jordan mengangguk mantap, merespon cepat. "Jika tidak, untuk apa aku harus melepaskan pekerjaanku."
"Aku mencintainya, Wesley..." ucap Jordan dengan nada suara yang membuat Wesley menatap pria itu sembari menghela nafas panjang.
"Aku tahu, kau bukan sekedar mencintainya Jordan... tapi, kau sangat mencintainya." sahut Wesley sambil bergerak menepuk pundak Jordan seakan ingin memberi semangat untuk pria itu dalam membawa kembali apa yang seharusnya terjadi.
Jordan mengangguk pelan. "Kau benar," gumamnya.
"Aku sangat mencintai Zee Hancher."
****
Berada satu ruangan yang tak dikenal dan terlalu formal lantas membuat seorang wanita berambut hitam sepunggung itu duduk tidak nyaman di tempatnya.
Di hadapannya orang-orang itu terus berbicara, membicarakan hal yang tidak dapat dipahaminya.
Saham, kerja sama dan apalah itu dia tidak peduli dan tidak ingin tahu juga akan bahasan yang menyangkut bisnis.
Menghela nafas pelan, wanita itu menunduk, menatap jamuan makan malam yang di hidangkan oleh salah satu rekan bisnis dari suaminya tanpa minat.
Tidak terbendung betapa muaknya dia berada disini, bersama dengan orang-orang yang terlihat jelas palsu. Senyum itu, tawa itu, dia tahu bukanlah sesuatu yang dilakukan dengan tulus, melainkan paksaan.
Mereka bertingkah seolah-olah saling merangkul dan bersahabat, namun siapa yang tahu jika mereka bisa menjadi musuh dalam selimut.
"Kehidupan dalam berbisnis sangatlah sulit... karena kamu bisa kapan saja mendapat serangan, entah itu memang dari musuhmu yang sesungguhnya atau orang yang kau anggap sebagai teman. Tidak ada yang dapat di percayai, kecuali dirimu sendiri...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever And Always
RomanceJordan Mandel berada dalam masalah besar. Penyesalan yang menyerangnya setelah menyadari betapa pentingnya Zee hancher dalam hidupnya membuat pria itu menjadi kacau. Kekacauan yang menghadirkan keinginan kuat untuk kembali menarik Zee dalam kehidupa...