Forever and Always| Part 15 He knows?

1.1K 106 3
                                    

Jangan lupa beri vote dan komentar ya 💕💕

Happy reading 💘
________

Tiga puluh menit berlalu, dokter masih belum juga keluar dari dalam ruang rawat Jordan.

Zee bergerak tak sabaran di depan pintu, menunggu hasil dari pemeriksaan dokter.

Memang saat Jordan membuka mata, tanpa banyak berbicara Zee langsung menekan tombol yang akan terhubung langsung dengan dokter yang menangani pria itu sampai kemudian ia diminta keluar ketika dokter tiba untuk melakukan pemeriksaan.

"Dia pasti baik-baik saja," ucap Wesley.

"Dengan luka separah itu?" Zee berdecak, menatap Wesley sinis.

Mana ada orang yang nyaris mati dengan luka disana sini bisa dikatakan baik-baik saja. Wesley benar-benar tidak waras!

"Apa yang kau katakan selama didalam sana hingga bisa membawa kembali kesadaran Jordan?" Wesley bertanya.

"Aku tidak mengatakan apapun," Zee menjawab ketus.

"Benarkah?" Wesley tersenyum kecut, "Tidak mengatakan apa-apa tetapi kau menangis."

Zee mendelik, "Kenapa kau mengurusi hal itu?" sarkasnya.

"Apapun yang berhubungan dengan Jordan, itu akan menjadi urusanku." Wesley menegedikan bahu.

Zee memilih untuk tidak membalas perkataan Wesley karena bersamaan dengan itu dokter yang memeriksa Jordan keluar diikuti dua perawat di belakangnya.

"Tak ada yang perlu di khawatirkan, dia baik-baik saja, tetapi meski begitu pasien masih memerlukan perawatan khusus," jelas dokter menjelaskan. Bahkan sebelum Zee dan Wesley bertanya.

"Apa aku bisa melihatnya?" tanya Zee.

Dokter menggeleng. "Sebaiknya dia istirahat terlebih dahulu, kondisinya masih lemah meski stabil." paparnya.

Zee menundukkan kepala tanpa mengatakan apapun.

"Biarkan dia bertemu dengan pasien, dok..." Wesley bersuara. "Untuk sebentar saja."

Zee menoleh memandang Wesley sebelum berganti menatap dokter yang terlihat ragu.

"Baik, tetapi sebentar saja."

Zee mendesah lega, memandang dokter di hadapannya seraya menarik sedikit senyum kecil.

"Terimakasih dok," gumam Zee. Setelahnya ia bergegas masuk ke dalam ruang rawat Jordan.

Zee berjalan tenang mendekati Jordan yang menyadari akan kedatangannya. Pria itu tersenyum dan Zee mengabaikannya.

"Aku senang kau disini," kata Jordan tepat saat Zee berdiri di samping ranjangnya.

Zee tidak langsung membalas perkataan Jordan. Tatapannya meneliti keadaan pria itu sebelum akhirnya menghela napas panjang.

"Dokter bilang kau harus beristirahat," gumam Zee.

"Aku baik-baik saja," Jordan menjawab.

Zee menaikan alis, "Jangan mengada-ada, lihatlah lukamu begitu banyak," ucap Zee tidak habis pikir.

Jordan melebarkan senyuman, menatap Zee menggoda. "Kau mengkhawatirkan diriku, Zee?"

Zee terdiam, lalu berkata. "Tidak, jangan berharap."

"Benarkah?" Jordan mengerutkan kening.

Zee berdecak, "Lebih baik sekarang kau tidur, kau harus pulih." paksa nya.

"Aku masih ingin berbicara denganmu," Jordan menolak.

"Jangan keras kepala, kau masih memerlukan istirahat agar kondisimu membaik sepenuhnya!" geram Zee.

Forever And Always Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang