Forever and Always| Part 34 ~Movie

869 72 4
                                    

HALOOOOO, APA KABAR? SEMOGA KALIAN SEHAT SELALU YA:)

SO, ADA YANG MASIH INGAT DAN NUNGGU CERITA GAJE INI?
MAAP SEBELUMNYA YA LAMA NGILANG, HEHEHE

TAPI AKU USAHAIN BUAT SELALU BISA NULIS KOK DAN BAKAL TAMATIN CERITA INI.

OKE, BIAR GA LAMA LAGI SELAMAT MEMBACA!!!!

_______________

Hawa dingin yang menusuk tulang lantas membuat Zee semakin menenggelamkan diri dalam selimut tebal berbahan lembut, menghangatkan.

Bibirnya sempat mengukir senyum karena merasa mendapatkan posisi yang tepat untuk melanjutkan tidurnya sampai tak menyadari bahwa setiap pergerakannya tak luput dari pengawasan Ethan yang sudah lebih dulu terbangun.

Mata segelap malam itu menunjukkan tatapan memuja dengan senyum bahagia penuh syukur. Merasa bangga akan pencapaiannya dalam mendapatkan Zee dan memiliki kehidupan pernikahan yang sudah berjalan cukup lama.

Ethan melebarkan senyumannya bersama dengan ingatannya yang menerawang pada saat dimana mereka berdiri di altar dan mengucapkan sumpah pernikahan di depan pendeta serta para tamu undangan.

'Aku, Zee Hancher berjanji untuk selalu bersama suamiku dalam keadaan suka dan duka.'

'Aku menerima suamiku, baik kekurangan maupun kelebihannya.'

Salah satu momen yang Ethan bersumpah tidak akan melupakannya. Setiap kata-katanya, gerak mata Zee ketika menatapnya masih terbayang jelas oleh Ethan.

Keseriusan Zee saat bersumpah di depan pendeta membuat Ethan merasa bahwa dia tidak perlu lagi khawatir akan hal-hal yang selama ini selalu menakutinya.

Karena sejauh ini, Zee selalu menepati janjinya. Entah itu janji akan selalu bersamanya ketika dia terbangun dan kembali ke rumah setelah lelah bekerja. Bukan itu saja, ada janji lain yang Zee katakan padanya pada saat sumpah pernikahan, yakni; tidak akan meninggalkannya.

Cup!

Ethan mengeryit geli tatkala ulahnya yang mencuri kecupan cepat di bibir Zee membuat wanita itu tersentak tapi tidak sampai terbangun.

Dan entah kenapa, melihat hal itu Ethan semakin terpancing untuk membuat ulah kembali.

Sepertinya akan menyenangkan, mendebarkan dan membahagiakan.

"Oh Astaga..."

Posisi tidur Zee yang sebelumnya miring menghadap Ethan berganti menjadi terlentang. Jelas jika dia merasa sangat terganggu oleh ulah Ethan.

Sementara pria itu dengan polosnya tertawa memaksa Zee membuka kedua matanya yang masih berat.

Beberapa kali Zee mengerjapkan mata, mencoba untuk menyesuaikan sebelum menggeliat dan berkata,

"Jam berapa ini?"

"Pukul 6.30," jawab Ethan.

Sontak Zee menoleh ke arah Ethan, saat itu juga ia merasa pasokan udara di sekitarnya menipis hingga sulit rasanya untuk bernafas dengan benar.

Kedekatan dirinya dan Ethan begitu intim. Meski bukan yang pertama atau kedua kalinya tetap saja Zee sering kali merasa sesak dan dadanya berdegup kencang tidak tahu diri.

Hangatnya nafas Ethan yang menerpa wajahnya menjelaskan betapa dekatnya mereka. Mungkin jarak yang ada di antara mereka kurang dari lima centimeter.

Untuk beberapa saat tidak ada satu pun dari mereka yang membuka suara atau sekedar bertukar sapa. Zee dan Ethan tampak saling terpaku dengan mata satu sama lain.

Forever And Always Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang