10. Tuan Putri?

3.5K 451 9
                                    

[Mark's POV]

Entah apa yang terjadi air mataku keluar tanpa aku sadari.

"Ma-maafkan hamba yang kotor ini tuan putri", kataku dengan buru-buru.

Aquinsha terlihat panik, ia terkejut karena aku menangis. Astaga, aku menangis!

"Yaampun, Mark! Kenapa kamu menangis? Astaga astaga ada apa?", Aquinsha membantu tubuhku yang mulai menjadi lunak ini berdiri.

"Aku menculik putri raja, aku akan dipenggal ketika kembali, maafkan hamba Yang Mulia Raja", aku sudah hampir kehilangan kesadaran, tubuhku terasa lemah sekali. Seperti jelly.

"Heiii!! Yang meminta kan aku! Pikirkan saja aku ingin jalan-jalan dan menyewamu sebagai pengawalku!! Lagipula aku ini gadis biasa kok!", Aquinsha berteriak langsung ke telingaku, dan mencubit lenganku kencang, karena sakit dan terkejut kesadaranku langsung kembali.

"Oh, benar juga, aku bisa mengaku sebagai pengawal ya", kataku tiba-tiba tepat setelah tersadar. Lalu aku menghapus air mataku. Memalukan memang.

Aquinsha menghembuskan napas kesal.

"Panggil saja aku Aquinsha! Tidak usah pakai tuan putri segala, kita sama-sama manusia kok, seumuran juga"

Aku memperhatikan Aquinsha yang sedang kesal. Setelah mengingat apa yang telah kami lewati 2 hari ini, Aquinsha yang seorang putri kerajaan tidak menolak tidur dengan kasur kecil dibagi dua, bahkan masuk kedalam kamar kosku yang seperti kapal pecah itu.

Karena mengingat hal itu, aku tersenyum simpul.

"Ahahaha maaf, baiklah Aquinsha."
Melihat reaksiku, Aquinsha segera berbalik.

"Nah, begitu"

'Lagipula kami sedang berpetualang, jabatan itu tidak penting saat ini, yang pasti kami ini rekan', batin Mark.


[Author's POV]

"Hei sepertinya tidak mungkin tuan putri masuk sejauh ini kedalam hutan, disini kan banyak monster", bisik Riko kepada Akin.

"Aku juga berpikir begitu awalnya. Tapi melihat sifatnya putri, ia bahkan bisa pergi lebih jauh lagi", balas Akin sambil memutar bola matanya.

"Hah? Mana mungkin kan? Dia itu seorang putri terhormat loh", balas Savier, salah satu knight yang berusia paling muda. Diikuti anggukan dari Riko.

"Beberapa minggu terakhir ini wajah putri seperti menyiratkan bahwa jiwanya sudah pergi dari tubuhnya", jelas Akin seraya mengelus rambutnya yang panjang dikuncir itu.

Riko dan Savier saling bertukar pandang. "Iya juga sih, biasanya putri kan selalu melihat latihan tanding kita, tapi sekarang ia sering mengurung diri dikamar"

Akin, Riko, dan Savier berjalan semakin masuk ke dalam hutan, lalu mereka terkejut ketika menemukan gelang emas dengan simbol kerajaan terjatuh dan terinjak Riko.

Akin segera memungut gelang itu dan wajahnya berubah menjadi pucat.

"Ini kan gelang milik tuan putri!"

Mereka bertiga meneguk ludah. Lalu saling berpandangan.

"Tidak mungkin kan? Hahaha", Riko tertawa sambil menggaruk kepalanya.

"Hahahaha"

"Hahaha"

"Haha"

"Mati kita"


[Author's POV]

Ini sudah hari ke-5 perjalanan Mark dan Aquinsha, sekarang mereka sedang berjalan-jalan mencari makanan di desa.

"Untung kita mendapat penginapan", ucap Aquinsha lega.

"Iya tapi harganya mahal, bikin sedih saja", jawab Mark lesu.

"Cuma 15 perak kok! Murah itu", balas Aquinsha agak terkejut.

"Kita dirampok tahu, mana ada harga penginapan segitu", Mark masih tidak rela dengan 15 koin perak yang dipakai hanya untuk menginap 1 hari.

"Tapi penginapan itu kan besar, bahkan ada 2 ranjang, didalamnya ada dapur juga, jadi kita bisa memasak", jelas Aquinsha.

"Yah... tetap mahal untukku"

Aquinsha tertawa kecil, lalu ketika ia menemukan sebuah toko alat-alat, ia mengajak Mark untuk masuk.

"Kita mau beli apa disini?", tanya Mark sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Peta, pisau, dan tas untukku", jawab Aquinsha santai.

"Buat apa pisau?"

"Setelah keluar dari daerah ini, kata kepala desa kita harus melewati tempat yang agak mengerikan kan, yang jelas akan susah menemukan makanan, jadi mungkin kita harus memasak", balas Aquinsha, lalu ia meminta barang-barang tadi kepada penjaga kasir.

"Totalnya 2 perak", kata penjaga toko sambil menyerahkan barang-barang kepada Aquinsha. Dan ia langsung membayar.

"4 perak itu gajiku selama sebulan", kata Mark sambil mengambil barang-barang yang dibeli Aquinsha.

"Aku tidak tau harus membalas apa hahaha", balas Aquinsha.

Heroes Of AvanireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang