Forever and Always| Part 17 ~ Chance

1.1K 103 4
                                    

Happy reading ❤️

_________

Ekspresi gembira layaknya seorang anak kecil yang dikabulkan keinginannya selalu Jordan perlihatkan tepat saat pintu ruang rawatnya terbuka pada pukul dua belas siang.

Jordan akan tersenyum semanis mungkin sebagai tanda senang sekaligus bersyukur ketika Zee kembali datang menemuinya.

Kedatangan wanita itu menjadi kebahagiaan tersendiri. Dan, hari ini, tepat hari ke empat Zee menjenguknya.

"Apa yang kau bawa?" Jordan bertanya antusias tatkala Zee berdiri di sebelah ranjangnya.

"Makan siangmu," jawab Zee sekenanya.

Jordan melebarkan senyuman di wajahnya mengetahui Zee membawakan makanan untuknya lagi. Makanan yang dibuat sendiri oleh wanita itu.

Jordan sendiri masih tidak menyangka dengan apa yang dilakukan Zee meski sebenarnya dia senang dengan hal tersebut.

Di balik sikap ketusnya saat berbicara dengannya, Zee tetap menaruh perhatian pada dirinya.

Wanita itu masih memberikan perhatian untuk kesembuhan dirinya meski di bumbui dengan kata-kata yang menyinggung. Tapi tidak masalah, Jordan bisa memahami. Perhatian Zee dan kesediannya yang selalu menjenguknya sudah cukup bagi Jordan untuk saat ini.

Jordan akan menikmati dan menyusuri apa yang diterima olehnya ini. Hanya saja, setelah sepenuhnya pulih... Jordan bersumpah akan membuat Zee kembali mencintai dirinya. Walaupun sulit, Jordan akan berusaha keras.

Zee adalah cintanya.

"Terimakasih," gumam Jordan.

Zee mengeryit tak mengerti. Pasalnya dia belum memberikan bekal makan siang untuk pria itu.

"Terimakasih sudah bersedia untuk menjenguk diriku."

Seperti mengetahui ketidakpahamannya Jordan kembali membuka suara yang dibalas Zee dengan senyum miring.

"Aku tidak sukarela kesini," kata Zee. "Kau yang memintaku... Ah, tidak. Tapi memaksa." sambungnya mengoreksi.

Jordan tersenyum, "Aku memang membutuhkan dirimu di sisiku Zee." ucapnya.

"Aku mencintaimu," ujar Jordan dengan tatapan serius.

Zee menyodorkan makan siang yang di buatnya pada Jordan tanpa repot-repot membalas perkataan pria itu.

"Habiskan," titah Zee tegas.

"Selama kau yang buat, pasti habis." sahut Jordan sebelum kemudian menyendok makanan yang Zee beri dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Selalu enak," gumam Jordan.

Zee hanya diam menatap Jordan yang memakan makanannya dengan lahap.

"Kau sudah makan?" tanya Jordan di sela-sela melahap makanannya.

Zee menarik kursi kecil di sebelah ranjang Jordan lalu mendudukinya. "Tidak lapar," jawabnya cuek.

"Kau harus makan," kata Jordan.

"Kenapa kau perduli?" Zee memicingkan mata. "Habiskan saja makananmu, kau harus segera pulih." cecarnya.

"Tapi aku tidak mau ketika aku sembuh kau malah jatuh sakit."

Zee menghela nafas, "Jangan khawatir aku baik-baik saja."

Omong kosong jika Zee baik-baik saja. Dia sama sekali tidak baik. Ketakutan tak henti menyergapnya empat hari ini. Semakin hari ketakutan itu semakin besar.

Forever And Always Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang