Forever and Always| Part 14 ~a Plan

1K 110 15
                                    

Sejak kembalinya ke los angeles, Ey langsung di sibukkan dengan pekerjaannya. Hal ini membuat Zee memiliki kesempatan untuk membuktikan apa yang mengganggunya beberapa hari ini.

Zee memghembuskan nafas lega ketika akhirnya setelah cukup lama menahan diri, akhirnya ia bisa terbebas. Baik dari Ethan maupun pengawal yang selalu membututi dirinya.

Kini Zee seorang diri, tanpa pengawalan. Matanya memandang pada gedung bertingkat yang menjadi tempat di mana orang-orang yang mengalami kecelakaan mendapatkan penanganan.

Zee bergegas masuk ke dalam rumah sakit menuju lantai empat yang dimana salah satu ruangan disana di tempati oleh seseorang yang membuat Zee melakukan hal-hal nekat.

Perasaan lega Zee perlahan meredup ketika lift yang mengantarnya berhenti di tempat tujuannya.

Pintu lift itu terbuka, dan Zee menelan ludah melihat lorong panjang yang sepi di depannya sebelum kemudian memberanikan diri untuk keluar. Melangkah pelan-pelan menuju ruangan yang sudah Wesley beritahu melalui pesan.

Ketika langkahnya semakin dekat, perasaan Zee menjadi tak karuan begitu saja.

Kurang lebih tiga langkah dari ruang rawat Jordan, Zee menghentikan langkahnya. Ada keinginan untuk mundur, memilih kembali pada Ethan. Tetapi jika di pikir kembali, dia sudah melangkah jauh dan usahanya untuk berada disini tidaklah mudah.

Zee mengepalkan tangan, dan memantapkan hati untuk tetap pada keputusannya. Dengan cepat ia kembali berjalan hingga sekarang dirinya berdiri tepat di depan pintu rawat Jordan.

Lagi-lagi Zee harus bergelut dengan pikirannya yang berakhir membawanya larut dalam lamunan.

Zee mengigit bibir, tanpa sadar dia mengambil satu langkah mundur. Mendadak ia merasa ragu untuk masuk ke dalam ruang rawat Jordan.

"Astaga!" Zee terlonjak merasakan sentuhan di pundaknya.

"Kenapa tidak masuk?"

Zee menatap pintu di depannya sebelum kembali memandang Wesley yang memberinya pandangan bertanya.

"Aku baru saja ingin masuk," kata Zee setelahnya dia melangkah maju, membuka pintu ruang rawat Jordan yang temaram.

Wesley tersenyum kecut, "Beruntung aku tidak terlambat," gumamnya pada diri sendiri.

Wesley yakin jika dia terlambat sedetik saja sudah di pastikan Zee meninggalkan Jordan tanpa sempat melihatnya.

Zee melangkah pelan mendekati Jordan yang berbaring tak berdaya di sebuah ranjang.

Dapat di lihat beberapa alat medis melekat pada tubuh pria itu. Zee juga melihat adanya luka-luka seperti goresan di wajah pria itu. Dan tepat saat Zee berdiri di sebelah kanan ranjang rawat Jordan luka yang awalnya terlihat biasa saja justru terlihat mengerikan ketika dilihat dari dekat.

Zee tergugu melihatnya. Lidahnya kelu tatkala melihat keadaan Jordan yang mengenaskan. Bahkan ini lebih parah daripada gambar yang Wesley berikan.

Salah satu luka yang membuat Zee bergidik ngeri adalah jahitan panjang di keningnya. Entah apa yang terjadi sehingga hal ini bisa menimpa pria itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Zee. "Mengapa ia bisa seperti ini?" tanyanya tak habis pikir.

"Mewujudkan apa yang kau inginkan," Wesley yang berdiri di sisi lain ranjang menjawab datar.

Zee mengernyit bingung, "Apa maksudmu?"

"Sejak awal aku sudah mengatakannya pada dirimu, memintamu untuk tidak keras kepala yang akhirnya hanya akan membuatmu bersikap tidak wajar dan berkata yang tidak-tidak." ucap Wesley. "Apa susahnya kau memberi kesempatan pada Jordan, berulang kali aku mengatakan bahwa kesalahannya hanya terlambat menyadari perasaan, tapi kau malah bersikap berlebihan yang membuatnya seperti saat ini."

Forever And Always Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang