Polesan make up natural serta dress bewarna peach selutut tanpa lengan menyempurnakan penampilan Zee Hancher pada siang yang terik hari ini.
Tanpa menunjukkan ekspresi di wajah putihnya Zee menatap pantulan dirinya di lemari pakaian yang keseluruhan terbuat dari kaca sehingga ia dengan leluasa dapat memandang seluruh tubuhnya yang terbalut sebuah dress berpotongan sederhana.
Beberapa menit Zee hanya terdiam, lalu ia berusaha menarik bibirnya untuk menampilkan senyuman.
Baru saja Zee berhasil menunjukkan senyumannya untuk hari ini ketika ingatannya teringat sesuatu yang langsung membuat Zee berbalik dan melangkahkan kakinya keluar dari walk in closet. Zee bergegas cepat menuju pintu kamarnya dengan tatkala ia menyadari terlambat untuk mengantarkan Ethan makan siang.
Hal yang sudah dilakukannya selama dua tahun. Namun sebelumnya, apa yang di lakukan olehnya ini mendapat penolakan dari Ethan hingga mereka terlibat pertengkaran.
Ethan dengan berlebihan berpikir jika keinginan Zee dalam mengantarkan makan siang setiap hari ke kantornya akan membuat dia kelelahan. Karena pria itu sama sekali tidak menginginkan apa yang di khawatirkannya terjadi.
Sebenarnya wajar Ethan merasa khawatir, hal itu terbukti dengan jarak mansion dan kantor Ethan yang berada di kota, berbeda dengan mansion-nya yang berada di hutan, jauh dengan jalan raya.
Tetapi, dari sini Zee tidak sendirian ketika akan mengantarkan makanan pada pria itu. Sebab, Ethan sendiri sudah memilihkan salah satu sopir yang ada di mansion untuk selalu sigap jika Zee ingin pergi kemana saja karena Ethan tidak mau lebih tepatnya melarang keras untuk Zee mengendarai mobil sendiri. Di takutkan apa yang terjadi padanya, lebih tepatnya kakinya terulang kembali.
Kejadian yang membuat Zee trauma ketika mengingat kembali hal itu. Dia merasa putus asa saat kondisinya yang begitu buruk. Beruntung Ethan dengan perasaan cintanya selalu menemaninya, membangkitkan kembali semangat dirinya untuk sembuh hingga ia kembali menjadi sosok yang sempurna sekarang.
So, apa yang dilakukan Zee tidak ada apa-apanya, tidak sebanding dengan yang dilakukan Ethan padanya.
"Astaga!" Zee terlonjak kaget ketika di balik pintu kamarnya yang baru saja dibukanya menampakkan Alden Sokko--- tangan kanan dari suaminya.
Reaksi yang Zee tunjukkan lantas membuat Alden berdeham pelan, "Maaf membuat anda terkejut," ucapnya sambil menunduk sopan.
"Tidak apa," sahut Zee setelah mengendalikan diri. "Ada apa Alden?" sambungnya memberi pertanyaan.
Tidak mengulur waktu, Alden mengeluarkan amplop coklat yang ada di balik jasnya pada Zee. "Ini titipan dari tuan Ethan, beliau mengatakan jika itu pesanan anda." katanya menjelaskan yang langsung membuat Zee teringat akan permintaan yang ia ajukan pada Ethan.
"Ah, ya.." gumam Zee sambil mengambil amplop tersebut. "Terimakasih," tambahnya sebelum bergegas masuk ke dalam kamarnya, membawa langkah kakinya memasuki kembali walk in closet.
Zee meletakkan amplop coklat tersebut di atas meja rias yang tak terpakai. Dia menatap cermin meja rias yang menampilkan dirinya sendiri disana dengan senyum yang terlihat jelas dan manis di wajahnya.
Hal itu tidak berlalu lama, karena setelahnya Zee berbalik melangkah meninggalkan walk in closet dan kembali pada tujuan awal.
"Sudah saya siapkan semuanya, nyonya.."
Zee yang baru saja menginjakkan kakinya di lantai satu langsung di hampiri wanita tua berseragam putih hitam yang tak lain adalah pelayan.
Wanita itu mengulurkan tangannya yang menjinjing beberapa wadah yang sudah di susun rapi menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever And Always
RomanceJordan Mandel berada dalam masalah besar. Penyesalan yang menyerangnya setelah menyadari betapa pentingnya Zee hancher dalam hidupnya membuat pria itu menjadi kacau. Kekacauan yang menghadirkan keinginan kuat untuk kembali menarik Zee dalam kehidupa...