Maaf jika ada kesalahan penulisan 🙏
Happy reading!!!
__________
"Apa kau gila? Aku tidak bisa pergi begitu saja meninggalkan Ethan!" Zee menggeram rendah ketika Wesley terus saja memintanya untuk kembali menemui Jordan.
"Kau bilang... kau akan melihatnya lagi." Wesley menyahut di balik sambungan telepon.
"Itu benar. Tetapi saat aku memiliki waktu, dan sekarang aku sedang tak memilikinya karena harus bertemu suamiku." Zee membalas.
"Setiap hari kau bertemu dengannya, Zee..." Wesley mengerang. "Jangan beralasan, kemarilah cepat." sambungnya tegas.
Zee menghela napas panjang, "Baiklah," ucapnya malas. "Tetapi dua atau tiga hari lagi karena jika saat ini aku tidak bisa."
Wesley mendengus, "Kau tidak bisa seperti ini. Kau harus melihatnya Zee... kesembuhannya bisa berlangsung cepat jika kau ada bersamanya." kata Wesley. "Percayalah..." lirihnya membuat Zee kehilangan kata-kata.
"Jangan jadikan Ethan sebagai alasan, karena aku yakin semua ini karena sifat keras kepala dan kebencianmu."
Zee mencengkram kuat ponsel miliknya, tak menggubris Wesley yang masih berbicara padanya di sambungan telepon.
Pandangan Zee mengarah pada jalanan di luar sana yang memperlihatkan bangunan besar bertingkat-tingkat. Dia hampir sampai di kantor Ethan.
Zee mematikan telepon secara sepihak lalu pandangannya mengarah pada sopir yang mengemudikan mobil.
"Berhenti." pinta Zee.
Sopir yang mengantar Zee menepikan mobil lalu berhenti berjalan seperti yang di perintahkan.
"Ada apa nyonya?" tanya sopir.
"Tolong putar balik, tujuan kita ke rumah sakit sekarang."
"Baik, nyonya." Tanpa bertanya lagi, sopir itu mulai memutar balik mobil yang di kemudikan nya. Melaju menuju rumah sakit yang di maksud oleh Zee.
__________
"Bagaimana? Apa dia akan menemuiku hari ini?"
Wesley yang baru saja masuk kembali ke ruang rawat Jordan langsung mendapat pertanyaan yang membuatnya menghela nafas. Dia bingung untuk memberi jawaban karena Zee sendiri tidak memberikan kepastian apakah dia akan kembali menemui Jordan atau tidak.
Wesley sudah pasrah untuk selalu memberitahu Zee bahwa tak seharusnya dia seperti itu. Keras kepala, egois dan pendendam.
Padahal Wesley merasa tidak ada ruginya jika Zee menurunkan sedikit rasa kebenciannya pada Jordan. Tetapi, memang sulit untuk membuat Zee mengerti.
Wanita itu akan banyak memberi alasan.
"Kita lihat saja nanti," gumam Wesley seraya menarik kursi kecil di sebelah ranjang Jordan dan mendudukinya seraya memainkan ponsel.
Jordan tersenyum samar, "Aku yakin dia tidak akan kesini karena berpikir bahwa aku ini bukanlah siapa-siapa." gumamnya. "Dia tidak mungkin mau menemui aku si pengecut." Jordan tertawa memaksakan.
"Apa yang kukatakan benar?"
Wesley memandang Jordan lalu mengedikan bahu pelan. "Dia memutuskan telepon begitu saja saat aku memintanya untuk kesini." jelasnya.
Jordan mengulas senyum miring sembari menganggukkan kepala dan akibatnya benturan yang terjadi pada kepalanya dengan trotoar saat kecelakaan kembali menghadirkan rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever And Always
RomanceJordan Mandel berada dalam masalah besar. Penyesalan yang menyerangnya setelah menyadari betapa pentingnya Zee hancher dalam hidupnya membuat pria itu menjadi kacau. Kekacauan yang menghadirkan keinginan kuat untuk kembali menarik Zee dalam kehidupa...